Minggu : 26 November 2023 (Akhir Tahun Gereja)
Nats : 1 Tesalonika 4:13-18
Tema : Orang Percaya akan Memperoleh Keselamatan
Usul Lagu : Waktu Tuhan
KEMATIAN TIDAK MENAKUTKAN
Tim Penulis
Saudara-saudara Pemuda yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, adapun yang menjadi Firman Tuhan buat kita saat ini adalah tentang “Kedatangan Tuhan”. Salah satu ajaran iman Kristen adalah, tentang Hari Tuhan, atau sering disebut dengan Hari kedatangan Tuhan Yesus kedua kali atau sering juga dikatakan sebagai hari penghakiman terakhir. Jemaat yang terkasih khususnya pemuda yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, di Jemaat Tesalonika bergumul tentang Hari Tuhan ini. Mereka bergumul tentang orang-orang yang telah meninggal sebelum kedatangan Kristus, apakah mereka juga akan menerima kebangkitan atau tidak. Kegelisahan ini muncul juga karena adanya ajaran dari aliran sesat gnostik yang mengajarkan keselamatan hanya dalam arti pelepasan jiwa dari tubuh. Sementara Aliran Yudaisme mengajarkan bahwa hanya mereka yang masih hidup yang akan dibawa ke surga, sedangkan mereka yang meninggal sebelum kedatangan Yesus akan dibangkitkan dan tetap tinggal di dunia ini. Ajaran ini membuat jemaat Tesalonika sangat mengharap agar hari Tuhan datang segera ketika mereka masih hidup. Untuk itulah Paulus memberikan penjelasan, penghiburan dan peneguhan iman melalui firman Tuhan. Paulus mengajarkan kepada jemaat itu bahwa pada Hari Tuhan setiap orang yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan lebih dulu, sementara yang masih hidup di dalam Kristus akan diangkat bersama-sama dan akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan dalam kemuliaan-Nya.
Saudara-saudara yang terkasih, mungkin kita pernah merasakan kesedihan karena salah seorang dari saudara yang kita kasihi meninggal dunia. Betapa sedih perasaan kita ketika mengalami hal itu. Secara sadar atau tidak, kita pun pasti akan mengingat masa hidup saudara yang telah meninggalkan kita terlebih dahulu, baik itu kebaikannya atau tindakan-tindakannya yang dapat membahagiakan kita semasa hidupnya. Selain mengingat hubungan indah di masa lalu, juga membayangkan masa depan. Apabila yang meninggal itu seorang ayah maka sang anak akan merasakan kehilangan seorang tokoh di tengah-tengah keluarga, dan sang isteri akan merasakan betapa berat tanggung jawab yang harus dipikul merangkap tugas posisi sang suami selama ini. Apabila yang meninggal itu seorang ibu, maka sang suami sedih memikirkan apa yang akan terjadi dalam keluarganya. Sementara, anak-anak akan merasakan kehilangan kasih yang begitu mulia selama ini dan membayangkan betapa beratnya apabila mendapatkan seorang ibu pengganti yang selalu siap menampar pipinya. Bila yang meninggal itu seorang sahabat maka akan merasakan kehilangan teman bercanda. Yang pasti, siapapun yang meninggal itu, apabila selama hidupnya dekat dengan kita maka saat ia meninggal akan menimbulkan rasa dukacita. Semakin dekat hubungan kita dengan orang tersebut, maka semakin besar rasa dukacita di dalam hati. Dukacita atau kesedihan yang ada di dalam hati kita adalah karena kematian tersebut akan memisahkan kita. Kita merasa tidak ada lagi harapan untuk bertemu. Perpisahan yang bukan hanya sementara tetapi selama-lamanya. Inilah yang membuat perpisahan karena kematian itu sangat memilukan hati. Hal ini jugalah yang dirasakan oleh orang-orang yang di Tesalonika pada masa itu. Apalagi sebagian besar umat percaya yang menerima surat Paulus ini adalah berasal dari kekafiran, atau dari penyembah berhala. (1 Tesalonika 1:9), dimana pada umumnya orang kafir tidak memiliki harapan setelah kematian. Jadi Paulus mengatakan ini agar mereka tidak bersedih seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan.
Melalui nats Firman Tuhan ini mengatakan bahwasannya bagi Paulus, kebangkitan Yesus dari kematian merupakan sebuah jaminan bagi kebangkitan umat percaya pada saat kedatangan-Nya yang kedua. Jika kita pecaya akan kematian dan kebangkitan Yesus, kita juga harus percaya akan kebangkitan orang-orang yang telah meninggal dalam Yesus. Kata “Jikalau kita percaya” menjadi sebuah penekanan yang penting dalam ayat 14 ini. Karena dengan percayalah orang Kristen dapat mengimani bahwa apa yang Tuhan firmankan melalui Paulus adalah sebuah kebenaran, yaitu setiap orang percaya akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Hal inilah yang merupakan solusi dan jawaban atas pergumulan orang-orang yang kehilangan pengharapan. Pengharapan jemaat mula-mula akan kedatangan Kristus yang akan segera tiba membuat mereka tegar dan kuat di dalam iman yang walaupun menghadapi berbagai penganiayaan dan tekanan. Namun demikian mereka mempertanyakan tentang saudara-saudara mereka yang telah meninggal sementara kedatangan Kristus juga belum kunjung tiba. Paulus memberi jawab atas pertanyaan tersebut bahwa orang yang meninggal akan bersama dengan Tuhan karena ketika Kristus datang dengan kemuliaan-Nya maka orang yang masih hidup akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah meninggal untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Tuhan. Pada ujung tahun gerejawi akan selalu memperingati orang-orang yang sudah meninggal, hal ini bukanlah membuka kembali kesedihan namun mengarahkan kembali pengharapan kita akan iman kepada Tuhan Yesus, yang mana kita memiliki pengharapan yang kuat akan Yesus yang telah bangkit dan telah menaklukkan kuasa maut. Pengharapan yang kita miliki bukanlah pengharapan yang kosong dan sia-sia tanpa dasar. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan bahkan mengenai kematian, namun demikian kita memiliki keyakinan yang pasti bahwa Tuhan akan mengangkat kita dan hidup bersama-sama dengan Dia.
Melalui nats ini, kita kaum pemuda dihantar untuk mengetahui dan mengimani bahwa setiap orang yang mati dalam Kristus akan mendapat kebahagiaan dan sukacita jauh melebihi apa yang pernah dirasakan selama hidupnya. Untuk itu, bagi kita yang masih hidup di bumi, haruslah senantiasa hidup sesuai dengan perintah dan firman Tuhan, karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan menjemput kita. Dengan demikian, kapanpun Tuhan mau memanggil kita, maka kita tidak pernah takut karena kita sudah memiliki pengharapan bahwa kita akan menjadi bagian dari Kerajaan-Nya. Untuk itu bagi kita yang percaya kepada Tuhan, khususnya buat muda-mudi saat ini, marilah kita imani bahwa kematian bukan lagi akhir dari segalanya, melainkan kemenangan karena Kristus.