
1. Mandoding Haleluya No. 3:1
Sai puji Naibata, ai holong tong atei-Ni.
Malayak tong homa bai ganup tinompa-Ni.
Megah ma hita on, mamuji Naibata.
Ai sasap dousa on, ibahen Naibata.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Kronika 28:20
“Dob ai ihatahon si Daud ma hubani anakni si Salomo, “Tenger ma uhurmu, anjaha totap laho pasaudkon ai; ulang ma ho mabiar barang gobir! Ai Naibata Jahowa, Naibatangku do na mangkasomani ho, ai seng anjai tumaram tarikon-Ni tangan-Ni humbam barang tadingkonon-Ni ho, paima salosei bahenonmu ganup horja parugason i Rumah ni Jahowa.”
“Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab Tuhan Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
seorang anak yang berjalan di kegelapan akan merasakan ketakutan ketika ia hanya berjalan seorang diri. Namun sebaliknya, saat ia berjalan bersama dengan orang tuanya, maka kalaupun harus melewati tempat yang gelap dan sepi, maka anak tersebut akan berani menjalaninya, karena ia merasa bahwa ada orang tua yang selalu menggenggam tangannya, serta tidak membiarkan ia berjalan dalam ketakutan. Tentu jaminan itu akan memupuk kepercayaan diri si anak, hingga ia mampu menyelesaikan perjalanannya sampai kepada tujuannya. Situasi yang seperti itu juga yang ingin ditekankan oleh raja Daud kepada anaknya, yaitu Salomo. Ada tugas yang diberikan kepada Salomo. Tugas itu besar dan setiap orang menantikan bagaimana Salomo menyelesaikan tugas tersebut. Tugas tersebut adalah membangun Bait Allah di Yerusalem, dan itu merupakan identitas bangsa Israel. Maka tidak mengherankan bahwa orang-orang menantikan pembangunan itu.
Salomo yang paham akan keberadaannya, bahkan keterbatasannya, membutuhkan topangan dan orang yang dekat dengannya, sehingga Salomo yakin bahwa ia mampu melakukan tugas besar tersebut. Daud, sebagai ayah dari Salomo, paham akan hal itu, bahwa Salomo membutuhkan topangan, bahkan penguatan darinya. Dan Daud menyatakan topangan serta dukungannya kepada Salomo, seperti apa yang tertulis dalam nas kita hari ini.
Jemaat Tuhan,
apa yang disampaikan Daud kepada Salomo? “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan janganlah tawar hati.” Penekanan raja Daud kepada Salomo adalah persoalan hati. Jadi bukan hal-hal yang berhubungan dengan kesiapan fisik, melainkan kesiapan hati dalam melakukan tugas yang besar itu. Daud menyadari bahwa dalam melaksanakan tugas itu, kebulatan hati untuk melakukannya adalah hal yang penting. Tidak bimbang, tidak ragu-ragu, bahkan saat ada kendala yang menghalangi, maka seharusnya Salomo tetap dalam kebulatan tekad dan hati. Sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Sekali memutuskan untuk menerima tugas besar, maka tidak akan menyerah sampai tugas itu diselesaikan. Lalu, apa yang menjadi jaminan sehingga Salomo tidak harus tawar hati, teguh, dan tidak takut? Jaminannya adalah bahwa, “Tuhan Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.” Daud meneguhkan hati anaknya, Salomo, dengan menekankan keberadaan dan sikap Allah serta karakteristik Allah terhadap orang-orang yang percaya kepada-Nya. Bahwa Allah akan tetap menyertai, tidak membiarkan dan meninggalkan Salomo, sampai tugas besar itu selesai. Allah memperlihatkan tanggung jawabnya kepada Salomo, saat Allah menunjuk Salomo untuk menyelesaikan Bait Allah. Hal itu akan dilakukannya sampai kepada akhirnya. Sama seperti saat menilai kesuksesan seseorang, bahwa kesuksesan itu tidak dinilai dari bagaimana mengawali sesuatu, tetapi kesuksesan itu dinilai dari bagaimana mengakhiri sesuatu. Saat Allah menunjuk Salomo, maka Allah juga telah mempersiapkan Salomo untuk sukses melakukan tugas yang besar ini, dengan jaminan bahwa Ia akan tetap menyertai Salamo sampai pada akhirnya.
Jemaat Tuhan,
hari ini setiap kita memiliki tugas dan tanggung jawab, baik di tengah-tengah keluarga, masyarakat atau bahkan di gereja. Ada saatnya kita sampai kepada sebuah titik bahwa kita tidak sanggup melakukan setiap tugas dan tanggung jawab kita. Ketika kita melihat keberadaan dan keterbatasan kita. Bahkan ada saatnya kita menyerah dalam melakukan tanggung jawab kita saat ini. Menarik tentang apa yang dibagikan raja Daud kepada Salomo, bahwa apapun yang menjadi tanggung jawab kita, seyogianya kita akan tetap melakukannya dengan semaksimal mungkin, dan berupaya untuk menyelesaikannya. Dengan sebuah jaminan bahwa Allah akan tetap menyertai kita, sampai kita menyelesaikan tanggun jawab kita. Maka, jangan pernah tawar hati dan takut, namun selayaknya kita tetap kuat dan meneguhkan hati, karena akhirnya kita akan mampu menyelesaikan setiap tanggung jawab kita, karena Dia yang menyertai kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 227:1-2
Jesus Parmahan in isuruh Naibatanta.
Manogu jolma in marhitei humbai hata.
Na sintong na bujur bai hagoluhan in.
Tarpuji Goran-Mu ibaen Kuria-Mu.
Ondos do Hata-Mu bai ganup susian-Mu.
Ase sidea rup gabe parhiteian-Mu.
Lao pararatkon in hu sab dunia on;
Harajaon-Mu in, lambin bolag tongtong.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS