1. Doding: Haleluya No. 6:1+4
Ham do ipuji uhurhon, Jahowa Tuhankin.
Huambilankon do tongtong, ganup binaen-Mu in.
Ai Ham do na margogoh in, sitompa haganup;
Ham do na pagoluhkon in, marmuduhon ganup.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jesaya 29:16
“Ee hanima sipasuhar haganup! Ai doskon sitopa hudon do tanoh liat ai? Atap hatahonon ni jadi-jadian ma dompak na manjadihonsi: Seng ia manjadihon ahu; atap hatahonon ni na ginana ma dompak na mangganasi: Seng dong hapandeianni?”
“Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: ”Bukan dia yang membuat aku”; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: ”Ia tidak tahu apa-apa”?”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada banyak peristiwa dan kenyataan di dunia ini yang tidak kita pahami. Mengapa bangsa-bangsa tidak bersatu dan berdamai satu sama lain? Mengapa Allah membiarkan begitu banyak penderitaan dan Iblis tetap merajalela? Bagaimana bisa orang jahat terlihat sepertinya lebih makmur, sementara orang baik sering kali tertindas? Inilah pertanyaan yang sering terlintas dalam pikiran kita dan belum mendapatkan jawaban yang jelas hingga saat ini. Nas hari ini walau tidak memberi jawaban secara lugas, namun memberikan kepada kita perspektif yang kita butuhkan untuk memahami masalah tersebut di atas. Yesaya di sini mempergunakan gambaran tentang tukang periuk dan segumpal tanah liat. Tukang periuk dan tanah liatnya tidaklah sama dan memang sangat jauh berbeda dari segala sisi. Tukang periuk mengambil tanah liat dan berkuasa membentuknya menjadi apapun sesuai dengan keinginannya. Tanah liat yang terbentuk tidak berkomentar apapun atas bentuknya atau cara yang dipakai membentuknya.
Hari ini kita diingatkan bahwa ada “Tukang Periuk” yang telah menciptakan dan memperlengkapi kita selaku tanah liat-Nya untuk tujuan-Nya. Allah yang menciptakan kita berkuasa membentuk dan menempa kita sesuai dengan keinginan-Nya. Bagaimana dan dengan cara apa Ia menciptakan kita adalah sesuatu yang di luar batas pemahaman dan kemampuan kita. Selaku ciptaan-Nya, kita tidak berhak untuk menantang Dia seolah Tuhan tidak memiliki pengetahuan (omniscience) dan kekuasaan (omnipotent). Jika itu yang kita lakukan berarti kita telah memutarbalikkan segala sesuatu. Tuhan adalah “Tukang Periuk” dan kita beserta dunia dan segala isinya hanyalah sebongkah tanah liat di tangan-Nya. Maka kita perlu berhati-hati jangan sampai kita berpikir bahwa Allah serupa dengan kita, bahwa kita mengetahui dan mengerti Dia sepenuhnya atau kita berhak menilai apa yang dikerjakan-Nya. Allah sangat jauh melebihi pengertian dan pengetahuan kita. Pertanyan-pertanyaan kita mungkin belum terjawab, namun kita harus percaya bahwa Allah mengetahui segala yang dilakukan-Nya dan segala sesuatu ada di bawah kendali-Nya. Apapun yang sedang dan akan terjadi di dunia maupun dalam hidup kita, yang jelas Tuhan sang “Tukang Periuk” tetap bekerja untuk menghasilkan karya terbaik-Nya yang penuh keagungan dan kemuliaan.
Sangatlah tidak masuk akal membayangkan sebongkah tanah liat berbicara atau menuntut balik kepada tukang periuk yang membentuk dan menempanya. Tetapi inilah yang sering terjadi oleh manusia, termasuk kita, yang menyangkal keberadaan Allah yang Maha Tahu dan Maha Kuasa. Manusia sering memberontak dan berkoar bahwa bukan Allah yang menciptakannya dan mereka lebih tahu daripada sang Omniscience satu-satunya. Suatu sikap yang menunjukkan kesombongan dan keangkuhan luar biasa! Oleh karena itu, nas hari ini mengajak kita untuk merendahkan hati dan bersandar kepada tangan sang “Tukang Periuk,” Allah yang telah menciptakan dan sedang membentuk kita sesuai dengan tujuan-Nya. Kesombongan akan membuat kita menjadi kering dan keras di tangan-Nya, sehingga sulit untuk dibentuk-Nya. Kita bersyukur atas kesabaran-Nya yang terus bekerja dalam diri kita dengan tangan-Nya yang penuh keahlian menjadikan kita anak-anak-Nya. Marilah kita memberikan diri kita untuk dibentuk dan ditempa-Nya menjadi lebih baik dan lebih menyerupai Dia. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 4:1-2
Puji Jahowa na sangap anjaha mardohar.
Hita ganupan na ringgas na megah maruhur.
Martumpu rup, marolob-olob ganup, haganupan manisia.
Puji Jahowa, Naibata sigomgom ganupan.
Na mambobai ho songon tinogu ni tangan.
Hosahmu pe, sai iparorot hape, songon pinindomu Bani.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS