1. Doding Kidung Jemaat No. 242:1-2
Muliakan Allah Bapa, muliakan Putr’aNya.
Muliakan Roh Penghibur, ketiganya yang Esa!
Haleluya, puji Dia, kini dan selamanya.

Muliakan Raja kasih yang menjadi Penebus.
Yang membuat kita waris KerajaanNya terus.
Haleluya, puji Dia, Anak domba yang kudus.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Rom 14:11
“‭‭Ai tarsurat do, “Na manggoluh do Ahu, nini Tuhan. Bangku do manrogop sagala towod, anjaha sagala dilah mangakui Naibata.”

“‭‭Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
nas kita ini berisi tentang sebuah deklarasi atas kebesaran Allah, bahwa semua orang akan bertekuk lutut dan memuliakan Allah. Allah akan menjadi hakim atas hidup setiap manusia dan semua orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah. Rasul Paulus melihat ada pertengkaran di tengah-tengah jemaat di Roma. Pertengkaran itu soal makanan dan hari di antara orang Kristen Yahudi dan orang Kristen non Yahudi, dan dua hal ini adalah persoalan yang paling pokok yang dihadapi oleh rasul Paulus di Roma dan khususnya dalam nas ini (ay. 1-2). Yang menimbulkan persoalan bukan perbedaan itu, namun kekeliruan dalam menangani perbedaan tersebut, sehingga perbedaan itu menjadi pokok perselisihan. Paulus mendamaikan kedua kubu tersebut, ia melakukannya dengan membujuk kedua belah pihak agar sabar satu dengan yang lain.

Saudara terkasih,
jelas bahwa pertengkaran dan perselisihan adalah sumber masalah yang mengancam dan merusak hubungan sesama jemaat. Rusaknya hubungan itu akan memicu perpecahan. Untuk mendamaikan persoalan tesebut rasul Paulus menekankan satu perinsip, yaitu jika melakukan sesuatu lakukanlah itu untuk Allah dan bukan untuk diri sendiri. Tujuan dan sasaran kita adalah Allah, bukan diri sendiri. Tujuan menentukan tindakan yang diambil. Tujuan juga menentukan keputusan yang kita ambil. Jika kita ingin memilih jalan mana yang harus dilalui, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui tujuan kita. Kita bukan tuan atas diri kita sendiri dan atas hidup kita. Manusia sangat terbatas untuk bisa menentukan jalan mana yang benar yang harus ia lalui. Tapi kita harus menjadikan kehendak Tuhan sebagai petunjuk dan aturan yang harus kita lakukan dalam menjalani hidup. Kekristenan harus menjadikan Kristus sebagai pusat. Dengan demikian baik hidup dan mati kita adalah milik Tuhan (ay. 8). Mengabdi pada-Nya, bergantung pada-Nya, merancang untuk Dia, sehingga apa pun latar belakang kita dan latar belakang saudara kita, ada perbedaan cara, kebiasaan dan kemampuan. Namun kita semua adalah milik Tuhan, dan kita tidak mudah menghakimi perbedaan dan menjelek-jelekkan sesama kita orang Kristen dan terkhususnya jemaat Tuhan. Maka selayaknya kita harus belajar saling menerima perbedaan di antara kita.

Jemaat yang terkasih,
Tuhan adalah pusat hidup seluruh manusia. Semua orang kelak akan mempertanggungjawabkan apa yang ia perbuat di hadapan Tuhan. Maka fokus kita bukan lagi orang lain namun diri kita sendiri. Sudahkah kita menjadikan Tuhan sebagai pusat dari hidup kita? Maka dalam renungan kita kali ini hendaklah kita belajar melakukan sesuatu untuk Tuhan. Ketika mata kita sudah tertuju kepada Tuhan dan kebenaran-Nya, maka hidup kita pun akan menjadi hidup yang benar. Bukan soal hukum normatif yang menjadi pokok iman kita, misalnya tidak boleh makan sesuatu atau minum sesuatu atau acara-acara tertentu yang membuat kita benar di hadapan Tuhan. Namun iman kita yang menjadi motor penggerak tentang apakah yang kita lakukan, sehingga jika kita memfokuskan diri kepada Tuhan, maka perbuatan kita pun akan sesuai dengan firman dan kehendak-Nya. Amin.

 

5. Doding Kidung Pujian “Kau yang Terindah”
Kau yang terindah di dalam hidup ini.
Tiada Allah Tuhan yang seperti Engkau,
besar perkasa penuh kemuliaan.
Kau yang termanis di dalam hidup ini.
Kucinta Kau lebih dari segalanya,
besar kasih setiaMu kepadaku.
Ku sembah Kau, ya Allahku.
Ku tinggikan namaMu selalu.
Tiada lutut tak bertelut, menyembah Yesus Tuhan Rajaku.
Ku sembah Kau, ya Allahku.
Ku tinggikan namaMu selalu.
Semua lidah ‘kan mengaku, Engkaulah Yesus, Tuhan Rajaku.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS