Renungan Mingguan/PA Namaposo 21 April 2024 (Jubilate)

Nats                : Lukas 15:1-10

Tema              : Bersukacita karena domba yang hilang telah ditemukan

Tujuan            : Agar Namaposo ikut serta dalam menemukan dan mengajak orang yang tersesat dan terhilang kembali kepada Tuhan.

Usul Doding   :  Haleluya 118:1-2

 

Salam sejahtera dalam kasih Kristus kepada kita semua.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus. Satu hal yang harus kita ketahui dan tanamkan dalam hidup ini selaku orang percaya adalah bahwa kasih Tuhan itu tidak terbatas dan tidak berkesudahan. Seperti yang tertulis dalam Ratapan 3:22 “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis rahmatNya. Sebab siapapun kita, di mana pun kita dan bagaimana pun kita bahkan seberdosa apapun kita, Tuhan selalu mengasihi kita asalkan kita mau untuk datang kepadaNya. Dan itu yang akan kita lihat dari khotbah pada saat ini, bagaimana kasih Tuhan, kepedulian Tuhan terhadap jiwa-jiwa yang tersesat dan yang hilang. Hari ini, kita bersama-sama hadir di hadapan-Nya untuk merayakan dan merenungkan Firman-Nya, yang di ambil dari Injil Lukas 15:1-10. Firman ini mengajarkan kita tentang kegembiraan yang melimpah di surga ketika jiwa yang hilang telah ditemukan, semua itu hanya karena kasih anugerah Tuhan. Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam perjalanan kehidupan ini pasti kita semua sudah pernah merasakan yang namanya kehilangan, baik itu kehilangan  sesuatu barang, kehilangan uang atau kehilangan orang yang kita kasihi. Ketika kita mengalami kehilangan kita akan selalu berharap semoga yang hilang itu bisa kembali lagi, dan jikalau yang hilang itu sudah didapatkan atau sudah kembali, maka kita akan merasakan sukacita dalam hidup ini. Itu juga yang akan kita lihat dari nas kotbah kita ini, di mana Tuhan akan bersukacita jika orang berdosa kembali kepada Tuhan. Nas khotbah kita menggambarkan bahwa Sang Gembala Agung akan bersukacita karena domba yang hilang telah ditemukan dan telah kembali.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, sering kali kita dihadapkan dengan keadaan di mana seseorang mungkin terhilang, hidup di dalam kegelapan, hidup di dalam dosa dan  jauh dari kebenaran dan kasih Tuhan. Oleh karena itu, kita akan mengeksplorasi dua kisah yang menggugah hati dari Injil Lukas ini, yaitu kisah domba yang hilang dan uang logam yang hilang. Kisah ini dimulai dengan suasana yang mungkin familiar bagi kita semua. Yesus sedang dikelilingi oleh para pemungut cukai dan orang-orang berdosa yang datang mendengarkan-Nya. Para pemimpin agama waktu itu bersungut-sungut, mereka bertanya, “Mengapa Dia makan bersama orang-orang berdosa?” karena pemimpin agama merasa bahwa pemungut cukai dan orang-orang berdosa adalah orang yang harus di jauhi, orang yang di anggap kotor dan tidak pantas untuk ditemani. Dalam menjawab pertanyaan mereka, Yesus membagikan dua kisah penuh makna tentang kehilangan dan kegembiraan pencarian.

Kisah Domba yang Hilang: Pertama-tama, kita mendapati kisah seorang gembala yang memiliki seratus domba, namun satu di antaranya hilang. Gembala itu tidak tinggal diam, tetapi dengan tekun mencari domba yang hilang. Begitu ditemukan, sukacita memenuhi hatinya, dan dia membagikannya dengan teman-teman sejawatnya. Melalui kisah ini, kita dipanggil untuk merenungkan betapa besar kasih dan kepedulian Tuhan terhadap setiap jiwa yang hilang di tengah-tengah kita.

Apakah kita, sebagai pemuda Kristen, memiliki semangat pencarian seperti gembala ini? Bagaimana kita merespon ketika jiwa-jiwa yang hilang di sekitar kita ditemukan dan dibawa kembali ke pangkuan Tuhan? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi pendorong bagi kita untuk memahami pentingnya peran kita dalam membawa sukacita di surga melalui kepedulian terhadap jiwa-jiwa yang hilang.

Gembala yang mencari domba yang hilang adalah contoh nyata dari kasih gembala yang tak terbatas dan tak berkesudahan kepada kawanan domba-Nya. Seperti kasih Yesus sang Gembala yang baik yang tidak pernah terbatas,  (Mazmur 23, Yoh 10). Namun, kita juga perlu merenungkan betapa susahnya tugas gembala ini. Dia harus menavigasi dataran yang mungkin berbahaya, mungkin berjuang melawan cuaca buruk,  berjuang menghadapi bahaya dari hewan pemangsa dan melakukan pencarian yang memerlukan ketekunan dan tekad yang kuat. Tetapi apapun akan dilakukan gembala yang baik untuk domba-dombanya, bahkan gembala yang baik rela untuk mengorbankan dirinya untuk keselamatan domba-dombanya (Yoh.10:11) Ini menunjukkan kepada kita bahwa mencari jiwa yang hilang tidak selalu mudah, tetapi itu adalah panggilan yang tak terhentikan bagi setiap umat Tuhan.

Sungguh luar biasa bahwa ketika domba yang hilang itu ditemukan, gembala tidak hanya merayakannya sendirian, tetapi dia mengajak teman-teman dan tetangga untuk berbagi sukacita bersama. Ini mengajarkan kita pentingnya kebersamaan dalam sukacita. Dalam arti mampu untuk berbagi sukacita kepada yang lain, tidak merasakan sukacita sendiri-sendiri saja, tetapi mau untuk berbagi dan merasakan sukacita bersama. Kita, sebagai umat Tuhan, juga diundang untuk berbagi sukacita ketika jiwa-jiwa yang hilang ditemukan dan kembali kepada-Nya.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita bersedia mengambil bagian dalam pencarian jiwa yang hilang ini? Apakah kita mampu mengatasi kendala dan tantangan yang mungkin muncul selama perjalanan ini? Bagaimana kita dapat bersama-sama berbagi sukacita dengan sesama ketika jiwa yang hilang itu ditemukan? Inilah tantangan dan panggilan kita sebagai pemuda Kristus.

Kisah Uang Logam yang Hilang: Kedua, kita memasuki kisah seorang perempuan yang kehilangan satu dari sepuluh uang logamnya. Meskipun jumlahnya mungkin terlihat kecil, kehilangan itu memiliki makna besar bagi perempuan tersebut. Semangatnya tidak mengendur, melainkan dengan tekun mencari dan bersukacita ketika menemukan uang logam yang hilang.

Kisah ini menegaskan bahwa setiap jiwa memiliki nilai yang tak ternilai di mata Tuhan. Tidak ada yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk dicintai-Nya. Oleh karena itu, marilah kita mengintrospeksi diri, apakah kita memiliki pemahaman yang mendalam akan nilai jiwa-jiwa di sekitar kita, dan apakah kita bersedia menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk membawa mereka kembali kepada-Nya.

Ketika kita memperdalam makna dari kisah uang logam yang hilang, kita dapat melihat bahwa perempuan itu memperlakukan pencarian ini dengan keputusan dan tekad yang tinggi. Dia tidak menganggap remeh satu-satunya uang logam yang hilang itu, melainkan dengan penuh perhatian dan tekun mencari. Kita bisa merenungkan keputusan dan tekad kita sendiri dalam pencarian jiwa-jiwa yang hilang. Seberapa tekun kita dalam membagikan kasih dan kebenaran Tuhan kepada mereka yang belum mengenal-Nya?

Sejalan dengan hal ini, kita perlu menyadari bahwa setiap jiwa yang hilang memiliki kisah dan perjalanan sendiri. Ada bagian dalam hidup mereka yang mungkin gelap, dan kita, sebagai pembawa terang Kristus, memiliki tanggung jawab untuk membantu mereka menemukan jalan pulang. Dalam melakukan ini, kita perlu mengasah keterampilan empati, kebijaksanaan, dan kesabaran kita agar dapat memahami dan meresapi kebutuhan jiwa-jiwa yang hilang.

Bukankah ini juga menjadi panggilan kita untuk merayakan ketika jiwa yang hilang itu ditemukan? Perhatikan kegembiraan perempuan itu ketika menemukan uang logamnya yang hilang. Sukacita itu bukan hanya milik perempuan itu sendiri, tetapi menjadi milik seluruh komunitas yang berbagi kebahagiaan dengannya. Demikian juga dalam pencarian jiwa yang hilang, sukacita yang kita rasakan tidak hanya milik kita pribadi, melainkan menjadi suatu perayaan bersama bagi seluruh tubuh Kristus.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus. Jikalau ada teman atau saudara kita yang jatuh dan hidup di dalam dosa, kita sebagai orang percaya tidak boleh mengutuk dia, menghakimi dia, menjauhi dia, sebab dia bukanlah seorang musuh yang harus di binasakan, tetapi sebagai pemuda Kristen harus menuntun dia kepada jalan kebenaran Tuhan, bukan memandang dia sebagai musuh yang harus disingkirkan dan harus di musnahkan atau di binasakan. Firman Tuhan dalam Yehekiel 33:11 berkata “ Katakanlah kepada mereka; Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup”.  Tuhan tidak menginginkan kematian orang fasik dan orang berdosa, tetapi Tuhan mau supaya dia menyadari dosa-dosa nya bertobat dan kembali kepada Tuhan supaya dia hidup. Kita sebagai pemuda Kristen,  kita adalah anak-anak Terang, itu sebabnya jikalau ada saudara kita yang hidup di dalam kegelapan, terangi mereka dengan terang yang ada pada kita. Agar mereka dapat melihat perbuatan mereka yang salah dan memberikan diri untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Sebab Tuhan Yesus juga datang ke dunia ini bukan untuk orang yang sehat tetapi untuk orang yang sakit, bukan untuk orang yang benar tetapi orang yang hilang dan berdosa.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus, Tuhan Yesus mencari satu domba yang hilang  dari seratus domba nya. Mari dalam hidup ini kita merenungkan , Tuhan? Apakah dari seratus domma itu  aku merupakan satu domma yang hilang itu?

Selamat untuk merasakan kasih Tuhan, selamat untuk menjadi pelaku firman dengan membawa orang-orang yang hilang kepada Tuhan dan selamat untuk selalu bersukacita di dalam Tuhan.Tuhan Yesus selalu memberkati. Amen.