1. Doding: Haleluya No. 15:3-4
Jesus Kristus do manogu au hu hasonangan in;
Iarahkon do tonduyhu bai hasangapon-Ni in,
ase ulang be madorun au na pusok uhur on,
janah lang dong be mandorun na pajutkon uhurhon.
Ia roh pe hamateian, Jesus do mangapoh au.
Roh pe ari paruhuman, Jesus mangkahui au;
Aha be habiaranku? Jesus hatundalankin;
Ai ma ase pujionku holong ni atei-Ni in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jakobus 5:1
“Ee nasiam na bayak, tangis anjaha doruh-doruh ma nasiam halani sitaronon na sihol roh bani nasiam.”
“Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!”
4. Renungan
Jemaat Tuhan,
ayat ini berisi kalimat yang cukup keras, terlebih bagi orang-orang kaya, atau yang merasa dirinya kaya. Tentu kekayaan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kekayaan duniawi, yang terdiri dari harta benda dan segala barang berharga lainnya, seperti: uang, emas, tanah, dan sejenisnya. Tapi di dunia Timur, ada tiga sumber utama kekayaan, yaitu: jagung dan gandum, pakaian, serta emas. Saking bernilainya barang-barang tersebut, maka orang-orang pun berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh atau mengumpulkannya. Tidak jarang, usaha untuk memperoleh kekayaan itu membuat orang-orang melakukan segala cara, bahkan menghalalkan segala cara, termasuk mengorbankan atau merugikan orang lain. Jika ini sudah terjadi, maka tidak ada lagi kasih di dalam kehidupan yang seperti itu. Maka, rasul Yakobus mau mengangkat dua maksud melalui ayat ini. Pertama, ayat ini mau memperlihatkan bahwa segala kekayaan duniawi sungguh-sungguh tidak ada harganya. Kedua, ayat ini memperlihatkan sifat menjijikkan dari orang-orang yang memilikinya. Lalu apa tujuannya menuliskan ayat ini bagi jemaat saat itu? Rasul Yakobus berharap dapat mencegah jemaat agar tidak meletakkan seluruh pengharapan dan keinginannya pada hal-hal duniawi.
Maka jika kita melihat ayat ini secara lebih luas, terutama latar belakangnya, maka ayat ini tidak mengharamkan kekayaan. Yang ditegur dengan sangat keras di dalam ayat ini adalah orang-orang kaya, yang memperoleh kekayaannya dengan ketidakbenaran. Mereka merugikan, menindas, menginjak-injak, bahkan mencelakakan orang miskin demi memperoleh keuntungan. Apa yang mereka lakukan? Orang-orang kaya tersebut mengambil pajak gandum dari orang-orang miskin. Mereka juga berbuat curang dengan memalsukan neraca. Mereka menjual terigu lusuh dan berjamur kepada orang miskin. Mereka membeli orang yang lemah karena orang lemah tersebut mengalami kesulitan keuangan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
jalan menuju kepada kekayaan penuh dengan perjuangan. Setelah mendapatinya pun, masih ada banyak godaan dan ketidakpuasan yang menghantui kita. Jika kita tidak punya kendali kuat atas diri kita, kita sudah pasti akan merugikan, bahkan tidak segan-segan mencelakakan orang lain, demi memperoleh keuntungan. Maka, mari kita semakin bijak dan hati-hati dalam mengejar sesuatu, terutama kekayaan. Mari kita ingat apa yang firman Tuhan sampaikan dalam 2 Korintus 8:14-15, “Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: ”Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” Amin.
5. Doding: Haleluya No. 248:1-2
Huhaholongi Ham, Gogohku, huhaholongi Ham tongtong.
In ma marhitei pambaenanku, hun bani gok ni uhurhon.
Ai Ham do manondangi au, ronsi na matei au.
Huhaholongi Ham, Goluhku, ai Ham do hagoluhankin;
Ningon tongtong Ham pujionku, au na sinondangan-Mu in.
Holong mamitah uhurhin Bamu o Jesuskin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS