1. Doding Haleluya No. 115:1-2
Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin.
Padingat-dingat ma tongtong ni dok ni Tuhanmin.

Sai songon hayu dear ho ramos parbuahniin.
Bulung ni pe tabun homa usihi ma sonin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Mateus 12:35
“Halak na madear padaratkon hadearon humbani artani na madear ai, anjaha halak na masambor padaratkon na masambor humbani artani na masambor ai.”

“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Ungkapan, “Perkataanmu menyingkapkan siapa engkau,” adalah sebuah kalimat yang mengundang kita untuk berintrospeksi dan melihat serta mengingat kembali tentang bagaimana kita berbicara, mengungkapkan kalimat yang keluar dari kita untuk orang lain, dan apakah kalimat yang kita keluarkan tersebut menguatkan atau bahkan menyakitkan? Dalam nas kita hari ini, Tuhan Yesus berbicara kepada kaum Farisi dan melalui ayat ini, sangat diharapkan agar kaum Farisi melihat kembali keberadaan mereka. Benar bahwa pada ayat sebelumnya Tuhan Yesus sudah memberi pelabelan kepada mereka sebagai keturunan ular beludak (ay. 34), yaitu gambaran atas seekor hewan yang menaburkan bisa yang dapat mematikan. Keberadaan orang Farisi yang seolah-olah patuh pada aturan, tetapi justru mengesampingkan kasih yang menjadi implementasi dari aturan yang mereka jalankan, menebarkan penilaian yang menghakimi, saat Tuhan Yesus melakukan penyembuhan terhadap seseorang yang kerasukan setan, kekuatan Beelzebul, dan kalimat ini sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan.

Jemaat Tuhan,
pada nas ini, Tuhan Yesus menekankan 2 (dua) keadaan yang sangat berbeda, yaitu orang yang baik, dan orang yang jahat. Kalimat yang keluar dari orang yang baik adalah kalimat yang memuat energi positif bagi orang yang mendengarnya, sehingga setiap orang yang mendengar perkataan orang yang baik, maka ia akan merasa diberkati dan bersukacita, serta merasa dikuatkan saat ia lemah, merasa ditopang saat ia jatuh. Tetapi sebaliknya, orang yang jahat adalah orang yang mengeluarkan kata-kata yang jahat, yang dapat melemahkan orang lain yang mendengar perkataannya. Kata jahat di sini mengandung arti poneros yang berbicara tentang kejahatan aktif, kejahatan yang memiliki efek menghasilkan kerusakan. Dua keadaan ini selalu ada di atas dunia ini, tetapi justru Tuhan Yesus ingin mengajarkan agar kaum Farisi atau bahkan kita saat ini mencoba untuk melihat keberadaan kita selama ini.

Jemaat yang terkasih,
kalimat yang keluar dari kita tentunya sangat terkait erat dengan hati kita. Maka kalimat kita menunjukkan isi hati kita. Baik atau tidaknya hati kita, terlihat dari kata-kata yang kita ucapkan. Tentu sebagai seorang Kristen, semestinya kita harus selalu menyelidiki hidup kita, terutama perkataan kita, karena perkataan kita menyatakan diri kita; perkataan kita menyingkapkan karakter kita. Bila perkataan seseorang menyakiti dan melukai, demikianlah siapa dia di dalamnya. Namun jika kalimat kita penuh kasih, baik, membangun dan menguatkan, itulah karakter kepribadian kita, karena kita adalah pribadi dari hasil perkataan kita, dan ucapan kita adalah ukuran sejati kedewasaan seorang Kristen. Saat ini banyak media yang menjadi sarana bagi kita untuk mengungkapkan kalimat yang akan kita sampaikan kepada seseorang, seperti: Facebook, WhatsApp, atau Instagram. Media ini juga dapat kita pakai untuk memperlihatkan bagaimana kita mampu meneguhkan dan menopang orang lain melalui kalimat yang kita tuliskan dalam media sosial tersebut. Namun seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, keberadaan orang yang baik, seharusnya mengeluarkan hal yang baik, dan sebaliknya keberadaan orang jahat akan mengeluarkan hal-hak yang jahat. Maka pada saat ini adalah waktunya bagi kita untuk melihat dan menilai diri kita sendiri, apakah kita sudah menjadi orang baik atau bahkan masih sebagai orang yang jahat. Selamat melihat dan menilai diri sendiri. Amin.

 

5. Doding “Bahasa Kasih”
Andaikan aku lakukan yang luhur mulia.
Jika tanpa kasih cinta hampa tak berguna.
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu, ya Tuhanku.
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu.

Andaikan aku pahami bahasa semua,
hanyalah bahasa cinta kunci tiap hati.
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu, ya Tuhanku.
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu.

Cinta itu lemah lembut sabar sederhana.
Cinta itu murah hati, rela menderita
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu, ya Tuhanku.
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu.

Andaikan aku dermakan segala milikku,
tapi hanyalah cintaku sanggup membahagiakan.
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu, ya Tuhanku.
Ajarilah kami bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS