PA NAMAPOSO
Tanggal : 24 Desember 2023 (Advent IV)
Nats : Lukas 2:8-20
Tema : Berita Sukacita Menyambut Lahirnya Sang Juruselamat
Usul Lagu : Natal di Hatiku
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, jika kita membaca dengan teliti nats Firman Tuhan saat ini, kita pasti menemukan keunikan kisah Natal di Lukas 2:8-20. Para gembala adalah orang pertama yang mendengar berita Natal sesudah bayi Yesus lahir. Jika ditilik dari jarak antara tempat penggembalaan dan Betlehem, mereka juga menjadi orang pertama yang melihat bayi Yesus. Hal ini menjadi semakin luar biasa apabila dibandingkan dengan para majus di Matius 2:1-12. Para majus hanya mengandalkan penampakan bintang (tidak mendengar berita Natal). Mereka juga datang dari tempat yang lebih jauh. Sebagian penafsir mengaitkan ini dengan status sosial para gembala yang dipandang sebagai kelompok masyarakat yang rendah secara moral. Beberapa catatan dalam tulisan para rabi Yahudi menyebut para gembala sebagai orang-orang yang dekat dengan dosa dan kejahatan. Ketidakjujuran dan kekasaran dilekatkan kepada mereka. Berita Natal disampaikan kepada mereka sebagai perwakilan dari orang-orang yang berdosa.
Dalam bacaan kita, tokoh yang merana dan lelah itu adalah para gembala (ay.8-9). Pada Era PL, gembala merupakan profesi dihargai namun pada masa PB, profesi gembala pada masa ini bukanlah profesi yang baik. Gembala yang dimaksud di sini adalah gembala upahan yang ditugaskan menjaga domba tuannya. Ada diantara gembala upahan ini yang suka mencuri milik tuannya. Mereka juga sering meninggalkan domba jika ada binatang buas. Sehingga meskipun ada diantara mereka yang mau belajar bertanggung jawab dan baik, namun karena profesi ini sudah punya gambaran buruk maka semuanya menjadi buruk. Meski mereka dipekerjakan namun dicurigai. Ada karakter yang dilekatkan atau dilabeli pada mereka, yaitu orang yang tidak dapat dipercaya, tidak kompeten, kotor/tidak kudus. Mereka adalah orang direndahkan di masyarakat pada saat itu, mereka disetarakan dengan pemungut cukai, pelacur dan orang-orang berdosa.
Hasoman Namaposo yang dikasihi oleh Tuhan, melalui nats ini muncul dalam benak kita berupa pertanyaan penting yaitu mengapa berita kelahiran Mesias dan penampakan malaikat dinyatakan kepada para gembala? Kenapa bukan kepada para raja atau para imam? Siapa mereka sehingga mereka menjadi saksi mata kemuliaan Allah dan menerima berita kelahiran Raja Agung? Dalam ayat 10-14 menunjukkan bahwa kepada gembala diberitakan kesukaan besar bagi segala bangsa. Mereka menjadi agen pembawa berita kesukaan besar kepada seluruh bangsa (ay.10). Berita itu adalah berita agung tentang kelahiran Mesias/Kristus, Tuhan, yang sudah lama ditunggu-tunggu, yang sudah lama dinubuatkan oleh para nabi (ay.11). Peristiwa penampakan malaikat Allah kepada para gembala menunjukkan paling tidak ada dua hal:
- Allah peduli dengan kehidupan para gembala. Kaca mata Tuhan beda dengan kaca mata masyarakat pada saat itu. Allah melihat jauh ke dalam hati para gembala. Mereka merasa terbuang dari masyarakat. Mereka letih dengan stigma negatif yang dilekatkan pada diri mereka. Mereka ingin datang kepada Tuhan tetapi komunitas religius menolak mereka karena dianggap najis. Allah melihat betapa merana dan lelahnya mereka karena dosa kesalahan mereka. Mereka sulit sekali untuk bangkit karena tidak ada kesempatan dan dukungan bagi mereka bahkan oleh pelayan bait suci.
- Allah memberi harapan perubahan. Jika masyarakat sekitar sudah memberikan cap tidak bertanggung jawab, pencuri dan tak bisa dipercaya, maka Allah selalu memberikan kesempatan berubah. Allah mempercayakan kepada mereka berita kesukaan bagi segala bangsa. Ay. 17-20 menyatakan bahwa para gembala bersaksi tentang apa yang mereka lihat dan orang takjub akan kesaksian mereka. Ada sukacita karena Allah peduli dan memberi kesempatan bagi mereka.
Saudara-saudara yang terkasih, dalam nats ini juga menjelaskan bahwasannya para gembala mendapatkan sebuah Anugerah dari Tuhan. Meskipun mereka dipandang hina di mata manusia, tapi justru merekalah yang mendapatkan kehormatan untuk menyaksikan kemuliaan sorgawi. Adapun beberapa hal yang dianugerahkan Tuhan kepada para gembala ini, yang pertama yaitu Tuhan telah mengubah kekuatan mereka. Setelah seharian menjalankan rutinitas menggembalakan domba, di malam itu tentu pasti muncul rasa ngantuk, letih yang mereka alami. Lalu mereka dikejutkan dengan kehadiran malaikat. Malaikat Tuhan mengubah ketakutan mereka menjadi sukacita. Yang kedua adalah, mereka mendengar berita besar. Mereka adalah orang-orang pertama yang mendapat kehormatan besar itu. Berita tentang akan lahirnya sang Juruselamat telah sampai kepada mereka. Yang ketiga adalah, para gembala menyaksikan kemuliaan sorgawi. Luapan sukacita dialami para gembala sebab mereka mendapatkan perkenan Tuhan untuk mengalami peristiwa luar biasa di tengah-tengah rutinitas mereka menggembalakan kawanan domba. Hasoman Namaposo yang terkasih, apa respon para gembala atas anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada mereka? Para gembala diliputi oleh semangat baru, dan mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem.
Melalui Firman ini, Namaposo juga diharapkan supaya melalui kelahiran Yesus, kehidupan Namaposo semakin dibaharui ke arah yang lebih baik. Para gembala meresponi berita Natal dengan tepat. Mereka langsung menaati perkataan malaikat. Tanpa menunda, mereka pergi ke Betlehem (2:15). Mereka cepat-cepat pergi untuk melihat bayi Yesus. Ada hasrat yang kuat untuk berjumpa dengan Yesus. Gairah yang sama Allah inginkan dari kita. Apakah kita sungguh-sungguh rindu menemukan Kristus dan menaati Dia? Para gembala juga memuji dan memuliakan Allah (2:20). Luapan kegembiraan terpancar dengan jelas. Pujian para malaikat kini menjadi pujian mereka juga. Damai sejahtera yang dijanjikan di dalam pasal 2:14 sudah menjadi milik mereka. Oleh karena itu biarlah kita juga datang kepada Tuhan dalam setiap keberadaan kita, karena sesungguhnya Tuhan menerima kita apa adanya dan kita sungguh berharga bagi dia.