1. Doding Haleluya No. 381:1+4
Ringgas au pararatkon, Hata ni Tuhan in,
ronsi hasangapon-Ni, ‘ge holong uhurNin.
Ambilan siharganan, Hata ni Tuhan in,
pasonang paruhuran ampakon tonduy in.
Tongtong do marmulia barita ni Tuhanta
sai lambin tarambilan Goranni Tuhan in.

Sai tong marhagogohon, Hata ni Tuhan in,
totap do in manggoluh hun bani na hinan.
Ai in manogu ahu hu bani Bapa in,
ijin ma da igoki malas ni uhurhin.
Tongtong do marmulia, barita ni Tuhanta,
sai lambin tarambilan Goran ni Tuhan in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Rom 14:17
“Ai sedo sipanganon barang siinumon Harajaon ni Naibata, tapi hapintoron ampa damei ampa malas ni uhur do ibagas Tonduy Na Pansing.”

“Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ayat harian bagi kita hari ini adalah bagian dari nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Roma agar jemaat di Roma tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Alih-alih menjadi batu sandungan, umat Kristen justru harus menjadi berkat bagi orang lain. Satu hal yang dapat membuat kita menjadi batu sandungan bagi orang lain adalah karena makanan. Dalam surat 1 Korintus 8:1-13, yang baru saja menjadi nas khotbah bagi kita di hari Minggu yang lalu, rasul Paulus juga mengingatkan jemaat di Korintus agar jangan menjadi batu sandungan bagi sesamanya dalam hal makanan. Makanan yang dimakan setelah dipersembahkan terlebih dahulu kepada berhala, bisa membuat orang yang tidak kuat hati nuraninya menjadi terdorong untuk memakan makanan tersebut. Dengan demikian, ia telah memakan daging persembahan berhala juga. Walau sebenarnya rasul Paulus setuju bahwa tidak ada berhala, karena hanya ada satu Tuhan.

Bagi konteks kita, makanan juga bisa menjadi batu sandungan bagi sesama kita. paling sering terjadi pada saat pesta. Entah apa yang mendorong kita untuk mengambil makanan lebih di sebuah pesta, namun bukan untuk kita makan, melainkan untuk kita bawa pulang, di saat tamu yang lain belum mendapatkan makanan. Karena tindakan ini, tuan rumah menjadi kerepotan karena harus menyediakan makanan tambahan, padahal jumlah makanan yang dipersiapkan sudah cukup untuk tamu yang hadir. Karena tindakan kita dalam hal makanan, sesama kita terkena batu sandungan. Para tamu mencibir pesta tersebut, karena tuan rumah tidak mampu menyediakan makanan untuk para tamu yang hadir, padahal bukan makanannya yang kurang, melainkan karena banyak tamu yang “membungkus” makanan untuk dibawa pulang.

Jemaat yang terkasih,
makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah (1 Kor. 8:8). Keselamatan kita tidak tergantung pada makanan. Kerajaan sorga tidak diatur atau dinilai dari sebuah makanan. Kerajaan sorga adalah tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita. Inilah yang kita kejar. Dan karena inilah kita seharusnya menjadi berkat bagi sesama kita. Tuhan Yesus bahkan rela tidak mau mengubah batu menjadi roti untuk dimakan saat kelaparan setelah berpuasa selama 40 hari. Ia mengatakan, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4). Amin.

 

5. Doding Haleluya No. 384:1-2
Anggo sai tong hupingkiri, pambahenankin.
Simbei do tong ganup tingki, seng margagan in.
Holong-Mu, Tuhan pangajamankin,
sai marpangulaki, Ham mangidah in.
Holong-Mu, Tuhan pangarapankin,
Seng dong parsuhutan, pitah Ham do in.

Gijang uhur ampa latei, seng maronti in,
uhur domdom ganup ari, sai na roh do in.
Holong-Mu Tuhan pangajamankin,
sai marpangulaki, Ham mangidah in.
Holong-Mu, Tuhan pangarapankin,
seng dong parsuhutan, pitah Ham do in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS