Tanggal          : 3 Desember 2023 (Advent I)

Nats                : Yesaya 32:1-8

Tema              : Pemimpin Yang Bijaksana

Usul Lagu      : Betapa Hebat

 

PEMIMPIN YANG BENAR

Saudara-saudara yang terkasih, khususnya Namaposo, nas Firman Tuhan hari ini bertemakan tentang “Pemimpin yang Bijaksana”. Semua manusia di dunia ini pasti mendambakan kehidupan yang aman, tenteram, damai dan adil di segala sisi, namun sayang dunia yang sempurna adalah utopia  (hanya ada dalam bayangan dan sulit atau tidak mungkin untuk diwujudkan), sebab fakta yang ada justru menunjukkan suatu keadaan yang bertolak belakang, di mana dunia dipenuhi dengan kekerasan, pertikaian penindasan, ketidakadilan.  Sering sekali uanglah yang berbicara.  Dengan uang orang bisa membeli jabatan, kekuasaan dan keadilan.  Dengan uang orang bisa memperlakukan orang lain dengan semena-mena, menindas yang lemah dan miskin. Dalam Yesaya 32:1-8 ini yang menjadi judul perikopnya adalah “Raja yang Adil”. Firman Tuhan yang disampaikan Nabi Yesaya kepada bangsa Israel, khususnya Kitab Jesaya 32:1-8 ini, bisa diumpamakan seperti baterai yang sedang dicas. Dalam artian pengharapan dan semangat hidup sebagai bangsa Tuhan yang dipulihkan/dikokohkan kembali, karena Bangsa Israel (Kerajaan Juda) pada zaman itu dipimpin oleh Raja Joyakin, Raja Zedekia (2 Raj. 24:18-20; Yeh. 17:15-18) dimana Raja Juda tidak lagi mengharapkan pertolongan kuasa Tuhan untuk melawan Bangsa Assur, tapi meminta pertolongan kepada Raja Mesir. Akibat dosa/kesalahan Raja/pemimpin tersebut, Bangsa Juda sangat menderita dan Bangsa Israel sangat kecewa terhadap pemimpinnya. Saudara-saudara, Minggu ini merupakan Minggu Advent I, berita yang disampaikan Yesaya pada nas kita ini bahwasannya Tuhan akan menghibur Bangsa Juda kembali. Tuhan akan memberikan seorang Raja yang memimpin Bangsa Israel berdasarkan kebenaran dan keadilan, dimana Raja tersebut akan menciptakan Bangsa Israel dalam suasana aman dan sejahtera.

Hasoman Namaposo yang dikasihi Tuhan, kita pasti sering kali mendambakan seorang pemimpin yang ideal. Pemimpin yang dapat mensejahterakan kita. Bahkan kita selaku Namaposo adalah bakal calon-calon yang akan menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat dan gereja. Kita adalah Hamba Tuhan juga calon pemimpin atau bahkan saat ini kita sudah menjadi pemimpin haruslah menjadi pemimpin yang baik. Gambaran keteladanan pemimpin yang baik dapat kita lihat dari Yesaya 32:1-8. Seluruh bangsa di muka bumi mendambakan seorang pemimpin atau raja yang adil, yang mampu menjalankan pemerintahan dengan benar, dan mampu memberikan kesejahteraan lahir-batin kepada rakyatnya. Dan di sini, nabi Yesaya menubuatkan bahwa akan ada seorang Raja yang adil yang akan memerintah mereka, dan kita bisa belajar bagaimana kita bisa menjadi pemimpin teladan.

Satu kalimat yang dapat menggambarkan rangkaian bahan khotbah kita saat ini (Yesaya 32 : 1-8) adalah, “Apa yang benar akan terbukti benar,  dan apa yang dikatakan ‘benar’ karena dibenar-benarkan pada waktunya akan jelas dinyatakan salah”. Segala sesuatu akan berubah bila saatnya “Sang Kebenaran” itu akan tiba. Segala pengharapan yang menjadi dambaan bagi orang-orang yang hidup terlebih kita Namaposo dalam ketidakadilan akan terwujud. Kehadiran seorang pemimpin yang bijaksana dapat menciptakan suatu “zona aman” bagi yang mengharapkannya (ay. 1-4). Hasoman Namaposo yang dikasihi Tuhan, mengapa kebijaksanaan dan kebenaran itu penting dalam sebuah posisi atau kedudukan pemimpin? Ayat ini menegaskan bahwa sebuah posisi kepemimpinan yang kuat tidak bergantung pada jumlah massa atau orang yang mendukung para pemimpin. Juga tidak tergantung pada orang yang mempunyai kemampuan dan talenta yang hebat. Memang menjadi pemimpin yang bijaksana, dan yang dipimpin oleh kebenaran harus siap-siap kehilangan banyak pendukung, menjadi kesepian, selalu susah hati atau tidak nyaman, dan tidak popular, tetapi yang terpenting bagi kita terlebih bagi Namaposo adalah tidak kehilangan Tuhan dan orang-orang yang setia pada kebenaran.

Hasoman Namaposo yang terkasih dalam Nama Tuhan Yesus, melalui nats ini ada beberapa hal yang bisa kita renungkan untuk kemudian dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita, yaitu bahwasanya orang yang percaya akan senantiasa hidup dalam pengharapan yang benar. Artinya, kehidupan yang ada yang begitu banyak menunjukkan ketidakbenaran dan menimbulkan kesengsaraan bagi orang-orang percaya bukanlah sebagai suatu akhir dari kehidupan itu sendiri. Mungkin ada baiknya juga kita mengingat perkataan Kartini : “habis gelap terbitlah terang”. Orang percaya senantiasa mampu melihat tidak sekedar apa yang terpampang dihadapannya tapi mampu menatap jauh ke depan. Hasoman Namaposo, melalui nats ini perlu kita ketahui juga bahwa pemimpin yang sempurna ada dalam diri Tuhan Yesus. Kita sebagai Hamba-Nya tentulah harus memberikan keteladanan pemimpin sejati. Dimana pun kita berada dan siapa pun yang kita pimpin, kita harus menjadi pemimpin yang memiliki pribadi dan karakter yang membawa berkat bagi orang lain.