1. Doding Haleluya No. 27:1
Patahar ma horbangan in, ai domma roh Rajanta in.
Sigomgom raja haganup, sitobus jolma haganup.
Siboan hatuahon in, paulak hasonangan in.
In pe na puji ma, Tuhanta Naibata.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Mateus 25:13
“Halani ai jaga ma hanima, ai seng ibotoh hanima arini pakon panorangni.”
“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam minggu Advent ini, kita kembali diingatkan oleh perumpamaan Tuhan Yesus tentang Kerajaan Surga. Diceritakan ada 10 gadis yang sedang menanti-nantikan kedatangan mempelai pria, supaya mereka bisa mengiring mempelai pria pergi menjemput mempelai perempuan. Persiapan yang dilakukan para gadis tersebut tidak sama. Lima gadis membawa pelita dengan ekstra botol minyaknya, sedangkan lima gadis yang lain hanya membawa pelita saja tanpa botol minyak cadangannya. Kelima gadis tanpa botol minyak tersebut, tampaknya tidak mengantisipasi kemungkinan keterlambatan atau ketertundaan kedatangan mempelai pria. Mereka mungkin berharap mempelai pria datang dengan segera, namun ternyata tidak kunjung datang. Sedangkan kelima gadis dengan botol minyak mengantisipasi keterlambatan/penundaan kedatangan mempelai pria. Dengan demikian, ada yang bertindak bodoh dalam penantian dan ada yang bertindak bijak dalam penantian. Apa yang membedakan mereka? Yang membedakan adalah seperti yang dituliskan dalam ayat harian ini, yaitu kesetiaan berjaga-jaga dalam proses penantian tersebut. Para gadis yang bijak memiliki kesetiaan berjaga-jaga yang lebih baik dari pada para gadis yang bodoh. Penundaan/keterlambatan kedatangan mempelai pria tidak akan mempengaruhi kondisi mereka. Kapan pun mempelai pria datang, mereka tetap siap menyambutnya.
Apa yang ingin disampaikan Tuhan Yesus melalui perumpamaan ini? Siapa pun yang ingin masuk dalam Kerajaan Surga dan menyambut-Nya, secara pribadi ia harus menyatakan setia dan kesiapsediaannya. Kesetiaan dan kesediaannya ini tidak bisa dititipkan begitu saja. Harus dinyatakan secara pribadi. Keengganan para gadis bijaksana untuk berbagi minyak kepada para gadis bodoh, tidak untuk mengambarkan, misalnya, kepelitan dan pementingan diri sendiri para gadis bijaksana ini. Perumpamaan ini memang sengaja diceritakan begitu oleh Yesus, justru untuk menekankan aspek pertanggungjawaban pribadi dan kesetiaan pribadi dalam berjaga-jaga menyambut Kerajaan Surga ataupun karya penyelamatan Allah yang dianugerahkan kepada manusia.
Sama halnya dengan kesepuluh gadis itu yang tidak mengetahui kapan saatnya mempelai laki-laki datang, maka kedatangan Yesus kembali juga tidak ada yang mengetahui. Namun demikian, perumpamaan ini ingin memperlihatkan sikap penantian seorang yang bodoh dan yang bijaksana. Supaya setiap orang percaya memang benar-benar pada posisi yang siap untuk menanti, kapan pun Yesus datang kita memang sudah benar-benar siap akan kedatangan Tuhan. Betapa malangnya lima gadis bodoh tersebut, mereka menunggu sampai tertidur tetapi tanpa mempersiapkan pelita yang tetap menyala yang menjadi bagian penantian yang terpenting bagi mereka. Sebelum kedatangan mempelai laki-laki, kelima gadis bodoh itu dengan pelita yang ada padanya nampaknya sudah siap, namun kenyataannya ketika mempelai laki-laki akan segera tiba, pelita itu sama sekali tidak dapat diandalkan untuk menyambut kedatangan mempelai.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kita sedang menanti kedatangan Kristus, maka bagaimana sikap penantian kita? Sudahkah kita siap menanti kedatangan Tuhan yang tidak dapat kita duga? Ada ungkapan mengatakan, “Sesal kemudian tidak berguna.” Masa hidup kita saat ini adalah masa persiapan menanti kedatangan Tuhan. Jangan tunda untuk melakukan persiapan. Mazmur 90:12 menuliskan, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Jika Tuhan masih memberikan nafas kehidupan bagi kita, itu artinya kita masih diberi kesempatan mempersiapkan diri pada hari kedatangan-Nya. Baiklah kita bijaksana memakai waktu dalam kehidupan ini, terlebih di masa Advent yang disediakan bagi kita. Tuhan memberkati kita. Salam Advent.
5. Doding Haleluya No. 29:2
Marmegah-megah uhur ma, sagala na bujur homa,
lao mangirikkon Jesus.
In pe rombang patidak ma, megahmu bani Naibata,
pasaud ma harosuh-Ni.
Puji, puji Jesus Kristus na manobus tonduynima,
humbai hamagouannima.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS