Minggu 15 Set. Trinitatis, 17 September 2023

Nats                 : Matius 7: 1-5

Usulan Lagu    : Kucinta Keluarga Tuhan

Tema               : Jangan Menghakimi

Tujuan             : Agar pemuda tidak membangun opini menghakimi orang lain, melainkan pemuda suka melakukan apa yang berkenan bagi Tuhan.

 

Do Not Judge

Menghakimi berarti membuat pemisahan tajam antara dua hal yang pada prinsip atau hakekatnya memang berbeda dan berani mengatakan bahwa yang ini adalah benar dan yang lainnya salah. Seringkali kita salah memahami arti menegur dan menghakimi. Mungkin kita juga sering merasa bahwa kita hanya menegur orang lain agar orang itu menjadi lebih baik lagi, tetapi ternyata kita malah cenderung menghakimi orang lain. Menegur itu sifatnya memberitahu sedangkan menghakimi sifatnya menyalahkan. Contoh menegur: tidak seharusnya anda berbuat begitu. Itu tidak benar. Contoh menghakimi: perbuatan anda salah, tidak boleh begitu. Kita cenderung menilai dan menghakimi orang lain, tetapi membela diri sendiri. Sebagaimana kita memperlakukan orang lain, demikian Tuhan akan memperlakukan kita. Ukuran yang kita pakai kepada orang lain, akan diukurkan juga kepada kita. Tuhan ingin persekutuan orang beriman tumbuh dalam kesucian. Sikap yang diperlukan bukanlah saling menghakimi, tetapi saling mengoreksi untuk membangun bersama.

Dalam nats ini, Tuhan Yesus melarang kita untuk menghakimi (Ay.1). Maksud Tuhan bukan berarti kita tidak usah memperdulikan kesalahan orang lain dan membiarkan ia hidup dalam kesalahan. Ia juga tidak bermaksud bahwa Allah melarang adanya lembaga peradilan. Kita harus menghakimi diri kita sendiri, dan menghakimi perbuatan sendiri, tetapi tidak boleh menghakimi saudara kita, tidak boleh bersikap sok berkuasa atas orang lain, karena kita sendiri juga tidak ingin mereka bersikap demikian terhadap kita. Pedoman yang kita pegang adalah tunduklah seorang kepada yang lain. Janganlah banyak orang mau menjadi guru (Yak. 3:1). Janganlah kita duduk di kursi penghakiman dan menjadikan perkataan kita sebagai hukum bagi semua orang. Maksud Tuhan, kita tidak boleh menghakimi dengan menggunakan ukuran yang keras dan tidak bertujuan untuk memulihkan. Ia juga melarang kita menghakimi dengan standar ganda: ukuran yang lunak dan rendah untuk diri sendiri, ukuran yang keras dan terlalu tinggi untuk orang lain. Karena manusia cenderung melihat sisi negatif dari segala hal. Bahkan terkadang cenderung mencari-cari hal negatif dari setiap keadaan dan juga mencari-cari kesalahan orang lain, tanpa melihat kesalahannya sendiri (Ay. 3-4).

Kemudian (Ay. 5) jelas menunjukkan bahwa kita perlu menggunakan kapasitas penilaian kita dengan baik, asal tidak munafik. Salah satu bentuk kemunafikan adalah suka mencela orang lain dengan ukuran atau standar kebenaran buatan diri sendiri atau orang lain, yang bukan dari Tuhan. Oleh karena itu nasihat Tuhan Yesus harus disimak baik-baik. Pertama, Yesus mengajarkan agar jangan kita menghakimi orang lain. Hanya Allah yang memiliki hak untuk menghakimi manusia karena Dialah Sang Pencipta yang mengetahui luar dalam ciptaan-Nya sendiri. Kedua, kita semua manusia berdosa, memiliki kelemahan masing-masing. Waktu kita menghakimi orang lain, kita sebenarnya sedang membuka diri untuk dihakimi juga. Ketiga, orang yang suka menghakimi orang lain tanpa ia sadari telah menempatkan diri sebagai Tuhan yang Maha Tahu akan kesalahan orang lain. Ia lupa bahwa jangan-jangan dirinya memiliki kesalahan yang jauh lebih besar daripada kesalahan orang yang ia hakimi.

Ada satu pelajaran yang diberikan oleh Tuhan kepada kita pemuda yaitu, “Jika kita ingin menjadi yang terbesar, maka kita harus menjadi yang terkecil di antara yang lain,” menjadi hamba bagi yang lain. Jika kamu ingin menjadi yang terbesar di mata Allah, maka kamu harus menjadi yang terkecil di antara saudara-saudara seiman. Semakin kamu merasa berharga di dalam penilaian pribadi, atau di mata orang lain, maka semakin tidak berarti dirimu di mata Allah. Koreksilah diri kita terlebih dahulu sebelum kita menilai orang lain, apakah hidup kita sudah benar di mata Tuhan? Mengakimi bukanlah cara terbaik untuk menilai seseorang, cara terbaiknya adalah dengan menegur dengan kasih supaya ia kembali ke jalan yang benar.