Minggu, 18 Februari 2024 (Invokavit)
Nas : Amsal 2: 1-8
Usul Doding : Haleluya No. 442: 1-2 dan Yesus Pegang Erat Tanganku (Lagu Rohani)
Tema : Tuhan akan melindungi orang yang berjalan dalam integritas
HIKMAT DARI TUHAN
Tim Penulis
Horas Namaposo….
Hasoman Namaposo!
Banyak tawaran dunia dengan kemasan menarik yang membuat kita jatuh di tengah kesulitan yang kita hadapi saat ini. Di pemberitaan media, kita pernah menyaksikan bagaimana orang-orang tergoda dengan tawaran investasi yang bisa membuat kaya mendadak atau yang dikenal dengan crazy rich (secara harafiah berarti “kaya gila”, tapi idiom ini berarti “kaya raya sekali”). Mereka berpose di mobil-mobil mewah untuk memamerkan kekayaan mereka, tapi ternyata diperoleh dengan menipu banyak orang. Salah seorang diantara mereka pun pernah berkata di akun medsosnya bahwa “Tuhan pun bingung membuat dia menjadi susah.” Tak lama berselang yang bersangkutan langsung “dicambuk” Tuhan. Kedok mereka (para “crazy rich”) terbongkar dan harus berurusan dengan pihak kepolisian, harta disita dan mereka ditahan. Integritas menjadi sesuatu yang langka di zaman ini, dalam rangka memenuhi keinginannya, banyak orang muda/ namaposo tidak jarang menggunakan cara-cara pintas yang dianggap pantas. Segala cara dan upaya dilakukan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, bukan dengan cara berusaha namun dengan cara-cara mudah yang ditawarkan oleh dunia, dan tidak percaya pada proses, ingin cepat kaya, atau menginginkan pekerjaan yang santai namun bergaji besar dan keinginan-keinginan lainnya, yang membuat dirinya tidak menjadi pribadi yang tangguh. Sebagai namaposo ditengah-tengah kehidupan ini, kita menjadi saksi-saksi Yesus Kristus dan tentu memerlukan komposisi kehidupan dengan formula yang dapat mentransformasi kehidupannya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, diperlukan integritas untuk menjaga dan mempertahankan identitas imannya serta mewujudkan keter-panggilannya untuk menjadi berkat bagi dunia ini.
Hari ini, kita akan merenungkan bersama firman Tuhan tentang bagaimana menjadi orang yang berjalan di dalam integritas. Integritas adalah gambaran pribadi yang kuat dan teguh, memiliki kualitas diri dalam aspek hidup. Seseorang yang berintegritas tidak mudah menyerah, memiliki pikiran yang utuh dan lengkap, selaras perkataan dengan keinginan tanpa berpura-pura, tidak tercemar. Integritas adalah bentuk kesetiaan seseorang kepada hal-hal benar dalam hidupnya: diawasi atau tidak, baik disaat berada di depan orang lain maupun tidak, baik dalam situasi menyenangkan maupun menyakitkan. Hikmat dari Tuhan akan membentuk integritas dalam diri kita, sehingga di dalam setiap aspek kehidupan ini, keselarasan antara pikiran dan perbuatan harus dapat kita wujudkan. Nas dalam Amsal 2: 1-8 ini berisikan pengajaran guru hikmat tentang kondisi yang dibutuhkan para murid untuk mendapatkan manfaat hikmat. Perikop ini juga menerangkan kepada kita bahwa Allah telah menetapkan mereka yang sungguh ingin melakukan kehendakNya akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman. Hikmat dari Tuhan akan menjaga murid dari orang-orang jahat yang perbuatannya merusak moral atau merusak kepribadian. Untuk memperoleh manfaat hikmat, ada dua kondisi yang harus dimiliki oleh murid, yang disapa dengan kata-kata “hai anakku” (ayat 1) yang menunjukkan kesediaan dan kesungguh-sungguhan (ayat 2-4) dalam menuntut hikmat. Kesediaan yang dimaksudkan disini adalah kesediaan untuk “menerima” dan “menyimpan” kata-kata dan perintah para guru hikmat di dalam hati. Di dalam hatilah pengajaran hikmat itu dipelihara dan dipertimbangkan. Kemudian “kesungguh-sungguhan” yang berarti “memperhatikan” dan “mencenderungkan hati”, “berseru nyaring”, “mengangkat suara”, khususnya mencari dan mengejar. Jadi kesungguhan yang disini maksudnya adalah kerelaan menuntut hikmat. Hikmat tidak hanya perlu dicari, tetapi juga harus dikejar dengan sungguh-sungguh, tekun, gigih, pantang menyerah, dan berdisiplin. Kitab Amsal selalu menyebutkan bahwa hikmat itu lebih berharga dari perak dan emas. Pada ayat 5 menyebutkan kepada kita, bahwa hasil dari mencari hikmat adalah pemahaman tentang takut akan Tuhan. Pemahaman ini tidak hanya sebatas pengetahuan intelektual, tetapi melibatkan pengalaman pribadi yang membawa seseorang kepada karakter takut dan hormat yang mendalam terhadap Allah dan menyatakan bahwa hikmat berasal dari Tuhan. Pengetahuan dan pengertian yang benar berasal dari ajaran-Nya. Ini menggarisbawahi bahwa pencarian hikmat sejati terjadi ketika seseorang mengarahkan hati dan pikirannya kepada Tuhan dan Firman-Nya (ayat 6). Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7a). Takut akan Tuhan tidak hanya terlihat dari kepercayaan dan penyembahan kepada Allah tetapi juga melalui penolakan terhadap kejahatan. Dalam Perjanjian Lama, Israel menujukkan sikap takut kepada Tuhan merupakan kesadaran yang penuh kekaguman bahwa Allah yang kudus telah berkenan menoleh kepada mereka serta memilih mereka menjadi umat-Nya. Oleh karena itu mereka harus hidup dalam rasa takut kepada Tuhan, namun ketakutan yang menuntun kepada keyakinan dan kepercayaan dan bukan kepada ketidakpastian yang mematahkan semangat. Ketakutan itu adalah suatu cara hidup yang berlandaskan suatu pertimbangan yang sungguh-sungguh akan kehadiran serta perhatian Allah. Takut akan Tuhan menjadi inti pengetahuan dan hikmat Allah. Jika manusia takut akan Tuhan, mereka juga akan menghindari kejahatan. Mereka adalah orang-orang yang benar, yang penuh penyerahan diri kepada Tuhan. Takut akan Tuhan adalah tanggapan manusia terhadap janji dan berkat Tuhan. Di ayat selanjutnya, diterangkan juga bagaimana Tuhan memberikan janji tentang perlindungan bagi orang benar. Tuhan menjadi perisai, memberikan kemenangan, dan melindungi jalan orang-orang yang hidup tanpa cela, jujur, dan setia. Ini menunjukkan bahwa hasil dari hidup dalam kebijaksanaan Tuhan adalah keamanan dalam perlindungan-Nya. Perlindungan dari Tuhan. Tuhan melindungi jalan orang-orang yang jujur dan setia, memastikan bahwa mereka dapat tetap berjalan dalam kebenaran dan kesetiaan. Ini menyoroti bahwa perlindungan Tuhan bukan hanya sekadar keamanan fisik, tetapi juga mendukung pertumbuhan rohaniah (spiritualitas) dan kesetiaan pada-Nya (ayat 8).
Hasoman Namaposo!
Orang yang berjalan di dalam integritas akan selalu Tuhan sertai dalam hidupnya. Integritas itu menjadi bukti ekpresi imannya kepada Tuhan dengan menyeleraskan antara pikiran dan perbuatan. Integritas tidak dapat dipalsukan, mungkin banyak orang yang hanya ingin cukup memiliki karakter untuk kelihatan saleh bagi orang lain dengan mengecat warna-warni bagian apapun di hidup mereka yang terlihat, dan mengabaikan bagian-bagian yang tidak terlihat. Namun integritas adalah kehidupan yang di cat di segala sisi dengan kesalehan, sisi-sisi yang dilihat orang-orang dan sisi yang tidak dilihat orang-orang. Sehingga integritas bagi orang yang percaya adalah perisai yang menjadi pelindung kualitas hidup dan sebagai pertahanan iman untuk menghadapi segala pencobaan, kebohongan yang akan terus-menerus menyerang. Integritas harus dipahami sebagai karakter diri yang mengindikasikan hasil dari gerak atau suara hati atau keinginan jiwa yang menunjukkan hubungan yang benar dengan Allah yang di mana integritas itu terbentuk dari dan akibat pergaulan seseorang dengan Tuhan, yang mengakibatkan sifat-sifat moral Allah dimiliki oleh orang tersebut. Sehingga integritas akan mewujudkan kepribadian yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran (karakter-karakter yang benar) dalam situasi yang nampak dalam tindakan dan gaya hidup sehari-hari. Integritas ataupun keutuhan moral merupakan kualitas positif yang benar-benar mencakup kebaikan, kemurahan, kemurnian, kesucian dan kesalehan. Integritas dalam kehidupan namaposo mengusahakan supaya berjuang melawan keinginan daging yang membuat orang percaya jatuh ke dalam dosa, dan menjaga agar seorang yang percaya itu tetap beriman dan taat kepada Tuhan. Integritas dalam diri seseorang akan mampu hidup menuruti apa yang Allah kehendaki menjaga kekudusannya ditengah-tengah tawaran-tawaran yang ingin membawa manusia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Menjadi namaposo yang berjalan di dalam berintegritas tidak berarti menjadi berpikiran sempit, sederhana, atau suka polesan luar biasa, tetapi memberikan identitas dan bobot diri. Pola tindakan orang yang berintegritas akan membentuk dan memperkuat daya untuk bertindak dengan benar dan ini membuat perilaku mereka tampak sebagai bagian dari sifat orang Kristen. Perilaku orang Kristen bukan pemberian, melainkan pola yang dibentuk melalui kejelasan komitmen dan konsistensi dalam pilihan.
Kepribadian yang utuh hanya bisa dibangun apabila ada integritas. Integritas juga berarti tetap tegar dalam penderitaan, tahan uji, terus berserah, tetapi tak akan menyerah. Dalam hal ini juga, sangatlah penting berjalan di dalam integritas dalam setiap aspek kehidupan orang percaya, karena integritas merupakan acuan untuk bisa berperilaku dengan baik dalam menjalankan peran serta dan fungsi dalam setiap aspek kehidupan, menuntun seseorang untuk memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya, sehingga terjalin konsistensi antara perkataan, pemikiran serta perbuatan, yang menunjukkan kualitas diri. Integritas juga menjadi kompas dan navigasi yang mengarahkan hidup sekaligus mendorong orang banyak melakukannya, karena integritas akan mempengaruhi apa yang kita lakukan untuk orang lain dan juga diri sendiri. Integritas juga menjadi wasit untuk menetapkan norma-norma yang menjadi keteladanan sehingga membentuk kepribadian yang berwujud pada karakter yang benar. Namaposo yang berjalan di dalam integritas, haruslah memiliki jiwa yang takut akan Tuhan, karena takut akan Tuhan-lah yang membuat seseorang dapat mengenal apa yang Tuhan kehendaki dan takut akan Tuhan juga yang membuat seseorang mampu menunjukkan integritasnya untuk tidak melakukan apa yang Tuhan tidak kehendaki. Namaposo yang berjalan di dalam integritas dalam setiap aspek kehidupannya, menjadi bukti bahwa Tuhan selalu melindungi dan menyertai setiap langkahnya. Amin.
Namaposo Berkualitas………
Namaposo Berintegritas…….
Namaposo Berspiritualitas….