
1. Mandoding “Hati S’bagai Hamba”
Ku tak membawa apapun juga, saat ku datang ke dunia.
Ku tinggal semua pada akhirnya, saat ku kembali ke surga.
Inilah yang ku punya hati s’bagai hamba.
Yang mau taat dan setia padaMu Bapa.
Ke manapun ku bawa hati yang menyembah,
dalam roh dan kebenaran sampai s’lamanya.
Bagaimana ku membalas kasihMu?
S’gala yang kupunya itu milikMu.
Inilah yang ku punya hati s’bagai hamba.
Yang mau taat dan setia padaMu, Bapa.
Ke manapun ku bawa hati yang menyembah,
dalam roh dan kebenaran sampai s’lamanya.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Rom 2:29
“Tapi Jahudi na sintong, ai ma Jahudi parbagas ai, anjaha parsunaton na botul, ai ma na ibagas uhur ai, marhitei Tonduy sedo marhitei surat ni titah. Sisonai ma dapotan puji-pujian, sedo humbani jolma, tapi humbani Naibata do.”
“Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
salah satu keuntungan yang kita peroleh dalam Kristus yaitu adanya citra diri kita yang harus didasarkan pada identitas baru yang kita miliki di dalam Kristus. Amsal 1:7 berkata, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.” Kebijaksanaan dimulai dengan pemahaman dasar tentang siapa Allah dalam kaitannya dengan siapa kita. Menyadari berdaulatnya Tuhan atas hidup kita, membuat kita “takut” akan Dia — untuk merasakan kekaguman dan penghormatan terhadap kekudusan-Nya dan keinginan untuk memuji serta menyembah Dia karena Ia layak. Dengan menyadari hal ini, kita mengetahui bahwa setiap orang adalah istimewa. Tuhan memiliki rencana bagi kehidupan setiap orang, dan Ia mengasihi kita tanpa syarat. Allah telah memberi kita kepribadian yang unik, bakat, dan kemampuan agar dikembangkan dalam diri kita, dan tujuan khusus untuk apa kita berada di bumi ini. Tuhan mengenal kita jauh lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri (Mazmur 139:1-4). Identitas seperti inilah yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Roma melalui ayat harian ini. Secara pribadi, rasul Paulus mempunyai keistimewaan dengan mendefinisikan apa yang diperlukan untuk menjadi benar-benar Yahudi. Paulus terlahir sebagai orang Yahudi, hidup sebagai seorang Farisi yang taat (Filipi 3:4-7) dan beriman kepada Kristus demi keselamatannya. Ia lebih dari cukup memenuhi syarat untuk mengatasi masalah ini. Tapi dengan tegas dikatakan bahwa keyahudian sejati bukan sekadar soal kelahiran dan sunat. Demikian pula, sunat tidak dilakukan secara lahiriah dan fisik. Keyahudian sejati, untuk dimasukkan ke dalam umat Allah, terjadi secara batiniah. Sunat yang sejati adalah tentang keikhlasan hati seseorang. Sunat itu dilakukan “oleh Roh,” bukan menurut aturan dan hukum buatan manusia.
Paulus mengatakan bahwa sunat hati ini, yaitu pengudusan sebagai anggota keluarga Allah, dilakukan oleh Roh Kudus. Hal ini dikatakan Paulus untuk menjelaskan peran Roh Kudus dalam keselamatan. Jika rasul Paulus mengacu pada pekerjaan Roh Kudus, maka ia hendak menjelaskan bahwa Tuhanlah yang mempunyai inisiatif pertama, sehingga manusia memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, rasul Paulus berkata seseorang yang disunat menurut keinginan rohnya sendiri, bukan dengan mengikuti persyaratan mekanis, “perintah hukum taurat.” Atau, maksud rasul Paulus adalah bahwa sunat hati ini adalah tentang mengikuti semangat hukum dan bukan tentang isi hukum.
Paulus menegaskan bahwa keyahudian harus tulus dari dalam hati orang percaya yang dinampakkan dalam perbuatan ke luar. Prinsip dasar ini juga berlaku dalam iman Kristen. Label dan perilaku bukanlah hal yang penting; imanlah yang mengidentifikasi kita sebagai orang beriman sejati. Bila ikhlas, seseorang disunat hatinya dan dikuduskan bersama umat Tuhan, maka orang itu dipuji oleh Tuhan. Bagaimanapun, Tuhan mengetahui hati kita. Marilah kita mengedepankan hati yang tulus dan ikhlas mengikut Tuhan dengan semangat mengandalkan kekuatan Roh Tuhan yang bekerja bagi kita. Orang yang demikianlah yang dapat menaikkan pujian yang tulus dan diperkenankan Tuhan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 343:1-2
Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon.
Na doyuk kahou magou au, hape maluah do.
Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin.
Salosei hape utangkin, ibaen layakni in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS