1. Mandoding Haleluya No. 107:1-2
Irikkon nasiam ma Au, sonai nini Tuhanta.
Sai parnalang ma dirimu, hatangKu malah harga.
Sai mambur bahenlah ganup, parlahoumin na so talup.

Au do palihar dalanmin, na dompak hagoluhan;
Ai seng be kahou langkahmin, daoh pakon hamagouan.
Au parhiteian na bujur, bai hasonangan na botul.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Podah 22:8
“Halak na manabur hagedukon maningon sabionni do hamagouan, anjaha sai maripuk do tungkot hajungkatonni ai.”

“Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
curang (Bahasa Simalungun = geduk) berarti tidak jujur, tidak lurus hati atau tidak adil. Kecurangan berarti perihal curang, ketidakjujuran, atau ketidakadilan. Kecurangan, ketidakjujuran, atau ketidakadilan dilakukan oleh orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Kecurangan telah terjadi di mana dan kapan saja, serta hal yang bisa kita lihat dan dengar, bahkan mungkin kita lakukan. Pengalaman kita sehari-hari menunjukkan bahwa ada orang-orang yang melakukan kecurangan dengan tujuan tertentu. Sebagai contoh, seorang pedagang bertindak curang dengan mengurangi bobot batu timbangan ketika menjual barang dagangannya kepada pembeli agar ia memperoleh keuntungan besar. Seorang siswa menyontek pada waktu menjawab soal ujian agar nilainya baik dan lulus. Seorang saksi dusta menyampaikan kesaksian yang tidak benar untuk memperoleh sesuatu atau untuk menyelamatkan diri.

Ayat harian ini mengingatkan kita bahwa siapa menabur kecurangan akan menuai bencana. Orang yang berbuat curang, tidak jujur, dan tidak adil maka niscaya akan memperoleh hukuman yang setimpal dengan tindakan kecurangannya. Orang yang berbuat curang akan menuai bencana. Orang yang tidak jujur niscaya akan kehabisan dan kehilangan tongkat amarahnya. Jika seseorang melakukan kejahatan kepada orang lain, maka ia akan memperoleh atau menghadapi kejahatan pada waktu-Nya. Apabila seseorang mencurangi, berbuat tidak adil, berbuat tidak jujur, atau berbuat tidak benar, ia niscaya akan menuai akibatnya tepat pada waktu yang ditentukan oleh Tuhan.

Dalam ayat harian ini juga diingatkan tentang kekuasaan yang dimiliki oleh orang fasik dengan menggunakan kecurangan. Ternyata kekuasaan yang dimiliki oleh orang fasik itu akan pudar, hilang, atau bahkan lenyap sama sekali. Tongkat kekuasaannya pun akan hilang musnah atau binasa. Tongkat amarah orang fasik atau orang tidak benar akan lepas dari genggaman tangannya, akan binasa. Hal itu karena Tuhan tidak berkenan terhadap orang-orang fasik yang tidak lurus jalan hidupnya. Lebih jelas hal ini dituliskan dalam Yeremia 48:17, “Ratapilah dia, hai semua yang ada di sekitarnya, hai semua yang mengenal namanya! Katakanlah: Sungguh, sudah patah tampuk kekuasaan, tongkat keagungan itu!” Jadi, kalau Tuhan menghendaki, tidak ada seorang raja pun yang dapat mempertahankan tongkat kekuasaan dan mahkotanya.

Dengan penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa di dunia ini tidak ada seorang raja pun yang dapat melestarikan atau melanggengkan kekuatan dan kekuasaannya. Jika Tuhan kehendaki, semua raja di bumi dapat kehilangan tongkat kekuasaan atau tongkat kehormatannya dalam sekejap. Sebaliknya kita yakin bahwa Firman Tuhan pasti terjadi. Janji Tuhan pasti digenapi. Penggenapan firman Tuhan pasti dilaksanakan tepat pada waktu-Nya. Tepat pada waktu yang ditetapkan oleh Tuhan. Pekerjaan Tuhan yang maha dahsyat pasti dilaksanakan dengan sangat sempurna. Dalam pelaksanaan pekerjaan Tuhan tidak ada kecurangan. Namun sebaliknya penuh dengan keadilan dan kebenaran. Dalam Ulangan 32:4 dikatakan, “Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.” Tuhan Allah Bapa yang setia dan luar biasa pasti melakukan pekerjaan-Nya dengan penuh hikmat dan sempurna. Dalam melakukan pekerjaan-Nya, Tuhan pasti tidak mempunyai maksud jahat bagi umat-Nya.

Oleh karena itu, berbahagialah kita yang tidak menabur kecurangan dan menjauhkan diri dari sifat buruk orang fasik. Berbahagialah kita yang tidak berbuat curang dan jahat. Berbahagialah kita yang menjauhkan diri dari perilaku dan perbuatan jahat, curang, bohong, menipu, tidak benar, dan tidak adil. Berbahagialah kita yang senantiasa menabur benih kebajikan dengan penuh hikmat, akal budi, dan pengetahuan yang dikenan oleh Tuhan. Pada waktunya, Tuhan pasti menyediakan musim tuai, yaitu musim panen dari buah-buah iman, keadilan, dan kebenaran. Tuhan niscaya memberkati kita dan semua orang yang percaya dan lurus hati dan jalan perbuatannya. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 115:1+4
Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin,
padingat-dingat ma tongtong nidok ni Tuhanmin.

Ambungkon humbai uhurmin na so margagan in.
Ganup na humbai Tuhan in ramot ma jaga in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS