
1. Mandoding Haleluya No. 124:1
O Tuhan, pareksa Ham au sondangi uhurhu tangkas.
Ai seng dong margogoh be au.
Bamu au paringgas, Bamu au padonok, Bamu mando au.
Bamu au paringgas, Bamu au padonok, Bamu mando au.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Podah 12:22
“Hagigi ni Jahowa do bibir siparladung, tapi marosuh do Ia bani sihorjahon hasintongan.”
“Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
setia mengatakan kebenaran adalah mudah ketika tidak ada masalah sebagai konsekuensinya. Misalnya, ketika seseorang menanyakan kepada kita, apakah kita pergi berbelanja pada akhir pekan ini? Maka mengatakan yang sebenarnya adalah mudah dan tidak ada persoalan. Tetapi, jika orang tua kita umpamanya menanyakan kepada kita tentang sesuatu dan jawabannya akan mengakibatkan masalah pada kita, maka mengatakan yang sebenarnya menjadi sangat sulit bukan? Dalam situasi seperti itu, akan lebih mudah untuk membelokkan kebenaran atau mengubah sedikit apa yang terjadi agar kita tetap terlihat baik dan terhindar dari masalah. Jadi untuk setia mengatakan kebenaran membutuhkan keberanian dari kita. Memang tidaklah mudah untuk mengatakan kebenaran bila hal itu beresiko atau menyebabkan masalah pada kita.
Tabiat manusia pada umumnya adalah cenderung berbohong atau menganggap tidak apa-apa jika hanya berbohong kecil, misalnya agar tidak kena marah orang tua karena terlambat pulang ke rumah. Ada juga orang yang suka melebih-lebihkan suatu cerita agar terlihat lebih hebat dan dikagumi. Mungkin untuk mengatakan kebohongan besar seseorang akan merasa bersalah. Tetapi untuk kebohongan kecil sepertinya tidak sulit agar terhindar dari masalah dan tidak menyakiti seseorang. Akibatnya, karakter seperti ini lama-lama menjadi tabiat buruk karena merasa tidak apa-apa untuk berbohong kecil demi kebaikan bersama. Tetapi sesungguhnya berbohong itu tidak baik dan tidak dikehendaki Tuhan seperti yang dikatakan oleh nas hari ini. Jadi jika kita sedang terjebak dalam tabiat berbohong marilah kita berjuang untuk meninggalkannya dan kembali kepada kesetiaan untuk mengatakan yang sebenarnya. Jujurlah kepada diri sendiri tentang apa sebenarnya motivasi kita untuk berbohong. Apakah kita mencoba membuat diri kita terlihat lebih baik? Atau, untuk menutupi kelemahan kita atau karena faktor lainnya? Penyebab yang paling sering adalah rasa tidak aman dan keinginan atau hawa nafsu. Tidak ingin terlihat buruk atau masuk ke dalam persoalan, maka berbohong menjadi solusinya. Dengan memikirkan kembali apa tujuan kita untuk berbohong, maka akan lebih mudah untuk membuang jauh tabiat itu, sehingga akan timbul tekad baru untuk selalu setia mengatakan kebenaran apapun risikonya, walaupun tidak disukai orang lain.
Menjadi orang yang berkarakter dan berkenan kepada Tuhan adalah orang yang tetap setia menyatakan dan mengatakan kebenaran tanpa melihat apapun resikonya. Orang seperti ini akan mengesampingkan apa yang lebih mudah dan selalu merasa senang apabila ia sudah dapat melakukan dan menyatakan apa yang benar sepanjang hidupnya. Jadi sesungguhnya ketika kita berhenti berbohong, di sanalah kita mengalami kemerdekaan. Ada kemerdekaan dalam mengatakan kebenaran. Maka, tetaplah setia mengatakan kebenaran apapun resikonya, karena Tuhan berkenan kepada orang yang memiliki karakter itu. Jadikanlah dirimu menjadi orang yang berkarakter jujur dan benar, maka Allah akan berkenan dan melakukan sesuatu yang besar melalui dirimu. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 384:1
Anggo sai tong hupingkiri, pambahenankin.
Simbei do tong ganup tingki, seng margagan in.
Holongmu, Tuhan pangajamankin,
sai marpangulaki, Ham mangidah in.
Holongmu, Tuhan pangarapankin,
seng dong parsuhutan, pitah Ham do in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS