1. Doding: Haleluya No. 64:1-2
Laho do Biri-biri in mamorsan ganup dousa,
ni haganupan jolma in ase maluah hita.
Iporsan naboritta in, ibere do diri-Ni in,
hu tangan ni pamunuh, itaron do na sahit in.
Das bai na rotap hosah-Nin nini: “Sai porsanon-Ku.”

Ai anggo Biri-biri in, in ma huan-huanku,
na paluahkon tonduyhin, isuruh Naibatangku.
Ai nini dompak Anak-Nin: “Parayak ma pardousa in
na dob pinapaanku, banggal tumang do ringiskin,
tapi tarbaen mahombun in pangkorhon ni daroh-Mu.”

 

2. Tonggo

 

3. Ayat harian: Heber 10:22
“halani ai, dohori hita ma Naibata, maruhur na sintong, ibagas haporsayaon na gok, maruhur na dob hona uras humbani panggora ni uhur na sambor ampa ibagas angkula na dob pinapansing marhitei bah na borsih.”

“Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pada hari ini kita memperingati Jumat Agung, yaitu untuk mengenang penyaliban Yesus dan kematianNya di bukit Golgata. Jumat Agung juga biasa disebut sebagai Good Friday, Holy Friday, atau Great Friday. Jumat Agung adalah salah satu hari penting dalam sejarah dunia. Karena momen penyaliban dan kebangkitan Yesus adalah titik awal dari kehidupan seluruh umat. Justin Holcomb, seorang pastor Episkopal menyebutkan dalam beberapa tradisi Kristen, memang sering menggunakan istilah Good Friday atau dalam bahasa Jerman, hari itu disebut “Karfreitag” atau “hari yang menyedihkan.” Adapun dalam bahasa Inggris kata “Good Friday” diyakini banyak orang sebagai nama lain dari “God’s Friday” atau “Hari Jumat milik Tuhan.” Istilah Jumat Agung atau Good Friday dianggap sepenuhnya tepat karena meskipun itu merupakan hari penderitaan Yesus, namun hal itu diakhiri dengan rencana Allah menyelamatkan umatNya dari dosa-dosa mereka. Setelah itu kemudian umat kristiani dapat merasakan sukacita Paskah. Tanpa hari yang mengerikan itu dengan penderitaan, kesedihan, dan darah yang tercurah di kayu salib, Allah tidak bisa menjadi “adil dan penyelamat” bagi mereka yang percaya kepada Yesus (Roma 3:26).

Merayakan dan mengingat penderitaan serta kematian Tuhan Yesus pada hari ini, kita diingatkan Firman Tuhan untuk datang kepada-Nya dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Tuhan mengundang kita untuk mengalami persekutuan denganNya karena Tuhan, melalui penderitaan dan kematian Tuhan Yesus, telah terlebih dahulu membersihkan dan menyucikan kita dari segala dosa dan kematian. Peristiwa besar yang dilakukan Yesus di Golgata adalah persitiwa penting dalam kehidupan kita, karena oleh peristiwa itu kita dapat mengalami suasana kekudusan yang disediakan Allah bagi kita. Oleh karena itu, ketika ayat harian ini mengingatkan kita untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, maka jaminan yang diberikan Tuhan untuk itu adalah Tuhan Yesus sendiri.

Tuhan Yesus yang dengan ketulusan dan kerelaan hati memasuki masa penderitaan sampai mati di kayu salib adalah teladan yang murni bagi kita. Semuanya itu dilakukan Yesus dengan tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh sesuai dengan perintah Allah Bapa. Tidak ada keterpaksaan atau ketakutan bagi Tuhan Yesus menghadapi penderitaan bahkan kematian yang sangat kejam tersebut. Tidak ada penolakan dalam hati dan melalui tubuhNya akan semua penderitaan bahkan kematian yang dialami Tuhan Yesus. Semuanya dijalani dan dilalui dengan tulus ikhlas dan dengan keyakinan yang teguh. Dampak yang dihasilkan Jumat Agung bagi kita adalah bahwa kita telah menerima hati nurani yang bersih, kita menerima penghapusan dosa oleh air yang murni melalui darah Yesus. Itulah peristiwa Jumat Agung yang mulia yang kita rayakan hari ini. Kiranya dengan mengingat semua itu, maka kita juga diberi kekuatan untuk terus menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh. Menghadapi kehidupan dengan Jumat Agung adalah menghadap Allah dengan tulus ikhlas dan keyakinan teguh. Sikap ini akan membuat kita untuk terus hidup dalam kekudusan, setia memberitakan Injil dan bersaksi tentang perbuatan Tuhan Yesus yang besar dalam hidup kita. Selamat menghadap Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh. Salam Jumat Agung. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 389:1-3
Holong-Ni in, lao manggoki padan,
Jesus manaron ijin, bani parsilang.
Parngitni in, ibaen holong-Ni do in,
bai haganup jolma in, na ibagas dousa.

Eli, Eli, Lama Sabachtani,
Jesus mandoruh ijin, sanggah tarsilang.
Ajal dohor, daroh madurus tong roh,
Pandoruh-Nin lambin soh, paima panorang

Domma talar siarapkononku,
in ma bani silang-Mu, batar-batarhu,
Dunia on, itobus Ham do tongon,
marhitei holong sintong, megah ma ahu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS