1. Doding Haleluya No. 375:1+3
Ai ise suruhon-Ku sai nini Tuhan in,
na ra lao pararatkon harajaon-Ni in.
Buei do na mangaku lao mangkorjahon in,
garama anak boru ‘ge bapa inang pe.
Ijon do au Tuhanku sai suruh Ham ma au,
mandilo ganup jolma bai harajaon-Mu.
Hubere ma gogohku ‘ge panorangku pe,
seng ra au marnaloja, paima ganup roh.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jeremia 31:20
“Ai anak kasihan do nani si Efraim Bangku? Anak haudungan ni uhur-Hu do ia nani? Ai age pe Huhata ia, sai Hudingat do ia, Siholan do uhur-Hu bani, tongon, marulak-ulakan do uhur-Hu mangidahsi,” nini Jahowa.”
“Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, demikianlah firman Tuhan.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Janji Tuhan kepada umat manusia selalu ia tepati. Ia berjanji kepada Nuh bahwa Ia tidak akan mendatangkan air bah lagi. Ia berjanji kepada Abraham bahwa keturunan Abraham akan seperti banyaknya bintang di langit dan pasir di laut. Hal itu dibuktikan Tuhan kepada keturunan Abraham. Efraim adalah keturunan ketiga dari Abraham. Ia adalah anak dari Yusuf, dan cucu dari Yakub, serta cicit dari Ishak. Efraim juga adalah sebutan yang dialamatkan kepada umat Israel, sebagai keturunan dari Yakub. Namun, walau berada dalam penggenapan akan janji Allah, kehidupan umat ini mengalami permasalahan. Setidaknya, ada 3 permasalahan yang dihadapi umat ini di zaman nabi Yeremia, yaitu masalah stabilitas, moralitas, dan spiritualitas.
Stabilitas bangsa sedang tidak baik-baik saja, karena bangsa Israel mendapatkan serangan dari utara. Pada akhirnya, bangsa ini kalah dan dijajah serta dibuang ke Babel, serta bait suci pun diruntuhkan. Kemudian moralitas umat ini juga bermasalah. Para imam mengajar dengan sewenang-wenang, serta para nabi bernubuat palsu. moralitas ini semakin diperparah dengan respons dari umat yang justru menyukai situasi yang demikian. Lalu, spiritualitas umat ini juga bermasalah. Mereka menyembah berhala-berhala serta meninggalkan Tuhan. Keadaan ini sebenarnya sudah cukup menjadi alasan bahwa bangsa ini sebenarnya layak untuk mendapatkan hukuman dari Tuhan. Alasannya adalah karena Tuhan tidak lagi disembah dengan setulus hati.
Namun, apa respons Tuhan atas situasi yang demikian ini? Jawabannya adalah ayat harian kita hari ini. Ia berkali-kali melakukan dua hal yang berbeda kepada bangsaNya ini, yaitu menghardik dan menyayanginya. Inilah yang menjadi alasan bahwa janji Allah kepada bangsa ini tidak mungkin tidak unruk ditepatiNya. Ia begitu menyayangi umatNya, yang dengan terang-terangan telah meninggalkanNya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kita bisa belajar dari kisah bangsa Israel dalam berhubungan dengan Tuhan. Pelajarannya bukanlah agar kita melakukan pelanggaran sesering-seringnya, agar Tuhan menunjukkan kasih dan sayangnya sesering-seringnya. Seperti yang rasul Paulus tuliskan dalam Roma 6:1-2, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” Pelajarannya adalah bahwa Tuhan setia pada janjiNya, sehingga kita juga setia pada janji kita kepada Tuhan. Di awal tahun 2024 ini, janji untuk tetap setia kepada Tuhan itulah yang kita ingat dan lakukan sekuat tenaga kita. Amin.
5. Doding Haleluya No. 352:3
Marhitei Tonduy Na Pansing, hubotoh dousangkin,
hutanda do Sitobus au, marhitei hata-Nin.
Tapi hubotoh janah porsaya bani gogoh-Ni pakon kuasa-Ni,
ai iparorot tongtong goluhku, das bai parujungan in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS