1. Mandoding Haleluya No. 145:1-2
Ringgas hita rup, manogu ganup,
na pag manendel, na hengkeng hobal,
bai Hatani Tuhan, na sangap tongtong
rosuh-Ni ma bahen i dunia on.
Sai ulang be da mabiar ganup,
boiskon ma da gogoh-mu ganup!
Age roh sibolis lao mandorab ho,
sai tatap ma Jesus na lampou gogoh.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Lukas 10:3
“Laho ma hanima. Songon biribiri do hanima Husuruh hu tongah-tongah ni begu.”
“Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ayat harian ini adalah bagian dari pengutusan Tuhan Yesus kepada tujuh puluh orang murid untuk pergi ke setiap kota dan memberitakan Kerajaan Allah. Sebelum Yesus mengutus para murid-Nya pergi memberitakan Injil, Ia telah terlebih dahulu menunjukkan bahwa Ia memiliki kuasa yang lebih besar daripada siapapun. Hal ini ditunjukkan Tuhan Yesus dengan melakukan empat mukjizat (Lukas 8). Tuhan Yesus juga memberikan teladan kepada mereka melalui pengajaranNya dan juga memberikan keyakinan bahwa Ia memiliki kuasa yang besar dan mampu melakukan apapun. Dengan demikian mereka tidak perlu takut ataupun khawatir ketika Tuhan Yesus mengutus mereka untuk melayani. Bagi mereka yang diutus Tuhan Yesus pada saat itu, pengutusan itu merupakan sebuah kehormatan dan penugasan mulia. Ada hal yang baru yang harus mereka lakukan, yaitu “menyembuhkan orang sakit” dan “katakanlah kepada mereka, “Kerajaan Allah sudah dekat kepadamu.””
Dalam melaksanakan misi dan pelayanan itu, Tuhan Yesus memperingatkan tujuh puluh orang tersebut tentang perlawanan dan penolakan. Dalam ayat ini dijelaskan tentang medan pelayanan yang akan dihadapi. Mereka yang diutus adalah bagai domba dalam rimba belantara penuh serigala yang siap menerkam. Dari perkataan Yesus ini juga disebutkan bahwa jati diri para murid Yesus atau duta-duta-Nya adalah seperti domba. Sebagaimana domba tidak menakutkan, tidak mematikan, tidak membahayakan, tidak melakukan kekerasan, demikianlah kehadiran orang-orang kristiani sebagai utusan-Nya. Berhadapan dengan kuasa anti Kristus, orang kristiani berada pada posisi rapuh, lemah, tidak berdaya, jika mengandalkan kekuatan diri sendiri. Medan kehidupan para murid Yesus ada di tengah-tengah serigala. Karena nama Yesus, mereka akan diserahkan ke majelis agama, disesah majelis agama, dan digiring ke penguasa dan raja. Selain itu, diserahkan saudaranya untuk dibunuh, ayah menyerahkan anaknya, anak menyerahkan ayahnya, mereka akan dibenci karena nama-Nya. Mereka akan mengalami apa yang telah Yesus sendiri alami. Mengalami kesukaran, ancaman, teror, diskriminasi kekerasan, pengucilan, pengusiran, permusuhan, kebencian, penganiayaan, penyesahan dan puncaknya pembunuhan. Penguasa agama, politik bahkan dari keluarga dekat siap menerkam dan mencabik-cabiknya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
menghadapi medan seperti itu, Tuhan Yesus tidak meninggalkannya para murid-Nya sebagai yatim piatu. Ia akan tampil sebagai Pembela Agung. Maka tidak perlu khawatir. Pembelaan-Nya tepat waktu. Pembelaan akan dikaruniakan pada saat-Nya. Dengan perintah Tuhan Yesus ini, juga menjadi penjelasan bahwa mengikut Yesus itu mengalami proses atau yang kita sebut sebagai proses pemuridan. Dalam proses pemuridan tersebut, walaupun merupakan pengalaman “pahit,” tetapi kesempatan tersebut harus dijadikan kesempatan dan kesaksian akan Allah yang benar yang memanusiakan diri bagi mereka dan yang tidak mengenal Allah. Oleh karena itu, mari terus menggelorakan semangat memberitakan Kerajaan Allah. Penyertaan Tuhan sungguh nyata dan rencana Tuhan semakin nyata. Selamat terus memberitakan Injil, penyertaan Tuhan menjadi kekuatan baru bagi kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 381:1
Ringgas au pararatkon, Hata-Ni Tuhan in,
ronsi hasangapon-Ni, ge holong uhurNin.
Ambilan siharganan, Hata ni Tuhan in,
pasonang paruhuran ampakon tonduy in.
Tongtong do marmulia barita ni Tuhanta
sai lambin tarambilan Goranni Tuhan in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS