1. Doding Haleluya No. 30:1+7
Hosianna! Anak ni Raja David roh hubanta.
Parandang ma dalan-Niin, ase masuk bai uhurta.
Baen ma gaba-gaba in, bai Tuhanta na roh in.

Hosianna! Anak ni Naibata na jadi jolma.
Tohu ma Kuria in, ase sai tongtong martuah.
Sangap bai Goran-Mu in, sadokah-dokahni in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Heber 13:15
“Anjaha marhiteihon-Si ma galangkon hita tongtong bani Naibata galangan puji-pujian, ai ma buah ni bibir, na mangakui goran-Ni in.”

“Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
tentu ketiga peribahasa ini tidak asing lagi bagi kita, yaitu, “Mulutmu, harimaumu,” dan “Lain di bibir lain di hati,” serta “Akibat mulut (bibir), badan binasa.” Peribahasa ini sesungguhnya menggambarkan betapa berbahayanya peran bibir (mulut) bagi kehidupan umat manusia, jika salah digunakan. Namun demikian, bibir dapat membahagiakan diri kita, tapi sekaligus juga dapat membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam ayat harian di masa-masa Advent ini, kita kembali diingatkan oleh penulis kitab Ibrani agar menggunakan bibir dan mulut kita dengan baik dan benar. Ucapan bibir adalah untuk hal yang positif, membahagiakan diri sendiri dengan memuliakan Tuhan. Bibir harus digunakan sebagai korban persembahan syukur kepada Tuhan. Inilah perspektif ataupun bentuk lain dalam hal pemberian korban syukur kepada Tuhan yang diberitakan kitab Ibrani.

Dalam tradisi umat Israel dari Perjanjian Lama, biasanya korban syukur itu dipersembahkan dalam bentuk binatang yang dikorbankan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang diberikan oleh Tuhan dalam kitab-kitab Taurat. Pada saat ini juga kita mempraktikkan persembahan syukur itu dalam bentuk uang dan barang. Dalam ayat harian ini, diingatkan kembali bahwa mempersembahkan korban syukur kepada Allah dapat kita lakukan dengan ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Memang dari bibir kita, bisa keluar kata-kata berkat yang membahagiakan, tapi bisa juga dalam waktu yang lain mengucapkan kata-kata kutukan ataupun makian yang membahayakan dan mencelakakan orang lain. Praktik penggunaan bibir yang sering dipakai untuk hal-hal negatif inilah yang diluruskan oleh penulis Ibrani. Bahwa bibir yang terkadang, bahkan mungkin sering dan selalu, kita gunakan untuk menghina, memfitnah, menyebarkan hoaks, mencela orang, memaki, dan penggunaan yang salah lainnya, harus dibalik. Harus difungsikan untuk memuliakan Tuhan.

Penjelasan dari kitab Ibrani ini dapat juga kita hubungkan dengan penjelasan rasul Paulus dalam Roma 12:1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Karena memang semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus harus memberi korban dalam bentuk apapun. Entah memberi persembahan, bantuan kepada orang yang membutuhkan dan membantu orang dalam kelemahan serta kesusahan, itu harus dilakukan. Termasuk dengan bibir (mulut kita). Kita harus menjadikan bibir kita sebagai korban persembahan syukur kepada Kristus dengan cara menggunakannya untuk memuliakan Tuhan. Entah dengan berbicara atau membicarakan hal-hal yang baik dan benar, yakni menyaksikan kasih Kristus dengan menyebarkan Injil-Nya, maupun dalam persembahan puji-pujian kepada-Nya. Sebab itulah yang Ia kehendaki dari kehidupan kita. Inilah tugas dan panggilan pelayanan serta tanggung jawab orang Kristen. Bibir yang memuliakan nama Tuhan hendaklah menjadi identitas kita, sehingga hal itu menjadi life style (gaya hidup) kita, yakni menggunakan bibir kita sebagai korban syukur kepada Tuhan. Itulah sebabnya, kita diingatkan dan diajarkan agar menggunakan bibir kita untuk memberikan buah-buah yang baik. Mari menggunakannya untuk menjadi berkat bagi diri kita dan sesama, serta terutama kita gunakan untuk hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin.

 

5. Doding Haleluya No. 268:1-2
Jahowa Tuhankin, bah tubuh sijengesan.
Sitompa ganup in, sibere hagoluhan.
Hupindo hu Bamu, angkula na jorgit.
Age uhurhu pe, ase tongtong borsih.

Ham mangajari au, bai sihatahononku;
Dear marsahap au na sambor horomonku;
Sai bahen Ham au on, parhata na mantin;
Margogoh ma tongon ganupan hatangkin.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS