Bahan PA Seksi Namaposo Minggu 13 Agustus 2023 (10 Set. Trinitatis) 

Nas : Amsal 27:1-2

Usul doding/lagu : Sgala Puji Syukur

Tema : Pujian yang benar

Tujuan : Agar pemuda tidak bersikap memuji diri sendiri melainkan melakukan segala sesuatu senantiasa dengan sebaik-baiknya dan biarlah orang lain yang memuji pekerjaan pemuda adalah baik.

 

Pujian hanya kepada Tuhan

Bagaimana cara memelihara hubungan baik? Dengan menjaga sikap dan bicara. Jangan menyinggung perasaan atau melukai hati orang lain. Kesukaan memuji diri seakan dapat melakukan segalanya (ayat 1-2), dapat merusak hubungan. Orang yang demikian seolah menganggap hanya dirinya yang hebat. Siapa yang senang menghadapi orang semacam itu? Maka lebih baiklah bila orang lain yang memuji kita. Menimbulkan sakit hati dengan bersikap bodoh juga dapat mengganggu hubungan (ayat 3). Alkitab sering mengaitkannya dengan tidak takut akan Allah. Ia berbuat sekehendak hati, tanpa peduli batas. Allah saja tidak dia takuti, apa lagi orang lain! Lalu siapakah yang dapat tahan menghadapi orang yang demikian (bdk. Ams. 17:12, 19:3)

Jangan juga kita menjadi penyebab kecemburuan (ayat 4). Iri hati atau cemburu bagaikan racun yang menggerogoti tubuh dan menghancurkan sukacita (Ams. 14:30). Kita sendiri harus menghindari iri hati karena iri hati adalah dosa dan menjadi sumber perbuatan jahat (Yak. 3:16). Bagaimana seharusnya sikap kita? Orang yang bersalah harus kita tegur dengan baik (ayat 5-6). Jangan di hadapan orang lain. Musa dan Tuhan Yesus juga mengajarkan demikian (Im. 19:17; Mat. 18:15). Jangan enggan melakukannya karena lebih mementingkan hubungan baik terpelihara atau takut bila orang itu memusuhi kita. Ingatlah bahwa bila kita tidak menegur kesalahannya, itu sama dengan membenci dia! Padahal seharusnya kita mendorong dia untuk hidup benar (Gal. 6:1). Lagi pula seorang kawan yang baik pasti lebih suka menerima teguran dengan maksud membangun (Mzm. 141:5).

Orang yang bagaimanakah yang kita inginkan menjadi kawan kita? Orang yang hanya ingin bersenang-senang dengan kita, atau orang yang menginginkan yang terbaik bagi kita, meski ia harus menanggung risiko dibenci? Tentu kita memilih yang kedua. Jadilah orang yang demikian juga bagi orang lain! Nas ini memberikan kita nasihat bagaimana bersikap dalam keseharian. Pertama, kita jangan bersikap sombong berkenaan dengan hari esok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Begitu pula jangan menyombongkan diri tentang kehebatan sendiri, dan biarlah orang lain yang memuji (1-2).

Kemudian nas ini mengajarkan kita berhati-hati tentang perasaan kita, terutama perasaan negatif. Sakit hati manusia merupakan sesuatu yang terasa berat, terutama sakit hati yang ditimbulkan orang bodoh (3). Perasaan negatif lain yang sangat berat adalah perasaan cemburu, bahkan lebih parah dari panas hati dan murka (4). Amsal 14:30 berkata “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” Adalah baik kita menjaga jangan terus menimbun sakit hati dan cemburu, karena pada akhirnya hanya akan mencelakan diri sendiri.

Amsal memberikan saran yang tepat. Mengapa kita tidak boleh memuji diri tentang hari ke dapan? Karena kita tidak tahu akan masa depan kita. Hanya satu hal yang kita tahu tentang masa depan kita, yaitu suatu hari kelak kita pasti akan mati dan meninggalkan semua yang ada di dunia ini kecuali Tuhan Yesus datang terlebih dahulu. Saat Tuhan Yesus datang pun kita tidak bisa membawa kebanggaan duniawi kita. Kita seharusnya mendasarkan hidup kita pada hal yang pasti dan bukan yang tidak pasti. Mungkin ada yang berkata “ada banyak ketidakpastian dalam hidup ini. Jadi haruskah saya menjadi orang yang pesimis?” Tentu tidak demikian. Tuhan sudah memberikan kita janji penyertaan dan janji keberhasilan melewati setiap pencobaan dalam hidup. Ini justru menguatkan kita dan membuat kita menjadi orang yang optimis.

Hasoman Namaposo, marilah kita menjalani hari-hari kehidupan kita dengan tulus. Dengan hati yang tulus ingin memuliakan Tuhan, dan tidak berpikir tentang pujian kepada diri sendiri. Jika kita tulus memuji Tuhan, maka tentu saja apapun itu akan kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan. Kalaupun kita tidak dilihat orang, bahkan tidak diperhitungkan orang lain, kita seperti tersembunyi, tidak populer, bagi kita itu bukanlah masalah, yang penting Tuhan semakin dikenal, dimuliakan oleh semakin banyak orang. Biarlah melalui hidup kita, Tuhan sendiri yang dipuji, lalu yakinlah Tuhan sendiri yang akan mengangkat kita. Amin.