1. Mandoding Haleluya No. 264:1
Sada do na porlu bangku, Jesus bere Ham ma au.
Atap aha na dong bangku, seng na boi pasonang au.
Ge arta ge sangap, ganup habayakon,
seng boi in mamboan au hu hasonangan.
Ai anggo ma dapot na sasada in,
sai malas uhurhu hinorhon ni in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Samuel 16:7
“Tapi nini Jahowa ma dompak si Samuel, “Ulang ma tonggor rupani barang togap ni badanni, ai seng ia sipilihon-Ku; ai seng songon pangidah ni jolma pangidah ni Jahowa; anggo jolma rupa do iidah, tapi anggo Jahowa uhur na ibagas ai do iidah.”

“Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: ”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ayat harian bagi kita hari ini adalah bagian dari kisah pemilihan dan pengurapan Daud menjadi raja atas Israel, menggantikan raja Salomo. Pemilihan itu dipimpin langsung oleh Allah, melalui nabi Samuel. Pemilihan itu tidak terlalu berjalan mulus, karena harus melewati seleksi yang tidak gampang. Karena pemilihan itu dipimpin langsung oleh Allah, tentu Allah yang menjadi penentunya. Tetapi karena Samuel diutus untuk mengerjakan pemilihan itu, maka pandangan Samuel mempengaruhi penilaiannya. Ia menyangka, anak sulung Isai, yaitu Eliab, yang akan diurapi Allah menjadi raja. Ketika ia melihat Eliab dan berpikir, “Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapiNya” (ayat 6), saat itulah Tuhan membalasnya dengan mengatakan, “… Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya.” Kita perhatikan frasa kata, “… Aku telah menolaknya,” yang menandakan bahwa saat Samuel baru saja berpikir bahwa Allah akan mengurapinya, Allah ternyata sudah memutuskan untuk menolaknya.

Allah mendahului nabinya, Samuel. Keputusan Allah juga mendahului pikiran Samuel. Allah telah memutuskan bahwa seseorang yang hatinya layak menurut Allahlah yang diurapiNya, sebab Ia melihat hati. Apa yang luar biasa dari hati manusia? “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan,” kata Amsal 4:23. Kehidupan kita bisa terpancar dari apa yang ada di dalam hati kita. Sedangkan Mazmur 57:8 mengatakan, “Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.” Jadi, nyanyian dan mazmur kita itu berasal dari hati yang siap. Betapa jujurnya hati itu sebenarnya. Ia menggambarkan diri kita apa adanya. Inilah yang dilihat Allah. Ia mempersiapkan hambaNya dengan cara menguji hatinya.

Jemaat Tuhan,
bagaimana dengan hati kita saat ini? Apakah kita sedang senang hati? Atau, saat ini kita sedang patah hati? Jangan-jangan, ada dari kita yang baru saja sakit hati? Jika tidak, bisa jadi dari kita ada yang sedang tawar hati? Atau, kita sering melakukan yang namanya, “lain di mulut, lain di hati”? Apapun itu, kita harus selalu menyirami hati kita ini dengan Firman Tuhan. Sambil kita menjalani hidup kita dengan hati-hati. Latihlah diri kita untuk bermurah hati dan membiasakan hidup kita untuk tidak “dikasih hati minta jantung.” Jagalah hati kita, karena dari situ terpancar kehidupan, dan Allah melihat ke situ. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 79:1+3
Jesus Kristus in do Raja, ipabangkit Naibatanta.
Manggomgomi hajojor, manggomgomi hajojor.
Janah ganup hajolmaon ningon Bani do marTuhan.
Iakuhon in botul, iakuhon in botul.

Naibatanta sahalakSi, Jesus hansa usihanNi.
Anak pakon Bapa in, Anak pakon Bapa in.
Seng be morot paratasNi, seng marsibar be goluhNi.
Tong do gomgomanNi in, tong do gomgomanNi in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS