1. Doding: Haleluya No. 6:1+15
Ham do ipuji uhurhon, Jahowa Tuhankin.
Huambilankon do tongtong, ganup binaen-Mu in.

Paturut Naibata gelah patorsa langkahmin;
Ase tongtong sonang ho lah, timbul ‘pa tuahmin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Tessalonika 5:24
“Hatengeran ni uhur do Ia, na mandilo nasiam, anjaha pasaudon-Ni do in.”

“Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kesetiaan selalu memerlukan objek yang menjadi sasarannya. Seseorang yang setia akan bersikap setia kepada sesuatu atau seseorang, bukan? Kita harus setia kepada pasangan kita, atau setia kepada majikan kita. Kita selayaknya setia kepada gereja kita, sekolah kita atau almamater kita. Mungkin kita memiliki hewan peliharaan yang sangat setia kepada kita. Di mana ada kesetiaan selalu ada suatu target atau sasaran yang menerima kesetiaan itu. Hal serupa juga berlaku untuk kesetiaan Allah kepada kita. Dan melalui nas hari ini kita akan melihat secara lebih dekat bagaimana kesetiaan Tuhan kepada kita dan bagaimana seharusnya respons kita atas kesetiaan-Nya.

Tuhan setia kepada semua milik-Nya yang setia kepada-Nya. Tuhan akan menunjukkan kesetiaan-Nya kepada semua orang yang beriman dan menjadi pengikut-Nya. Allah setia kepada orang-orang yang memiliki relasi yang baik dengan Dia. Ia setia kepada semua orang yang memanggil-Nya, yang taat kepada-Nya, dan kepada orang yang memiliki komitmen menyerahkan hidupnya kepada-Nya. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Allah menunjukkan kesetiaan-Nya kepada orang-orang yang menolak dan menyangkal Dia. Oleh karena itu, kita diingatkan untuk setia kepada Tuhan yang tetap setia kepada kita. Bagaimanakah kita merespons kesetiaan Tuhan kepada kita? Sebagaimana telah dijelaskan bahwa kesetiaan Allah diperuntukkan bagi semua orang yang mengikuti Dia. Dalam hal ini kita harus membuat pilihan. Apakah kita akan mengikut Dia dengan ketaatan? Atau, apakah kita menolak dan menyangkal Dia? Jika kita benar-benar percaya bahwa Allah setia, tentulah kita ingin mempercayakan diri dan hidup kita hanya kepada-Nya. Dan begitu kita mempercayakan hidup kita kepada-Nya, kita akan memiliki pengharapan yang teguh akan janji-janji-Nya oleh karena kesetiaan-Nya. Kita memiliki pengharapan karena kita tahu bahwa Allah setia dan akan menggenapi janji-Nya. Karena kita memiliki pengharapan dalam kesetiaan Allah, maka kita akan bersandar sepenuhnya kepada-Nya atas segala sesuatu dalam hidup kita dan akan memusatkan hati serta pikiran kita untuk selalu tertuju kepada Tuhan. Tidak hanya itu saja, melainkan kita juga akan menyaksikan kesetiaan Tuhan kepada semua orang lewat perbuatan kita. Kesetiaan Tuhan adalah salah satu alasan kita untuk memuji dan memuliakan Dia. Kita ingin memberitakan kesetiaan-Nya kepada semua orang. Kita tidak ingin menyembunyikan sukacita dan pengharapan kita atas kesetiaan Tuhan dari orang lain, melainkan kita menyuarakannya untuk didengar semua orang melalui perbuatan kita sehari-hari.

Saat ini keputusan ada di tangan kita. Bagaimanakah kita akan merespons kesetiaan Tuhan? Apakah kita menolak Dia dan berjalan pada jalan kita sendiri? Atau, apakah kita akan mempercayai Dia dalam kesetiaan-Nya, dan akan memimpin kita ke dalam ketaatan dan pengharapan? Apakah kita akan menyembunyikan iman kita dari orang-orang? Atau kita akan membagikan kasih dan kesetiaan Tuhan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita? Marilah kita merefleksikan kesetiaan Tuhan dalam hidup kita melalui kesetiaan kita melayani Dia dalam segenap kehidupan kita. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 118:1
Tuhan Jesus Siparmahan ganup biri-biri do.
Jesus gok Bamu uhurhu, sai irikkononku Ham
Sai irikkononku Ham. Sai irikkononku Ham.
Jesus gok Bamu uhurhu, sai irikkononku Ham.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS