PENGANTAR
Apakah kita pernah melihat seorang anak berguling-guling, berteriak-teriak, dan memaki-maki orangtuanya ketika orangtua tidak membelikan mainan keinginannya? Atau anak memaki-maki ketika orangtuanya menghentikan film atau gadget yang sedang ditonton anak atau menghentikan anak yang sedang asyik bermain serta menyuruh anak itu mandi? Adapula orangtua dipanggil kepala sekolah karena anaknya memukul temannya. Terkadang ada anak yang membuat kerusuhan sebuah permainan yang sedang berlangsung. Ada juga anak yang sering mencuri uang orangtua atau barang-barang mainan temannya.
Anak-anak seperti ini sering disebut sebagai anak-anak yang memiliki karakter sulit (nakal). Jika tidak mendapat perhatian orangtua atas karakter seperti ini bisa berdampak kejahatan anak semakin bertambah. Bahkan bisa terjadi anak bermasalah hukum. Anak pelaku tindak kekerasan terhadap temannya bahkan membunuh mungkin bisa terjadi. Pernah kita mendengar anak SMP membunuh anak balita? Ia tergoda membunuh karena tontonan kekerasan yang dia lihat setiap hari.
MASA ANAK ADALAH MASA PEMBENTUKAN KARAKTER
Masa anak adalah masa pembentukan karakter yang baik. Pertumbuhan karakter anak perlu mendapat perhatian serius orangtua. Peran orangtua dalam hal ini tidak tergantikan oleh siapapun dan apapun. Kesibukan orangtua sering membuat turunnya perhatian terhadap tumbuh kembang anak, secara khusus pertumbuhan karakter.
Pertumbuhan karakter anak dimulai dalam keluarga. Orangtua berperan sebagai pendidik utama dalam pertumbuhan karakter anak. Anak, terutama yang masih kecil, meniru perilaku orangtua yang dia lihat sehari-hari. Orangtua yang kurang sabar menghadapi anak, akan membentuk karakter anak kurang sabar menghadapi berbagai kesulitan. Anak cenderung menjadi pemarah dan berkelakuan kasar. Memang sintong ma hata podah na matua, na mangkatahon: “manjaga horbo saratus urahan humbani mandidik sada anak”. Ternyata mendidik anak bukanlah pekerjaan yang mudah. Orangtua lang sungkup mansahapkon na madear dompak anakni, tapi mambere contoh na madear marhitei parlahou na iidah sidea. Sada contoh na madear lobih marguna humbani saratus sahap na ipadas orangtua dompak anakni.
Sebenarnya, tidak ada anak terlahir nakal. Anak lahir ibarat kertas putih. Orangtua dan lingkungan membentuk karakter anak melalui pengalaman anak di dalam keluarga dan juga dalam lingkungan dimana anak dibesarkan. Terkadang orangtua tidak mampu memahami kemauan anak. Orangtua memaksahon songon harosuh ni dompak anak mambahen anak manggila anjaha manlawan dompak orangtuani. Ada juga orangtua yang terlalu memanjakan anak, memberikan kebebasan pada anak untuk berbuat apa yang dia inginkan tanpa pengawasan. Anak berbuat sesuka hati tanpa ada yang melarang. Anak-anak yang tanpa pengawasan orangtua cenderung terjatuh dalam berbagai tindakan kenakalan.
POLA ASUH ANAK BERBEDA SETIAP ZAMANNYA
Dunia kehidupan anak pada zaman sekarang ini sudah jauh berbeda dengan pengalaman orangtua pada masa kanak-kanaknya. Hansipe sonai gati orangtua mambahen cara mandidik anakni domu hubani pengalamanni sonaha orangtua ni mandidik ia sanggah anak-anak na mambahen gati terjadi bentrok antara anak pakon orangtua. Apalagi pada zaman sekarang ini, sudah banyak hal yang mempengaruhi pemikiran anak melalui media sosial yang dia tonton dan juga melalui berbagai permainan game online yang membentuk karakter anak.
Terkadang orangtua kaget menghadapi prilaku anak yang berbicara kasar, kotor dan melawan orangtua kalau keinginannya tidak dipenuhi. Orangtua pun marah, merasa tersinggung dan menganggap anak tidak menghormati orangtua dan tidak menghargai perjuangan orangtua yang sudah membesarkannya. Tak heran, banyak orangtua yang akhirnya memukul anak yang melawan dengan maksud supaya anak menjadi jera. Tindak kekerasan seperti ini tidaklah menjadi solusi anak menghentikan perbuatannya. Sebaliknya anak akan semakin tidak menaruh hormat pada orangtuanya serta menganggap orangtuanya tidak mencintainya. Apalagi dalam pemikiran anak-anak yang masih kecil, kasih sayang orangtua dirasakan melalui perlakuan orangtua kepadanya.
CARA MENDIDIK ANAK BERKARAKTER SULIT
Membangun Komunikasi Yang Baik
Mendengarkan keinginan anak dan berdiskusi bersama. Komunikasi orangtua dan anak merupakan hal yang penting supaya tercipta hubungan yang baik antara anak dan orangtua serta saling memahami. Orangtua tidak memaksakan kehendaknya sebaliknya memperhadapkan anak pada pilihan-pilihan yang membentuk anak bersikap mandiri, yang kelak akan membangun anak bertumbuh dewasa di dalam mengambil sebuah keputusan, dan terhindar dari berbagai tindakan ikut-ikutan yang bisa berdampak kerusakan bagi masa depan anak. Melalui diskusi terssebut, anak memahami pikiran orangtua mengapa orangtua melarang sehingga anak akan semakin menghormati orangtua dan menghargai kekuatiran orangtua terhadap anaknya.
Menghentikan Tindak Kekerasan Baik Fisik Maupun Verbal
Sabar terhadap kelakuan anak yang tidak dikehendaki orangtua. Tindakan kekerasan, seperti mencubit, memukul anak bahkan memaki anak bisa berdampak fatal terhadap mentalitas anak. Anak menjadi berkelakuan kasar, atau sebaliknya menjadi penakut, pendiam dan mengalami trauma. Anak bertumbuh tidak sehat baik jasmani maupun rohani. Anak merasa orangtua tidak sayang kepadanya dan akan mencari orang dan tempat yang dianggapnya dapat menyayanginya. Anak bisa jatuh ke dalam tempat yang salah, yang dapat menghancurkan masa depannya.
Mengajak Anak Belajar Dari Berbagai Pengalaman
Mengajak anak belajar dari berbagai pengalaman. Pengalaman adalah guru terbaik. Orangtua mengajak anak untuk belajar melalui kisah-kisah yang terjadi yang dihadapi oleh anak-anak. Misalnya orangtua menceritakan kisah anak nakal yang berakhir tragis. Hidupnya melarat dan dipenjara karena kejahatannya. Sebaliknya anak-anak yang berdisiplin, mendengarkan nasihat orangtua menjadi anak yang sukses di masa depan. Orangtua porlu mendidik anak marlajar humbani kegagalan anjaha totap bersabar, akhirni mamboan anak sukses bani masa depan.
Memahami Cara Berpikir Anak
Cara berpikir yang berbeda sering membuat terjadi pertengkaran antara anak dengan orangtua. Orangtua menganggap anak tidak memahami susahnya orangtua bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup anaknya. Orangtua memaksahon songon pikiran pakon harosuhni na maningon idalankon niombah. Akhirnya anak berontak dan melawan karena keinginan anak berbeda dengan kehendak orangtua. Orangtua perlu memahami apa yang diinginkan anak. Anak akan merasa orangtua penuh perhatian kepadanya. Sikap seperti ini akan menjauhkan dari situasi pertengkaran antara orangtua dan anak. Anak-anak yang diasuh dalam suasana damai, akan terhindar dari berbagai pertengkaran dan itu akan membentuk karakter anak lebih tenang dan penyabar.
PENUTUP
Hal yang perlu diingat orangtua adalah bahwa setiap anak berbeda, maka jangan pernah membanding-bandingkan anak yang satu dengan saudaranya yang lain atau dengan anak-anak yang lain karena hal itu bisa berdampak buruk dalam pertumbuhan karakter anak. Anak bisa bersikap negatif pada dirinya dan bersikap cemburu yang bisa memperburuk karakter anak menjadi nakal. (bgs/hks)
Pdt. Dr. Rohny Pasu Sinaga (Dosen STT Abdi Sabda Medan)