1. Mandoding Haleluya No. 237:1
Roh ham bai Jesus, roh ham botul, tangar hata-Ni jalo bujur.
Na roh do Jesus pagoluh ham, asal porsaya ham.
Malas do uhurta in use, ai borsih humbani dousa pe.
Sai roh ma hita hu surga in, ai sonang do ijin.

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Markus 9:43
“Anggo sangsi ho halani tanganmu, rotap ma in. Ai dearan do marsada tangan ho masuk hu hagoluhan, humbani na mardua tangan masuk hu naraka, hubagas apuy na so ra miloh,”

“Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;”

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kata “menyesatkan” (dalam bahasa Simalungun diterjemahkan: sangsi) dalam bahasa Yunani disebut skandalizō, yang artinya menaruh sebuah perangkap atau jerat di jalan yang akan dilalui seseorang, sehingga membuat orang itu tersandung. Melalui Markus pasal 9, Tuhan Yesus memberi peringatan tentang menyesatkan orang lain dan menyesatkan diri sendiri. Untuk menjelaskan tentang pentingnya agar tidak menyesatkan diri, Tuhan Yesus memakai perintah untuk memenggal tangan yang menyesatkan sebagai sebuah kiasan yang bersifat hiperbol. Pesan utama yang hendak disampaikan Tuhan Yesus adalah bahwa segala hal yang membuat seseorang terjatuh ke dalam dosa harus langsung disingkirkan. Ayat ini tidak boleh secara harfiah diterjemahkan untuk hidup yang ekstrem. Sesungguhnya dosa adalah masalah hati. Jika kita memotong tangan kanan, masih ada tangan kiri yang dapat melakukan dosa. Dan jika kita memotong semua anggota tubuh, masih ada pikiran dan hati yang dapat berbuat dosa. Maka kita melihat bahwa sesungguhnya yang Tuhan inginkan adalah keaktifan kita melawan segala sesuatu yang akan menjauhkan kita dari Tuhan. Sebab pencobaan datang melalui tangan dengan apa yang kita lakukan, melalui kaki dengan tujuan kita pergi, dan melalui mata dengan apa yang kita lihat. Aktif melawan dosa sangat perlu kita lakukan karena bila tidak, nerakalah yang akan menjadi bagian kita (Markus 9:47). Untuk itu kita perlu melatih diri agar tidak kehilangan upah imannya.

Selanjutnya melalui ayat harian ini, Tuhan Yesus menekankan pentingnya untuk masuk ke dalam hidup. Ungkapan ini sejajar dengan Markus 9:47, yaitu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Istilah-istilah ini merupakan lawan kata neraka dan dipahami sebagai mengacu kepada hidup orang yang diselamatkan di dalam kerajaan kekal. Neraka merupakan terjemahan dari kata Yunani geenna yang merupakan peralihan dari kata Ibrani gê hinnōm, yang artinya “lembah Hinnom.” Lembah ini terletak di barat daya Yerusalem dan dikutuk karena pernah menjadi tempat penyembahan dewa Molokh. Tempat itu kemudian menjadi tempat pembuangan sampah kota, di mana api terus berkobar, dan memusnahkan sampah itu menjadi abu. Sampah dan kotoran yang dibuang di situ juga pasti banyak berulat. Di dalam pemikiran Yahudi, lembah itu menjadi lambang dari tempat penghukuman kekal. Tuhan tidak menghendaki umat-Nya melakukan dosa.

Oleh karena itu, dengan tegas ayat harian ini menegaskan bahwa bila ada orang yang menyebabkan orang lain berdosa, maka ia harus menerima ganjaran (Markus 9:42). Bahkan bila salah satu anggota tubuh kita menyebabkan kita berbuat dosa, Tuhan menyuruh kita untuk membuangnya. Bagi kita yang telah memiliki anugerah yang menyelamatkan, berdoalah senantiasa agar kita tidak jatuh ke dalam dosa. Hiduplah dalam damai dan kasih dengan orang lain. Jangan mencari hal-hal besar, tetapi hiduplah dalam kerendahan hati. Semua hal ini kelihatan sederhana, tetapi akan mendatangkan upah bagi kita. Amin.

5. Mandoding Haleluya No. 238:1-2
Sai hu lobei-Mu Tuhanku, huuseihon uhurhon;
Sai pasiat Ham tonggongku, pakon ganup iluhkon.

Husolsoli do uhurhu, na gok dousa in tongtong;
Ai buei ari-aringku hu parambur-ambur tong.

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS