
1. Mandoding Haleluya No. 309:1
Au sol dohor Bamu Ham Naibata.
‘Ge pe manaron au huporsan ma.
Mandoding do au on mamuji Ham tongtong.
Lambin dohor Bamu dohor Bamu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 143:1
“Mazmur Daud. Ya Tuhan, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu!”
“Psalm ni si Daud. Ham Jahowa, tangihon Ham ma tonggongku, tangar Ham ma elek-elekku; romban hubani hasintongan ampa hapintoron-Mu, balosi Ham ma ahu.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
doa adalah nafas kehidupan orang percaya. Namun bagaimanakah seringkali praktik daripada doa-doa kita? Apakah yang ada dalam pikiran dan hati kita ketika kita mengatakan “Ya Tuhan, dengarkanlah doaku?” Mungkin yang ada dalam hati kita adalah, “Tuhan, bebaskanlah aku dari masalahku sekarang” atau “jauhkanlah semua penderitaanku,” bukan? Hidup dalam penderitaan dan kesulitan memang tidak menyenangkan dan melalui doa kita menginginkan agar segera dibebaskan dari segala sesuatu yang sangat memberatkan hidup kita di dunia ini. Akan tetapi dengan keinginan yang mendesak seperti itu kita sering lupa akan suatu kebenaran yang menjadi dasar utama kehidupan kita selaku orang Kristen, yaitu bahwa kita adalah anak-anak yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus dan ini tidak berarti bahwa kita adalah orang-orang yang sudah terbebas dari atau tanpa penderitaan dan pergumulan hidup. Dengan kata lain, selama kita hidup, penderitaan dan kesulitan pasti selalu ada, namun cara kita memandangnya tidak lagi sama seperti pandangan dunia yang tidak percaya kepada Yesus Kristus.
Tuhan Yesus Kristus telah datang untuk menyembuhkan setiap luka dan kesakitan, membenarkan segala kesalahan dan mengalahkan maut dengan rela menderita serta mengorbankan hidup-Nya sendiri demi kita. Seyogyanya kita juga harus rela memikul salib seperti Kristus dan tidak bermimpi bahwa dengan mengikut Kristus maka hidup kita tidak lagi menghadapi kesulitan dan penderitaan. Kesetiaan kepada Kristus tidak berarti bahwa hidup kita akan selalu ceria dan penuh tawa seolah-olah tidak ada lagi persoalan. Melainkan kita harus selalu mampu melihat segala persoalan dan problem kehidupan dalam terang iman dan menghadapinya bersama dengan Kristus. Dan untuk itulah kita selalu membutuhkan doa sebagaimana Daud dalam nas hari ini. Untuk menyelamatkan kita, Tuhan Yesus rela dan bersedia menanggung serta memikul beban dosa-dosa kita melalui penderitaan-Nya di kayu salib. Untuk itu, Tuhan Yesus juga sangat mengutamakan doa agar memperoleh kekuatan dari Allah Bapa-Nya menghadapi semuanya itu. Dan selaku pengikut-Nya, kita juga harus tetap menyadari bahwa perjalanan hidup kita adalah sama seperti Kristus.
Pemazmur dalam nas hari ini berdoa kepada Tuhan untuk mendengarkan doa dan permohonannya, “dalam kesetiaan dan keadilan Allah.” Demikian jugalah selayaknya doa-doa kita. Kita dalam doa memohon kepada Tuhan bukan seturut dengan kehendak dan keinginan kita maupun cara kita, melainkan berlandaskan kebaikan dan kasih setia Tuhan yang mengatasi segala sesuatu yang dapat kita pikirkan dan pahami. Dan dalam doa yang demikian, kita harus mempercayai bahwa Tuhan Yesus mengasihi kita dan pasti menjawab doa kita serta bekerja untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan Allah. Oleh karena itu, penderitaan dan kesulitan tidak akan pernah berakhir selama kita hidup, namun melalui semuanya kita dapat dituntun semakin dekat kepada Yesus dan semakin belajar dari-Nya tentang arti mengikut Dia dan memikul salib. Yang pasti, Tuhan selalu mendengar dan menjawab doa-doa orang percaya. Dan dalam semuanya itu yang utama dan terpenting adalah, “Apakah kita percaya Dia?” Allah akan selalu datang menolong kita bila kita berseru pada-Nya dalam doa dan Dia akan bertindak dengan cara-Nya sendiri. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 307:1
Bani na martonggo ahu, hu Bamu o Tuhankin.
Ajar Ham ma au manjalo ganup na binere-Mu.
Mangakuhon songon Jesus bani sitaranon-Niin.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuh-Mu Tuhan.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS