1. Doding Haleluya No.467:2-3
Ra mandalankon hapintoronMu,
na mangkorjahon ganup titahMu.
Na dob mangaku gabe anakMu,
in do na boi tondok bai lampoMu.

Marhabiaran tongtong hu Bamu,
mangkasiholhon hasintonganMu.
Na mangkargahon pamilihonMu,
in do na boi das hu bai dologMu.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Job 28:24
“Ia do na manatap ronsi ujung ni dunia on, anjaha ididah do ganup na itoruh ni langit.”

“Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi, dan melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
hampir semua orang Kristen tahu kisah Ayub. Inti kisah Ayub adalah tentang mengapa orang benar atau orang saleh itu bisa menderita? Yang dimaksudkan dengan orang benar di sini bukanlah orang yang tidak berdosa. Orang benar adalah orang berdosa yang selalu sadar dan mengaku bahwa ia berdosa, sehingga ia selalu mencari Tuhan. Ayub disebut sebagai orang saleh dan orang benar karena ia mengakui dirinya apa adanya. Saat Ayub mengalami penderitaan yang luar biasa dalam hidupnya, ia sempat kecewa dengan para sahabatnya dan juga sempat membela dirinya di hadapan Allah. Ia yakin bahwa ia sebenarnya tidak mengerjakan dosa dan tidak bersalah. Tetapi ia kemudian hampir putus asa karena Allah seperti tidak peduli dengan penderitaannya. Kedatangan para sahabat yang menjenguknya semakin lama semakin membuat Ayub sadar bahwa Allah itu maha besar dan perbuatanNya tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Inilah yang menjadi pengakuannya di ayat harian kita hari ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
seringkali kita merasa perlu tahu dan perlu paham atas semua hal yang terjadi dalam hidup kita serta hidup orang lain. Jika kita mengalami permasalahan yang membuat tubuh, jiwa, dan pikiran kita menderita (sakit, gagal, putus cinta, bencana alam, dan lain-lain), kita cenderung untuk mencari tahu penyebab semuanya itu. Begitu juga saat orang lain mengalami penderitaan, kita juga cenderung untuk mencari-cari alasan atas penyebab itu semua. Sesungguhnya, kita tidak maha tahu. Allahlah yang maha tahu. Saat kita mengalami penderitaan dan hampir tidak bisa menemukan alasan atas semua penderitaan kita tersebut, maka tugas kita sebenarnya hanyalah agar kita semakin takut kepada Allah. Pengkhotbah 3:14 mengatakan, “Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.”

Ditambah lagi, Allah itu memandang sampai ke ujung-ujung bumi. Siapa dari kita yang mampu melakukan hal tersebut? Secanggih apapun teknologi yang kita ciptakan, pandangan dan jangkauan kita terbatas. Allah itu juga melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit. Siapa dari kita yang dapat melakukan itu? Karena itulah maka kepada kita diharapkan agar semakin menaruh ketakutan kepada Allah di dalam hidup kita. Memang hanya Ia sajalah yang mengetahui segala sesuatu, termasuk perjalanan hidup kita. Oleh karena itu, kita seharusnya lebih merasa nyaman dan aman saat kita menaruh kepercayaan dan pengharapan kita kepada Allah yang seperti itu, yang memandang sampai ke ujung bumi, yang melihat segala sesuatu di kolong langit, dan tahu segala sesuatu, termasuk kebutuhan kita. Amin.

 

5. Doding Haleluya No. 141:5-6
Sai pauli Ham Kuria, ‘se harosuhMu isura haganup pagoriMu.
Halak na toruh maruhur na magigi bai na sambor.
Sibalosi hataMu sibalosi hataMu.

Ai harga tumang hanami na tinobusMu ganupan,
ingat Ham hanami on.
Togu Ham hanai, o Tuhan humbai lombang hasunsahan.
Hu nagori atas in, hu nagori atas in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS