1. Doding: Haleluya No. 18:1
Hata-Mu ale, Tuhanku, arta siharganan ai.
Sai palongkot bai uhurhu, ulang lang hujolom ai.
Anggo seng be sijoloman hata na madear ai,
aha ma na baen onjolan ni haporsayaonkin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Jesaya 55:3
“Pateleng pinggolnima, anjaha roh ma hanima hu Bangku! Tangihon ma, ase manggoluh tonduynima! Bahenon-Ku do bannima padan sisadokah ni dokahni, ai ma idop ni uhur na bani si Daud, na manongtong in.”

“Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.”

 

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
dalam berkomunikasi ada prinsip-prinsip yang seharusnya kita lakukan, dan prinsip komunikasi efektif berdasarkan REACH terdiri atas Respect (menghormati), Empathy (empati), Audible (dapat didengar), Clarity (jelas), dan Humble (rendah hati). Komunikasi efektif terjadi ketika komunikator dan komunikan mencapai kesamaan makna. Tentu di dalam berkomunikasi aspek-aspek yang menentukan untuk memperlancar komunikasi itu juga sangat dibutuhkan. Seperti telinga untuk mendengar pesan, mulut untuk menyampaikan pesan, dan tangan untuk melakukan pesan. Bila hal ini sudah terlaksana, maka apapun yang disampaikan pasti akan diterima, dipahami, dan dilakukan. Ketika orang tua menyampaikan pesan dalam komunikasinya dengan anaknya, maka tidak akan terjadi miskomunikasi bila semua aspek itu dipergunakan secara baik dan maksimal.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada kata yang menarik dalam bacaan kita hari ini, yakni kata “sendengkanlah.” Apa arti dari kata ini? Kata sendengkanlah berasal dari akar kata sendeng. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari kata sendeng adalah condong. Dengan demikian, arti dari sendengkanlah adalah harapan agar bersedia menyondongkan telinga ke arah suara yang masuk ke telinga, membuka telinga lebar-lebar agar bisa mendengar suara itu dengan jelas dan tidak samar-samar. Menyendengkan telinga berarti sebuah sikap yang memberi perhatian, fokus, dan konsentrasi kepada suara yang didengar.

Lalu frasa kata yang kedua adalah, “datanglah kepada-Ku.” Frasa kata ini merupakan sebuah undangan dari Tuhan yang selalu menanti kedatangan orang yang percaya kepada-Nya dalam setiap sisi kehidupannya. Artinya, sikap menyendengkan telinga tidaklah cukup, tetapi harus dilanjutkan dengan tindakan datang kepada-Nya. Agaknya buah dan implementasi dari sikap orang percaya yang menyendengkan telinga adalah ketika ia datang kepada Tuhan. Lalu dampak dari datang kepada Tuhan tentu akan membuat orang percaya itu menerima kehidupan yang sejati dari Tuhan. Nas ini dilatarbelakangi oleh situasi raja Daud pada saat itu, saat Daud menghadapi persoalan, yakni adanya orang-orang angkuh yang telah bangkit menyerang dia, dan gerombolan orang-orang sombong yang ingin mencabut nyawanya (ayat 14). Ia berdoa kepada Tuhan karena ia percaya kepada-Nya dan tidak ada yang dapat mengungguli-Nya. Dalam kondisi yang demikian maka Allah memintanya untuk menyendengkan telinganya, dan datang kepada-Nya (Mazmur 86).

Jemaat yang terkasih,
Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut dengan tujuan yang sangat jelas, yaitu supaya manusia lebih banyak mendengar dan sedikit berbicara. Dalam praktik hidup sehari-hari, yang terjadi justru kebalikannya! Banyak orang lebih suka berbicara daripada mendengar, mudah berkomentar, mudah menghujat, mudah menghakimi, mudah mengkritik, mudah menggosip dan sebagainya. Tentu melalui nas ini, poin penting yang dapat kita ambil adalah “cepat mendengar (menyendengkan telinga) dan lambat berbicara.” Ketika dengan menyendengkan telinga atas firman Tuhan yang disampaikan dan kita sikapi dengan prinsip-prinsip REACH seperti yang tertulis di atas, maka kita akan terdorong untuk tetap rindu mendengar suara-Nya. Lalu saat dengan kerinduan kita mendengar firman Tuhan, maka kita juga akan merasakan dan menikmati kasih setia Tuhan kepada setiap orang yang datang kepada-Nya. Maka, sendengkanlah telinga kita kepada Tuhan, datanglah kepada-Nya, maka kita akan hidup dan menikmati kasih-Nya. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 496:1-2
Idilo Tuhan Naibatanta, haganup Kuria-Ni in.
Ase manjalo haluahon, na binoban ni Kristus in.
Tangihon ma dilo-dilo-Ni, pateleng ham ma pinggolmu.
Ulang manosal holi dob ni, bai ujung ni panorangmu.

Sai jalo ma ganup hata-Ni, sai buhai ham ma uhurmu.
Sonai homa ‘ge sinondang-Ni, in ma baen gabe suluhmu.
Tangihon ma dilo-dilo-Ni, pateleng ham ma pinggolmu.
Ulang manosal holi dob ni, bai ujung ni panorangmu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS