1. Doding: Haleluya No. 448:1+3
Mantin ni in do hape, padan ni Tuhan Jesus,
pamalas uhur tene, bai ganup na tinobus.
Dear tumang padan-Nin, na gabe sijoloman,
patoguh uhur do in, bai na marpangarapan.
Sai hagoluhkon ma in baen rudang hajengeson,
ase sonang ham ijin gok Tonduy hasintongan.
Hinalayak-Ni do in pasirsir haluahon,
janah damei uhurmin jumpahan hagoluhan.

Sai jalo Ham Tuhan in, na gabe Siparmahan,
baen hatengeran do in ronsi na ondos padan.
Seng habiaran be in pori aha na masa,
ai seng ijin ujungniin goluh ni na porsaya.
Sai hagoluhkon ma in baen rudang hajengeson,
ase sonang ham ijin gok Tonduy hasintongan.
Hinalayak-Ni do in pasirsir haluahon,
janah damei uhurmin jumpahan hagoluhan.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 2 Musa 14:14
“Jahowa do marporang mangkopkop nasiam, anjaha siplah nasiam.”

“Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
masa lalu bangsa Israel sebagai umat Tuhan, seperti yang dituliskan dalam Perjanjian Lama, bukanlah masa lalu yang mudah untuk dilalui. Pembuangan, penjajahan, dan perbudakan harus dilalui bangsa itu. Bahkan, perjalanan di padang pasir yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk kembali ke kampung halaman juga mereka kerjakan. Jika dibayangkan, maka semua kejadian-kejadian itu akan sangat melelahkan, bahkan bukan tidak mungkin untuk kemudian berpaling dari Tuhan dan tidak lagi percaya kepadaNya. Seolah-olah, masa lalu bangsa Israel yang begitu panjang dan melelahkan itu memperlihatkan bahwa Tuhan tidak bekerja dan tidak berkuasa dalam mengatasi segala permasalahan mereka. Namun, jika kisah bangsa itu dilihat secara menyeluruh, justru kisah kehidupan bangsa itu sedang memperlihatkan penyertaan Tuhan atas mereka, di mana manusia mana pun tidak akan ada yang bisa melakukan seperti yang Tuhan lakukan atas mereka. Salah satunya adalah dengan membuat bangsa itu berjalan di tanah yang kering di tengah-tengah Laut Teberau.

Kejadiannya adalah ketika Musa memimpin bangsa itu keluar dari Mesir. Namun Tuhan tetap mengeraskan hati Firaun, sehingga orang mesir dan segala kuda serta kereta Firaus mengejar bangsa itu dan mencapai mereka sewaktu mereka berkemah di tepi laut. Orang Israel menoleh kedatangan Firaun dan pasukannya, lalu sangat ketakutanlah mereka, sampai-sampai mereka berkata kepada Musa, “dan mereka berkata kepada Musa: ”Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.” (Kel. 14:11-12). Untuk menanggapi perkataan bangsa Israel itulah maka Musa mengatakan seperti yang tertulis dalam ayat harian kita hari ini, “Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Lalu, kita pun sekarang sudah mengetahui bagaimana akhir dari kisah ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ayat ini menantang iman kita. Saat semua hal ingin kita kerjakan agar terjadi sesuai dengan kehendak kita, maka ayat ini mengatakan kepada kita agar kita berdiam saja, dan biar Tuhan yang mengerjakannya. Begitu juga saat tenaga kita sudah habis untuk dikerahkan demi semua usaha terbaik, ayat ini mengatakan kepada kita agar kita berdiam saja, dan biar Tuhan yang mengerjakannya. Kita biarkan Tuhan mengerjakan bagianNya, dan kita kerjakanlah yang menjadi bagian kita. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 142:1+3
Buei ope na siat in, bai pesta parunjukon.
Ganupan sipardousa in, porsaya sirahanan.
Ai Naibata mandilo ham, hubani hasonangan in;
Ham lo, ham lo, idilo Naibata.

Pardousa ho, ninuhurmin, na so talup be dihut?
Na dong halani dousamin mambaen na sundat bongkot.
Ai domma sahei dousamin igalar Tuhan Jesus in.
Sahei, sahei, salosei utangmin.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS