Bahan PA Seksi Namaposo Minggu 30 Juli (8 Set. Trinitatis) 2023
Nas : Pengkhotbah 3:1-14
Usul doding/lagu : Indah pada waktu-Nya
Tema : Untuk segala sesuatu ada waktunya
Tujuan : Agar pemuda memahami bahwa segala sesuatu ada waktunya selama di bumi tetapi kehidupan bersama dengan Tuhan adalah untuk selama-lamanya.
Indah pada waktunya
Pernahkah kita berangan-angan sekiranya bisa ingin “memutar sang waktu” kembali untuk mengulang beberapa peristiwa menyedihkan atau menyenangkan di masa lampau dalam kehidupan ini agar kita mampu memperbaiki ataupun mengalaminya sekali lagi? Firman Tuhan dalam nas ini mengingatkan kita bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Masa adalah suatu kurun waktu tertentu yang ada awalnya dan ada akhirnya. Yang dimaksud “segala sesuatu” dalam nas ini meliputi tiga hal (ayat 1-8) yaitu: 1). Kegiatan sehari-hari seperti menanam-mencabut; merombak-membangun; merobek-menjahit; mencari untung-merugi. 2). Kejadian yang melibatkan perasaan seperti menangis-memeluk; tertawa-meratap; mengasihi-membenci; berbicara-berdiam diri. 3). Peristiwa kehidupan seperti lahir-meninggal; perang-damai. Hal yang sama juga kami alami yakni pada waktu anak-anak kami masih kecil, kami sering bersepeda dengan mereka. Namun, masa itu tidak selalu ada; sekarang mereka sudah besar dan tidak lagi bersepeda bersama kami. Oleh karena itu, menurut Raja Salomo tindakan yang terbaik menyikapi masa hidup ini ialah dengan berlaku bijak.
Orang bijak menurut nas ini adalah orang yang memercayai bahwa rancangan Tuhan adalah kehendak-Nya yang terbaik meski terkadang “sakit” ia rasakan (ayat 11); orang yang dapat mensyukuri masa hidup yang Tuhan sediakan baginya (ayat 13); ia juga tidak mudah mengeluh karena ia tahu bahwa Tuhanlah yang merencanakan masa hidupnya yaitu hidup untuk kemuliaan-Nya (ayat 14). Yang penting untuk diingat adalah Tuhan meminta kita untuk dapat menggunakan masa hidup ini dengan sebaik-baiknya karena sekali masa hidup kita itu lewati maka “ia tidak akan kembali” lagi (ayat 22). Masa hidup kita ini ada dalam perhitungan-Nya karena Dialah Tuhan yang mengatur “segala sesuatu” tersebut menjadi indah bagi kita.
Masa hidup kita masing-masing berisikan kehendak dan pemeliharaan Tuhan oleh karena itu, percayakan kepada-Nya. Maksud pengkhotbah, semua kejadian dalam alam dan dalam hubungan manusia, telah diatur dalam ritme demikian. Menerima ritme hidup. Perenungan pengkhotbah bisa dianggap frustrasi. Hidup sudah diatur begitu rupa oleh Tuhan, tidak lagi ada kebebasan. Bisa juga dianggap sesuatu yang positif. Hidup teratur di tangan Allah, aman, terpola punya makna. Jadi dari frustrasi, pengkhotbah bisa bersukacita. “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”.
Kehendak Allah. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan-Nya. Kepada manusia diberi pengertian berupa akal dan pikiran melebihi ciptaan lain. Juga dalam hal menikmati hidup ini. Justru dengan menyadari bahwa segala sesuatu di tangan Allah dan diatur sesuai kehendak-Nya, kita belajar mengakui ketergantungan kita akan Dia.
Semua ada waktunya yang terkadang terjadi tanpa diduga-duga. Hal yang membahagiakan bisa datang tiba-tiba dan sebaliknya dukacita juga bisa datang tiba-tiba. Maka, menjalani hidup perlu ada keseimbangan, seperti timbangan yang beratnya sama dikedua sisi. Jika kita berjalan tidak seimbang, maka kita akan jatuh. Bagaimana agar kita dapat menjalani hidup dengan seimbang dalam setiap situasi? Kita harus belajar menerima kenyataan yang terjadi, kita tidak bisa mengendalikan hidup yang kompleks ini, tetapi kita bisa mengendalikan diri menghadapi setiap kenyataan hidup yang ada.
Jika sedang bahagia, lakukanlah dengan sewajarnya, tidak harus berlebihan sampai-sampai itu menjadi alat bagi kita untuk tinggi hati, namun terimalah dengan sewajarnya dengan tahu mengucap syukur kepada Tuhan. Demikian halnya dengan dukacita yang datang, hadapilah dengan sewajarnya, tidak ada gunanya menyikapi secara berlebihan. Tetapi serahkanlah semuanya kepada Tuhan yang penuh kuasa. Tidak selamanya kita beruntung adakalanya kita merugi, tidak selamanya kita tertawa ada kalanya kita menangis. Untuk segala sesuatu ada waktunya.
Hasoman Namaposo yang terkasih di dalam Yesus Kristus Tuhan kita, dalam hidup kita, mungkin kita pernah menyesali sesuatu hal pada hidup kita. Mungkin tentang waktu, mungkin tentang perkataan, mungkin tentang keputusan, mungkin tentang tindakan atau yang lain. Yang sudah terjadi, biarlah demikian. Kita tak dapat melakukan apapun untuk hal yang sudah terjadi. Yang dapat kita lakukan adalah tentang waktu ke depan, supaya kita tidak mengulangi hal yang sama untuk apa yang kita sesali dan juga sedapat-dapatnya belajar banyak hal untuk kesalahan yang sudah kita perbuat. Waktu muda adalah waktu untuk mencoba banyak hal positif. Marilah kita mempergunakan waktu yang ada yang sudah diberikan Tuhan, dengan bertanggungjawab dan penuh syukur. Amin.