1. Mandoding Haleluya No. 388:1-2
Ham o Naibatangku na manompa au, ai na loja dagingkon,
ibaen goluhkon; sai bulinsah au.
Seng dong i tanoh on haporusanku.
Pitah Ham do haposankin, togu Ham au na loja on.
Pitah Ham do haposankin, togu Ham au na loja on.
Ham o Tuhan Jesus, na manobus au, ai na pusok uhurhon,
ibaen dousangkon, sai holsohan au.
Seng dong i tanoh on, haporusanku.
Pitah Ham do haposankin, togu au na marhoru on.
Pitah Ham do haposankin, togu au na marhoru on.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Rom 8:15
“Ai seng ijalo nasiam tonduy jabolon ase mangulaki biar, tapi tonduy anak do ijalo nasiam; marhitei in do hita mardilo: “Abba, Ham Bapa!”
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
bulan Agustus adalah bulan di mana setiap elemen masyarakat di Indonesia merayakan momen kemerdekaan. Banyak hal yang dilakukan dalam rangka memeriahkan momen ini, sejak dari tingkat desa, sampai tingkat pusat, semuanya melakukan banyak persiapan untuk memeriahkan perayaan kemerdekaan ini. Agaknya ini menjadi hal yang normal, karena momen ini mengingatkan kita pada sebuah momen kemerdekaan, di mana bangsa kita memperoleh kebebasannya sebagai bangsa yang merdeka. Tidak ada lagi penjajahan, tidak ada lagi ketertindasan, tidak ada lagi tekanan, karena sejak 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia bebas dari penjajahan dan menjadi bangsa yang merdeka. Maka, tidak mengherankan perayaan ini selalu membawa suasana kegembiraan, dan selalu diwarnai kesemarakan yang terlihat dan terasa dalam setiap lapisan bangsa Indonesia.
Jemaat Tuhan,
nas kita hari ini juga mempercakapkan hal-hal yang berhubungan dengan orang percaya yang telah menerima pembebasan dari Allah melalui Yesus Kristus. Bahwa umat percaya di Roma diingatkan kembali akan keberadaan mereka yang bukan lagi komunitas orang yang terjajah, terkekang, budak yang dirampas kebebasannya oleh penjajah, tetapi mereka adalah kumpulan orang yang percaya yang sudah merdeka. Lalu, apa yang selama ini mengekang dan menjerat umat yang percaya? Dosa dan kuasa Iblis ternyata tanpa disadari telah merenggut kebebasan mereka. Bahwa keberadaan dosa juga telah memutuskan kemerdekaan mereka, dan memutuskan hubungan mereka dengan Tuhan Yesus. Lalu, setelah mereka mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dunia, maka keadaan mereka diubahkan. Tadinya mereka terbelenggu dalam kuasa maut dan terjajah oleh dosa, serta dirajai oleh Iblis, maka setelahnya Allah, melalui Anak-Nya, mengubah situasi tersebut. Allah menyajikan hidup yang baru bagi mereka. Tidak ada lagi penindasan, tidak ada lagi perbudakan, tidak ada lagi keterikatan, karena saat Allah memberikan Anak-Nya kepada dunia, maka pada saat itu jugalah manusia itu memperoleh keselamatan.
Lalu, selain keselamatan yang diterima oleh manusia, apa yang selanjutnya akan terjadi pada manusia itu? Dalam hal ini rasul Paulus mengatakan bahwa Allah memberi mereka Roh yang terbebas dari ketakutan, dan Roh yang melayakkan mereka untuk memanggil Abba, Bapa. Relasi yang terbangun adalah relasi anak dan bapak, relasi yang merdeka, yang tidak diwarnai dengan ketakutan. Bahwa ketika umat percaya memanggil-Nya dengan kata Abba, itu artinya hubungan yang erat telah terjalin, bahwa itu juga berarti setiap orang yang percaya memperoleh hak sebagai anak yang diberikan oleh bapaknya. Lalu, hal apa yang akan diterima oleh umat yang percaya dari Bapanya tersebut? Jawabannya adalah keselamatan dan hidup yang kekal. Anugerah ini dimiliki setiap orang yang telah dibebaskan oleh belenggu dosa, yang telah tidak terikat lagi dengan hal-hal yang membuat dirinya terpuruk dan semakin jauh dari Bapa. Hal inilah yang akan dirayakan oleh umat percaya yang ada di kota Roma.
Jemaat Tuhan,
kemerdekaan yang diberikan Allah kepada umat yang ada di Roma ternyata juga sudah kita terima hari ini. Bahwa kemerdekaan yang diberikan melalui Yesus Kristus menyebabkan kita terbebas dari maut, hukuman, dan perbudakan. Lalu oleh kasih-Nya, Tuhan Yesus juga mengutus seorang misionaris ke tanah Simalungun, memperkenalkan Injil kepada kita, dan kemerdekaan itu semakin nyata dalam kehidupan kita. Hingga saat ini, kita dapat memanggilnya Abba, Bapa, adalah karena anugerah Tuhan saja. Inilah momen kemerdekaan yang sesungguhnya, karena kita menjadi ahli waris dari Allah dan memperoleh keselamatan dari-Nya. Untuk hal yang demikian, sepatutnyalah kita menyemarakkan itu dengan sukacita penuh. Perayaan kemerdekaan yang memperlihatkan buah melalui sikap dan karakter kita, sebagai umat yang telah dimerdekakan dengan menjadikan kemerdekaan itu melalui tindakan yang selalu setia, hormat, dan taat pada-Nya, yang menjadi Abba yang memerdekan kita. Amin.
5. Mandoding “Ya Abba, Bapa”
Ku mau cinta Yesus selamanya. Ku mau cinta Yesus selamanya.
Meskipun badai silih berganti dalam hidupku,
Ku tetap cinta Yesus selamanya.
Ya Abba, Bapa, ini aku anak-Mu, layakkanlah seluruh hidupku.
Ya Abba, Bapa, ini aku anak-Mu, pakailah sesuai dengan rencana-Mu.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS