1. Mandoding “Selamat Pagi Bapa”
Selamat pagi Bapa, selamat pagi Yesus, selamat pagi Roh Kudus.
T’rima kasih atas anug’rah-Mu, semalam t’lah berlalu.
Ku memuji ku bersyukur, memuliakan nama-Mu.
Allah Bapa, Putra, Roh Kudus t’rima kasih.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Kronika 16:29
“Bere ma bani Jahowa hamuliaon ni goran-Ni, boan ma galangan, anjaha roh ma nasiam hu lobei-Ni! Sombah ma Jahowa marpakeian na mapansing!”
“Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kitab Tawarikh adalah kitab sejarah yang menceritakan kembali kisah yang sudah dimuat dalam kitab Samuel maupun kitab Raja-Raja. Di dalamnya banyak dijumpai daftar keturunan atau silsilah yang dimulai dari Adam sampai Abraham, dilanjutkan dengan keturunan Abraham melalui suku Yehuda sampai dengan raja Daud. Bagi orang Israel yang baru dipulangkan dari pembuangan Babel (sekitar akhir abad ke-6 Sebelum Masehi), daftar silsilah ini sangat penting untuk meneguhkan keyakinan bahwa mereka benar-benar adalah umat pilihan Tuhan dan juga untuk membangkitkan rasa percaya diri mereka yang sempat terpuruk selama berada di dalam pembuangan. Jadi melalui daftar keturunan itu, moralitas mereka sebagai suatu bangsa dipulihkan kembali.
Jemaat Tuhan,
1 Tawarikh 16:29 menegaskan sikap yang semestinya dilakukan oleh bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan, yaitu hidup dengan memelihara keselarasan dan keakraban bersama Tuhan yang diwujudkan dengan keikhlasan hati menghaturkan persembahan terbaik bagi Tuhan yang sudah berkenan melepaskan mereka melalui Kores (raja Persia) dari pembuangan Babel. Memberikan yang terbaik bagi Tuhan sebagai ucapan syukur dan terima kasih atas apa yang telah diterima dari Tuhan. Nas kita menuliskan, “Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia!” Sikap datang ke hadapan Allah dan membawa persembahan kepada-Nya adalah sebuah sikap yang memperlihatkan penghormatan kepada Allah, bahwa hanya Dia yang layak dimuliakan, karena Dia adalah Allah yang Maha Mulia. Jadi datang kepada Allah adalah gambaran memuliakan Allah. Membawa persembahan adalah sikap menghormati-Nya. Tentu wujud persembahan bisa dinyatakan dengan berbagai hal. Bangsa Israel membawa kurban bakaran. Saat ini, Allah menantikan persembahan kita, yaitu: tubuh, jiwa, dan hidup kita. Datang kepada-Nya dengan sujud menyembah Tuhan adalah gambaran kerendah hatian di hadapan Allah. Manusia dengan segala keberdosaannya dan ketidaksuciannya membawa hidupnya dengan merendahkan hati di hadapan Allah, karena hanya Allah yang mampu menguduskan manusia, karena hanya Dia Allah yang Maha Kudus. Bila ada pertanyaan, apakah manusia dengan ketidak kudusannya layak untuk menghadap Allah yang Maha Kudus? Tentu melalui sikap rendah hati, mempersembahkan hidup kepada Allah, maka Allah melalui kasih anugerah-Nya menjadikan manusia itu menjadi kudus.
Jemaat Tuhan,
nas hari ini mengingatkan kita kembali untuk mampu menata kehidupan kita ke arah yang diharapkan Allah kepada kita. I give my best (Saya memberikan yang terbaik) adalah menjadi sebuah tekad kita, karena Allah juga telah memberikan yang terbaik bagi kita, melalui pengorbanan Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Allah hanya meminta kita mempersembahkan hidup kita, dan menjaga kekudusan hidup kita, sehingga kita layak menghadapNya. Maka mari berikan yang terbaik bagi-Nya. Amin.
5. Mandoding “Kau Yang Terindah”
Kau yang terindah di dalam hidup ini,
tiada Allah Tuhan yang seperti Engkau,
besar perkasa penuh kemuliaan.
Kau yang termanis di dalam hidup ini,
kucinta Kau lebih dari segalanya,
besar kasih setiaMu kepadaku.
Ku sembah Kau ya Allahku, ku tinggikan namaMu selalu.
Tiada lutut tak bertelut, menyembah Yesus Tuhan Rajaku.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS