Kepala Bidang Pelpem GKPS Pdt. Relson Girsang, S.Th, MM berfoto bersama dengan peserta pelatihan di depan gedung Sumatera Trash Bank. (Foto: Pelpem GKPS)

PEMATANG SIANTAR. GKPS.OR.ID. Daya beli serta kesejahteraan masyarakat yang kian meningkat merupakan beberapa tanda dari kondisi ekonomi yang baik pada suatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Namun, secara bersamaan, hadirnya kondisi baik ini juga membawa konsekuensi lainnya, yakni permasalahan sampah yang sekarang telah menjadi tantangan dunia. Maka dari itu, diperlukan kerjasama dalam melakukan waste management yang melibatkan semua pihak, termasuk gereja.

Istilah waste management mengacu pada segala upaya atau tindakan untuk mengelola sampah sebelum mencapai Tempat Pembuangan Akhir (TPA), antara lain 3 R, yakni recycle/ mendaur ulang sampah, reduce/mengurangi produksi sampah, reuse/menggunakan kembali barang yang kualitasnya masih layak.

GKPS melalui Departemen Pelayanan Bidang Pelayanan Pembangunan (Pelpem) terpanggil untuk ambil bagian dalam hal tersebut, dengan mengadakan perkunjungan dan pelatihan waste management pada Selasa-Rabu, 22-23 Agustus 2023, di Recycling Village, desa Timbang Jaya, Bukit Lawang, Langkat, Sumatera Utara.

Pelpem GKPS mengikutsertakan Pengurus Seksi Namaposo (pemuda) dan Pengurus Bank Sampah RBM Bah Sulung dalam kegiatan ini.

Recycling Village dipilih sebagai lokasi perkunjungan dan pelatihan dikarenakan kampung ini dibangun dari daur ulang sampah plastik, yang kemudian dipadu dengan tanah dan bambu, dan semuanya dibeli dari masyarakat dari Bukit Lawang.

Selama dua hari di Recycling Village, Riahdo Girsang, Jansinar Damanik, Johari Girsang, Eko Sinaga, Pdt. Asri Purba (Pendeta Pemuda di Distrik IX), Pdt. Hamonangan Sinaga (Pendeta Pemuda di Distrik I), St. H. Sinaga dan Ipo Sunarsya Malau dari RBM Pos Bah Sulung, Pdt. Hotmaida Malau, Pdt. Relson Girsang, serta Pdt. Jenny R. C. Purba, dibagi ke dalam tiga kelompok yang khusus belajar pembuatan eco bricks, ecological building dan waste management, di trash bank dan penanganan sampah organik di rumah kompos.

Namira Purba dari Ketua Yayasan Sayap Proyek Indonesia dalam pengantar kegiatan ini menyampaikan bahwa penyumbang sampah terbesar adalah sampah rumah tangga. Untuk itu sangat dibutuhkan pemilahan sampah yang benar, yang dimulai dari rumah.

Ditambahkannya visi kita bersama adalah zero waste, yang dimulai dari diri kita sendiri. Ia pun mengapresiasi langkah yang dilakukan Departemen Pelayanan GKPS sembari berharap melalui kegiatan edukasi waste management ini, pemuda GKPS dan para generasi Z, dapat mempersiapkan program eko-diakonia yang lebih komprehensif, salah satunya melalui bank sampah. (bgs/hks)

 

Pewarta: Pdt. Relson Girsang