1. Doding: Haleluya No. 115:1-2
Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin,
padingat-dingat ma tongtong nidok ni Tuhanmin.

Sai songon hayu dear ho ramos parbuahniin.
Bulung ni pe tabun homa usihi ma sonin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Psalmen 14:3
“Haganup do sidea kahou, haganupan seng margagan, sahalak pe lang sibahen na madear, sahalak pe lang dong.”

“Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Mazmur 14 adalah mazmur dari Daud yang menggambarkan kebodohan orang-orang yang mengatakan bahwa tidak ada Allah. Akibat dari sikap mereka tersebut, maka mereka cenderung dan akan selalu melakukan perbuatan keji dan tidak ada yang berbuat baik. Namun, Tuhan melihat dari surga untuk mencari orang yang bijaksana dan yang senantiasa mencari Allah. Dalam Mazmur 14 ini juga dituliskan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang tertindas dan pada saatnya, Tuhan akan memulihkan umat-Nya. Mazmur 14 ini juga memberi penguatan kepada orang-orang kecil dan orang-orang yang merasa dipinggirkan serta kepada orang–orang yang lemah. Dalam Mazmur 14:7 disebutkan bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan umat-Nya, sehingga Yakub dan Israel akan bersukacita dan bergembira. Mazmur 14 ini juga memperlihatkan perbedaan yang sangat kontras antara orang yang bebal dan orang yang bijaksana. Perbedaan yang kontras tersebut adalah bahwa apa yang dilihat Tuhan dengan yang dilihat dunia itu berbeda. Yang biasanya dianggap hebat ternyata di hadapan Tuhan sebetulnya bodoh/bebal. Sebaliknya, orang yang hidup bergantung kepada Tuhan, dari mata dunia kelihatan seperti orang-orang bodoh, yang tidak berjuang, yang tidak punya kemampuan, tapi itulah orang-orang yang bijaksana menurut Tuhan.

Mazmur 14 ini dimulai dengan ayat 1-2 yang mengatakan, “Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” Dan jawabannya: tidak ada (ayat 3). Tuhan, dalam Mazmur ini, digambarkan seperti memandang ke bawah dari surga kepada anak-anak manusia, mencari apakah ada yang berakal budi dan mencari Allah; dan jawabannya: tidak ada. Orang yang sungguh-sungguh mencari Allah ternyata tidak ditemukan.

Tetapi walaupun demikian, tentu kita tidak akan berhenti pada pengamatan dan suara kenabian yang menemukan yang jahat tersebut. Tuhan juga memperhatikan akan ada sekelompok orang yang disebut umat Tuhan. Hal itu semata merupakan karunia Tuhan, pilihan Tuhan, dan belas kasihan Tuhan. Prinsip seperti ini dapat kita baca dalam kisah Nuh. Di situ ada cerita kejahatan manusia yang universal, di mana semuanya adalah jahat. Dalam Kejadian 6:5-6 dikatakan, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” Ini termasuk Nuh dan keluarganya. Dalam Kejadian 6:7 dituliskan, “Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Ini sebetulnya termasuk semua binatang yang nantinya akan dibawa oleh Nuh. Tetapi dalam kejadian 6:8, dikatakan, “Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.” Sama seperti dalam Mazmur 14 ini, bahwa ada umat yang dibentuk oleh Tuhan sendiri, yang dipanggil keluar, yang dipilih oleh Tuhan, yang mendapatkan kasih karunia Tuhan. Tuhan menyisakan satu kelompok kecil orang-orang yang berseru kepada Tuhan, orang-orang yang diberi kasih karunia untuk mencari Allah meskipun dari diri mereka sendiri tidak tertarik mencari Allah (Mazmur 14:5-6). Maka, biarlah kita senantiasa menjadi orang yang mendapat kasih karunia Tuhan, bukan orang yang menyeleweng apalagi berbuat bejat. Tetapi yang senantiasa rindu untuk menjadi alat Tuhan yang senantiasa berbuat baik dan memuliakan Tuhan. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 145:1+3
Ringgas hita rup, manogu ganup,
na pag manendel na hengkeng hobal,
bai Hata ni Tuhan, na sangap tongtong
rosuh-Ni ma bahen i dunia on.

Horjahon bujur Hata-Ni ganup,
sai monang jojor baenon-Ni ganup.
Ai Ia do Raja na monang tongtong,
patitir pe bala manginsurut tong.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS