Minggu, 25 Februari 2024 (Reminiscere)
Nas : Galatia 5: 22-23
Usul Doding : Haleluya No. 143: 1-2 dan Roh Kudus Kau Hadir Disini (Lagu Rohani)
Tema : Hidup sesuai dengan buah Roh
HIDUP YANG DIPIMPIN OLEH ROH
Tim Penulis
Horas Namaposo….
Hasoman Namaposo!
Seorang murid yang menerima hasil yang terbaik di sekolah, tidak terlepas dari bagaimana caranya menerima pengajaran dari gurunya. Bagaimanapun pintarnya seorang guru, kalau pengajarannya tidak dapat diterima dan dimengerti oleh para muridnya, maka hasil yang terbaik dari muridnya akan hanya menjadi sebatas angan-angan. Dan dibanyak percakapan, biasanya seorang murid yang berhasil menjadi juara atau menjadi yang terbaik, kita langsung bertanya-tanya “siapakah gurunya?, dimanakah dia bersekolah?”, dan hal ini semua menjadi faktor kesuksesan atau keberhasilan dari murid tersebut. Dan hal itu juga yang membuat, ketika ada sekolah unggulan, sekolah favorit, maka orang-orang akan berlomba-lomba untuk untuk menyekolahkan anaknya di sekolah itu, dengan biaya yang mahal sekalipun, orang tua akan mengusahakannya. Ada anak yang mungkin tidak terlalu pintar sebelumnya, tetapi setelah orang tuanya menyekolahkan di sekolah unggulan, diajar oleh guru-guru berkompeten, anak itu menjadi lebih pintar dan membanggakan. Dari hal ini, dapat kita pahami bahwa peran dari siapa yang memberikan pengajaran dan yang mengarahkan seseorang, itu dapat mempengaruhi kehidupannya (menuju kepada perubahan).
Dalam nas ini juga, disampaikan oleh Paulus melalui surat ke jemaat di Galatia, bahwa ada dua hal yang memimpin hidup seseorang dalam hidupnya. Apakah dia dipimpin oleh Roh atau dipimpin oleh daging. Jelas dalam nas ini bahwa keinginan daging akan melawan keinginan Roh, sehingga kita dapat memahami bahwa keinginan daging dan keinginan Roh tidak dapat berjalan bersama-sama. Orang yang dipimpin oleh daging adalah orang memiliki karakter percabulan, kecemaran (sesuatu yang membuat manusi tidak layak ke hadapan Allah), hawa nafsu (tidak peduli lagi terhadap apa yang akan dikatakan atau dipikirkan orang tentang dia), penyembahan berhala (pemujaan terhadap ilah-ilah buatan tangan manusia), sihir, perseteruan (memusuhi sesama manusia), perselisihan , iri hati (menginginkan sesuatu atau hal-hal yang bukan milik kita), amarah (meluap dengan tiba-tiba), kepentingan diri sendiri (kedudukan yang diinginkan bukan karena adanya motivasi yang baik), percideraan (merasa lebih mampu dari orang lain), roh pemecah (saling tidak menyenangi satu terhadap yang lain), kedengkian (sakit hati melihat kenyataan bahwa orang lain dapat memiliki sesuatu), kemabukan (menjadikan manusia bertingkahlaku seperti binatang), pesta pora (yang menjurus kepada kemerosotan moral) dan sebagainya (Galatia 5: 19-21a). Semua hal ini datang dari keinginan daging. Keinginan daging pastinya hanya menyenangkan daging. Tidak ada kompromi tentang upah dari keinginan daging ini, orang-orang yang hidup di dalam kedagingan, tidak akan memiliki tempat di dalam kerajaan Allah. Ketika seseorang tidak memiliki tempat di kerajaan Allah, apa lagi yang akan diwarisinya? Dia akan menjumpakan kerajaan Iblis.
Ayat 22-23 menyoroti buah-buah Roh yang menjadi tanda nyata dari pekerjaan-Nya dalam hidup kita. Firman Tuhan mengajarkan kita bahwa buah Roh adalah kasih (mencerminkan kasih yang tulus dan tanpa syarat), sukacita (suatu sukacita yang bersumber dari hubungan yang kokoh dengan Allah), damai sejahtera (keadaan damai dalam hubungan dengan Allah dan sesama), kesabaran (kemampuan untuk menanggung dan bertahan di tengah cobaan atau kesulitan), kemurahan (sikap baik dan penuh kasih kepada sesama), kebaikan (perilaku yang baik dan etika moral yang benar), kesetiaan (ketaatan dan keandalan dalam menjalani kehidupan percaya), kelemahlembutan (sikap lembut, ramah, dan tidak kasar dalam berinteraksi dengan orang lain), dan penguasaan diri (kemampuan untuk mengendalikan diri dari godaan dan menjaga keseimbangan dalam hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran). Ini adalah karakteristik yang seharusnya menjadi ciri khas hidup orang percaya yang hidup dalam keterhubungan yang erat dengan Roh Kudus.Penting untuk memahami bahwa buah-buah Roh ini bukanlah sekadar hasil usaha manusia semata, melainkan hasil transformasi yang dilakukan oleh Roh Kudus di dalam kita. Ini adalah hasil alamiah dari hubungan yang intim dengan-Nya. Paulus menekankan bahwa buah-buah Roh ini bukan hanya hasil usaha manusia semata, melainkan merupakan konsekuensi langsung dari karya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Oleh karena itu, buah-buah Roh ini bukan hanya tanda karakter Kristen, tetapi juga bukti dari transformasi yang terjadi ketika seseorang hidup dalam keterhubungan yang erat dengan Roh Kudus.
Hasoman Namaposo….
Buah-buah Roh harus menjadi “Code of Conduct” (kode etik) Namaposo dalam menciptakan lingkungan yang penuh dengan kasih, damai, dan sukacita. Menjadi saksi hidup bagi ajaran Kristus dalam kehidupan sehari-hari, membangun komunitas yang kuat dan memberikan dampak positif pada dunia di sekitar. Buah-buah Roh adalah karakter yang akan terbentuk dalam diri kita jika kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Menerapkan hidup yang dipimpin oleh Roh memerlukan ketekunan, kesabaran, dan kesediaan untuk terus tumbuh secara rohaniah. Ini adalah perjalanan yang terus-menerus dan memerlukan komitmen untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencerminkan karakter Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Dalam renungan kita hari ini, marilah kita bersama-sama merenungkan bagaimana kita dapat membuka hati dan memperbolehkan Roh Kudus bekerja dalam hidup kita, sehingga buah-buah Roh dapat termanifestasi secara nyata. Siapakah Roh itu? Roh itu adalah Roh Allah. Roh Kudus yang dicurahkan kepada setiap orang percaya. Allah berdiam di dalam diri kita melalui Roh-nya (1 Yoh. 3: 24). Seorang Kristen dapat hidup di dalam pembaharuan/ hidup yang baru harus terlebih dahulu menerima Roh Allah (Epesus 4: 23-24). Roh Kudus-lah yang harus memimpin para jemaat supaya tetap hidup di dalam kebenaran (1 Kor. 6: 19). Roh itu yang mempersatukan kita dengan Kristus Yesus. Pada dasarnya, keinginan daging itu baik sejauh itu untuk keperluan daging, tetapi setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa, keinginan daging itu mendominasi dalam kehidupan mansua, sehingga manusia tidak lagi perduli pada keinginan Roh. Itulah mengapa Paulus mengatakan, bahwa orang yang percaya harus menyalibkan kedagingannya dan segala nafsu serta keinginannya. Orang yang dipimpin oleh Roh adalah orang yang menyerahkan segala keinginan dan harapannya kepada Roh. Roh itu yang mengajarinya untuk berkata, Roh itu yang mengajarinya untuk menjalani hidup, Roh itu yang mengajarinya untuk membuat keputusan, Roh itu yang mengajari supaya tetap percaya kepada Tuhan. Tidak pernah keinginan Roh melawan kehendak Allah, karena Roh itu berasal dari Allah sendiri. Karena itu, kita namaposo telah menerima Roh itu dan telah berdiam di dalam kita, biarkan Roh itu yang tetap bekerja di dalam hati dan pikiran kita. Roh itu yang memimpin hidup kita, segala perintah dan kehendakNya-lah yang kita lakukan. Sebagai namaposo yang dipercayakan Tuhan menjadi tempat Roh Kudus berkarya, mari bersyukur atas pekerjaan Roh Kudus yang terus membaharui hidup kita. Marilah kita tetap bersekutu dengan-Nya, membiarkan-Nya terus mengubah kita menjadi citra Kristus. Dengan kerendahan hati, kita merespon panggilan-Nya untuk hidup kudus, menjadi saksi-Nya yang setia, dan memancarkan cahaya-Nya di dunia yang membutuhkan kasih dan pengharapan. Selamat menjalani hidup di dalam Roh Kudus kepada kita semuanya! Amin.