1. Mandoding Haleluya No. 108:1-2
Sanggah holong tong Tuhanta, na mangidah hita on.
Imbang hita ma dirinta tanda jora hita on.

Sai tundali na madorsa, sai dompakkon Naibata.
Tanda na tongon porsaya ho bai Tuhan Naibata.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Hosea 6:6
“Ai idop ni uhur do na Huharosuhkon, sedo galangan, panandaion pasal Naibata, sedo galangan situtungon.”

“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pesan yang disampaikan ayat harian ini kepada umat Israel adalah pertobatan yang sungguh-sungguh. Karena kasih Allah kepada umat-Nya adalah kasih yang kekal, bukan kasih yang sesaat. Karena itu, seharusnya respons bangsa Israel adalah dengan sikap taat yang tidak berkesudahan. Yang dikehendaki Allah ialah sikap hidup yang penuh pengenalan dan kasih kepada Allah. Pertobatan yang sungguh-sungguh itu juga harus disertai bukti yang nyata, yaitu meninggalkan dosa. Hal yang dulu dilakukan tanpa perasaan bersalah, sekarang menjadi sesuatu yang dijauhi. Dengan tegas nabi Hosea menyampaikan bahwa Allah tidak menginginkan pertobatan palsu. Di bibir mengaku dosa, tetapi hati tetap menikmati kejahatan; atau bertobat bukan untuk sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan, tetapi hanya demi terhindar dari konsekuensi dosa. Orang demikian jelas hidup dalam kemunafikan. Dalam Hosea 5:15 disebutkan akan adanya teguran Allah dan harapan-Nya akan pertobatan Israel, maka umat Israel mengaku dosa dan bertobat.

Ternyata dalam konteks Hosea pasal 6 ini, pertobatan Israel itu palsu. Dalam Hosea 6:1-3 dituliskan bahwa dalam doa pertobatan Israel tersebut, tidak ada pengakuan dan penyesalan sungguh-sungguh akan dosa-dosa mereka. Sebaliknya, Israel hanya menekankan kebesaran kasih Allah tanpa mengungkapkan kenyataan bahwa Allah membenci dosa. Di mata Tuhan, pengakuan Israel itu bukan pertobatan sejati. Bahkan ibadah korban untuk memohon pengampunan pun tidak lebih dari sekadar perbuatan ibadah lahiriah saja (Hosea 6:4-6). Kenyataannya mereka masih melakukan praktik dosa. Israel masih tidak menghormati isi ikatan perjanjian Sinai (Hosea 6:7). Israel tetap melakukan tindakan kejahatan yang lama, yaitu kaum imam bagaikan penjahat yang menghadang darah dan melakukan perbuatan-perbuatan mesum yang menjijikkan (Hosea 6:8-10); mereka melakukan beragam perbuatan dosa, seperti merampok dan menjarah (Hosea 7:1); bahkan mereka menipu dan menjerumuskan para pemimpin negara untuk semakin bergelimang dalam dosa (Hosea 7:3-7).

Dengan jelas nabi Hosea menginginkan bahwa Israel benar-benar berbalik kepada Allah dan meninggalkan segala dosa-dosa mereka. Kata berbalik berasal dari bahasa Ibrani “syub” yang berarti “bertobat,” yaitu pertobatan yang mempunyai makna perubahan pikiran, pandangan, dan sikap hidup. Itulah sebabnya mengapa Allah tidak menyukai korban sembelihan dan korban bakaran yang diberikan umat Israel, karena tidak diikuti dengan pikiran, sikap hidup, dan iman yang benar-benar tertuju kepada Tuhan. Pengenalan mereka kepada Tuhan hanyalah pengenalan yang sementara. Mereka berpikir bahwa dengan memberikan korban bakaran dan korban sembelihan, maka hukuman Tuhan akan berlalu dari mereka. Mereka lupa bahwa pengenalan akan Tuhan adalah pengenalan yang harus datang dari segenap hati dan pikiran, sehingga dalam memberikan persembahan korban bakaran dan korban sembelihan juga adalah cerminan dari hidup dan iman yang sungguh kepada Tuhan. Oleh karena itu, mari kita tetap hidup dalam pengenalan yang semakin sempurna kepada Tuhan. Tuhan Yesus pernah mengatakan kepada para muridNya dalam Matius 5:48, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Mengenal Allah dengan baik dan benar akan semakin membuat kita meninggalkan segala dosa serta semua yang tidak dikehendaki Allah, dan semakin memantapkan diri untuk melakukan semua kehendak serta perintah Allah dari hati yang tulus dan dari iman yang sungguh. Itulah hidup yang benar-benar memberikan korban yang sesungguhnya, yang berkenan bagi Allah. Amin.

 

5. Mandoding Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) No. 264:1
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada rela sujud dan sungkur?
Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan,
bila tiada hati tulus dan syukur?
Ref.:
Ibadah sejati, jadikanlah persembahan.
Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS