1. Mandoding Haleluya No. 354:1
Humbai hurungan ni dousangkin,
roh au Bamu, roh au Bamu.
Hu haluahon bai daroh-Mu,
Jesus, au roh Bamu.
Ganup uhurhu malum hape, gabe bayak ‘ge masombuh pe.
Humbai dousangku, roh au Bamu.
Jesus au roh Bamu.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Galatia 5:24
‭‭”Tapi halak na ginomgoman ni Kristus Jesus, iparsilangkon do dagingni, hisap-hisapni ampa rosuh-rosuhni.”

‭‭”Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
hidup dalam Roh berarti mematikan segala keinginan dan nafsu kedagingan kita. Rasul Paulus dalam nas hari ini mempergunakan istilah “daging” sebagai kata yang menunjuk kepada hawa nafsu dan keinginan daging dan tabiat kedosaan kita. Di sini ia juga memakai istilah “menyalibkan.” Mari kita lihat apa maksudnya dengan kata tersebut agar kita dapat memahami bagaimana kita harus menyalibkan dosa-dosa kita. Pertama, penyaliban itu tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau secara rahasia tetapi dilakukan dan ditunjukkan secara terbuka, sehingga semua orang dapat melihat buah atau hasil dari pertobatan kita. Kita harus menunjukkan kepada semua orang bahwa kita sudah membenci segala hakekat keberdosaan dan menyatakan bahwa kita tidak lagi melayani atau diperhamba olehnya. Menyalibkan juga berarti mematikan dan oleh karenanya, ketika kita menyalibkan sifat kedagingan kita beserta semua hawa nafsu dan keinginan-keinginannya, itu berarti bahwa kita ingin bebas dan merdeka dari hal-hal yang buruk tersebut selamanya dan tidak akan kembali lagi ke sana. 

Tetapi ada satu hal lagi yang diinginkan oleh Tuhan melalui nas hari ini, yang bukan hanya sekedar mengubah tabiat dan kelakuan kita, melainkan lebih daripada itu. Kita juga dapat mengidentikkan “daging” di sini dengan “diri sendiri, kepribadian, atau ego,” yaitu identitas dan keberadaan kita yang telah rusak yang selalu ingin mencari kemuliaan sendiri dan tidak mempersembahkan kemuliaan kepada Tuhan Allah. Jadi bukan hanya keinginan dan kelakuan keberdosaan kita saja yang harus kita salibkan; tetapi keegoisan dan kepribadian lama yang melawan Tuhan harus juga kita salibkan dan matikan. Dalam hal inilah sering kali kita selaku orang Kristen tersandung. Kita sering berjuang menyalibkan dosa-dosa kita tanpa menyalibkan “ego” kita. Namun ego kita juga harus disalibkan. Dan upaya ini tidak hanya dilakukan sekali untuk selamanya tetapi harus dilakukan setiap hari. Inilah yang dimaksudkan Yesus ketika Ia berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk. 9:23).

Banyak orang Kristen bergumul dengan hal penyaliban dan penyangkalan diri sendiri ini, namun marilah kita melakukan dan mempraktikkannya dalam kehidupan kita. Menyalibkan dan menyangkal diri sendiri membutuhkan pemahaman mendasar tentang hal itu agar dapat melakukannya. Diri sendiri atau ego, inilah yang pada dasarnya telah menjadi tuan yang merajai roh kita. Oleh karena itu, roh kita selalu dipaksa memenuhi keinginan ego kita. Ego kita sering tidak peduli walaupun roh kita telah dimenangkan Tuhan, yang penting keinginannya dapat tercapai. Yesus Kristus telah datang membebaskan dan memerdekakan kita dari tirani ini. Dia telah mengambil alih kekuasaan dalam diri kita dan memerintah selaku Tuhan dan Raja atasnya. Tetapi takhta kehidupan kita tidak kosong karena ego kita berdiam di sana dan oleh karena itulah kita harus menarik ego kita dari takhtanya dan mengeluarkannya untuk disalibkan. Kemudian kita harus membuka diri untuk menerima Yesus Kristus bertakhta pada tempat-Nya yang sesungguhnya selaku Tuhan dalam diri dan kehidupan kita. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 108:1+8
Sanggah holong tong Tuhanta,
na mangidah hita on.
Imbang hita ma dirinta tanda jora hita on.

Hisapmin tongtong ampogi,
sai taluhon dagingmin;
Ase ulang irajai hadousaon uhurmin.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS