
1. Mandoding Haleluya No. 29:1-2
Hanima na porsaya in, sai alo-alo Jesus in, pahinsah uhur nima.
Dohor ma ari pestani ganupan Kuria-Ni in, bai ari partubuh-Ni.
In pe laho ma hanima baen adatni manjalohon, na marayak hajolmaon.
Marmegah-megah uhur ma, sagala na bujur homa, lao mangirikkon Jesus.
In pe rombang patidak ma, megahmu bani Naibata, pasaud ma harosuh-Ni.
Puji, puji Jesus Kristus na manobus tonduynima, humbai hamagouannima.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Hesekiel 45:9
“Sonon do hata ni Tuhan Jahowa, “Sungkup ma in, ale raja-raja ni Israel: Padaoh ma hajahaton ampa odoh-odoh, dalankon uhum ampa hasintongan! Parontihon ma na mangusir-usir bangsang-Kin! nini Tuhan Jahowa.”
“Beginilah firman Tuhan Allah: ”Cukuplah itu, hai raja-raja Israel, jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran; hentikanlah kekerasanmu yang mengusir umat-Ku dari tanah miliknya, demikianlah firman Tuhan Allah.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
hidup dalam harmoni adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh setiap orang, karena dalam harmoni setiap kita akan merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Dengan harmoni, maka setiap orang mencoba untuk tidak hanya memikirkan dirinya, mementingkan kepentingannya semata, melainkan mencoba untuk melihat orang lain seperti dirinya, bahkan memperlakukan orang lain seperti dirinya sendiri. Bila hal ini terjadi, tentu kedamaian, kebahagiaan dan kasih akan selalu menyertai kehidupan manusia. Tidak ada yang menjadi pelaku kekerasan, tidak ada yang terintimidasi, bahkan tidak ada yang menjadi korban ketidakadilan, layaknya yang dihadapi oleh bangsa Israel seperti yang tertulis dalam nas kita.
Jemaat Tuhan,
bagaimana sebenarnya keadaan bangsa Israel pada saat itu? Saat Yehezkiel melayani sebagai nabi di tengah-tengah bangsa Israel, ia berhadapan dengan fakta, bahwa ternyata pemimpin, raja yang dipercaya untuk memimpin bangsa itu, menyalahgunakan posisi mereka, tidak menjalankan kepemimpinan seperti yang diharapkan Tuhan. Praktik pemerasan atas hak-hak orang miskin dan yang lemah, aniaya, kecurangan takaran yang berdampak pada terciptanya ketidakadilan sosial, bahkan tanah dan bahan-bahan untuk persembahan korban di Bait Suci yang semestinya bekerja untuk pendamaian bagi Allah (ay. 13-15) dan semua kurban yang disalurkan melalui raja (ay. 16-17) diselewengkan karena keserakahan raja. Tidak hanya itu, ternyata praktik ketidakadilan juga terjadi dengan cara mempermainkan alat-alat timbangan untuk menipu dengan cara meningkatkan atau mengurangi timbangan demi mencari keuntungan, bahkan terjadi juga pemerasan.
Menghadapi situasi itu, maka Allah menyatakan sikap-Nya. Tuhan menegur para pemimpin dengan mengatakan, “Cukuplah itu, hai raja-raja Israel.” Kepemimpinan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan harus segera diakhiri. Kekerasan, aniaya, dan mengusir bangsa itu dari tanah mereka harus segera dihentikan. Lembaran itu harus segera ditutup oleh para pemimpin, dan membuka lembaran baru dengan pola kepemimpinan yang dikehendaki Tuhan, dengan melakukan keadilan dan kebenaran. Memberikan hak rakyat, tidak merampas apa yang menjadi milik rakyat, tidak menggunakan posisi untuk memperlakukan bangsa itu sesuka hati pemimpin/raja, tetapi hidup dalam keadilan dan kebenaran seperti yang telah diajarkan Tuhan kepada mereka, sehingga bangsa itu hidup dalam harmoni.
Jemaat Tuhan,
melalui nas kita hari ini, kita diajarkan untuk membangun komunitas yang hidup dalam harmoni, komunitas orang beriman yang selalu berlandaskan kepada kesetiaan dan cinta, seperti makna Minggu Advent yang kedua. Saat kita akan memasuki Minggu Advent kedua, maka hidup dalam kesetiaan dan cinta akan mengajarkan kita menciptakan keadilan dan kebenaran dalam menjalani kehidupan ini, sehingga kelak tidak ada pihak yang menjadi korban, tidak ada pihak yang menggunakan posisi, jabatan yang ada padanya untuk meraup kepentingan diri sendiri. Dengan demikian setiap orang merasakan dan menikmati harmoni sambil bergandengan tangan dalam mencapai kehidupan yang penuh keadilan dan kebenaran. Amin.
5. Mandoding “Sambutlah Yesus”
Dia sungguh indah, Dia Yesus, Dia ajaib, Dia mulia, Dia agung.
Dia cinta daku dan ampuniku, bahkan rela b’rikan nyawa-Nya,
‘tuk s’lamatkanku.
Sambutlah Yesus. Tinggikan Yesus.
B’ri Dia hormat, pujian dan kuasa, Yesus Raja.
Bagi yang mulia, ku angkat tanganku.
Kau ku puja, ku cinta, ku sembah, Haleluya.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS