PA/Renungan Mingguan Namaposo, Minggu, 28 April 2024 (Kantate)
Nats : Mazmur 18:1-7
Tema : Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyematku
Tujuan : Agar Namaposo senantiasa memuji dan memuliakan Tuhan
Usul Doding : Haleluya 453:1+3
Saudara-sadaura yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam perjalanan kehidupan ini pasti kita pernah mengalami kesesakan, pergumulan dan berbagai-bagai masalah. Tetapi di dalam perjalanan hidup ini juga kita pasti sudah pernah merasakan pertolonganTuhan dalam hidup kita. Saudara-saudara yang terkasih, sering kali dalam hidup jikalau pergumulan dan masalah datang menghampiri kita hanya terfokus pada masalah yang ada, sehingga kita mengabaikan bahwa ada Tuhan yang besar yang mampu untuk menolong kita dalam berbagai-bagai masalah tersebut. Sebagai pemuda Kristen kita harus fokus pada Tuhan yang besar bukan pada masalah yang besar. Dan itu juga yang akan kita lihat dari khotbah kita pada saat ini, di mana raja Daud telah merasakan bagaimana luar biasanya pertolongan Tuhan yang nyata dalam hidupnya. Tuhan melepaskan dan menyelamatakan dia dari tangan musuh-musuhnya dan dari tangan Saul yang ingin membunuh dia karena kecemburuannya terhadap raja Daud. Daud, yang mengalami begitu banyak ujian dan kesulitan, menemukan Tuhan sebagai kubu pertahanannya, batu yang kokoh, penyelamatnya, gunung perlindungannya, dan perisai yang menyelamatkannya. Melalui pengalaman hidupnya, Daud menyadari bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan tempat perlindungan yang kokoh dalam setiap aspek kehidupan. Daud menyadari bahwa masalah yang di hadapinya , dia memiliki Tuhan yang besar dalam kehidupannya.
Dengan penuh keyakinan, marilah kita menjelajahi masing-masing aspek ini dan mengaplikasikannya dalam konteks kehidupan kita sebagai pemuda Kristiani. Bagaimana kita dapat menemukan Tuhan sebagai kubu pertahanan kita, batu yang kokoh, penyelamat kita, gunung perlindungan kita, dan perisai yang menyelamatkan kita? Dalam perjalanan ini, mari kita memahami bahwa setiap kata dalam Mazmur ini memiliki makna mendalam dan relevansi yang berkelanjutan dalam setiap fase hidup kita.
Mari kita mulai dengan merenungkan bagaimana Tuhan adalah kubu pertahanan kita, dan bagaimana Dia menjadi batu yang kokoh. Dalam ayat 2, Daud dengan tegas menyatakan, “Kubu pertahananku dan batuku.” Kata “kubu pertahanan” membawa gambaran sebuah tempat yang aman dan tak tergoyahkan. Saat badai kehidupan datang, kita dapat mencari perlindungan di dalam Tuhan, tempat yang kokoh dan aman. Tuhan bukanlah kubu pertahanan yang dapat terkalahkan; sebaliknya, Dia adalah tempat yang tak tergoyahkan di mana kita dapat mencari perlindungan dari segala ketakutan dan ancaman.
Batu yang kokoh juga merujuk pada kestabilan dan keteguhan yang dapat kita temui di dalam Tuhan. Daud, yang sendiri menghadapi banyak ujian dan musuh, menyadari bahwa Tuhan adalah batu yang tidak pernah berubah. Di tengah-tengah perubahan dan keterbatasan hidup ini, kita dapat bersandar pada-Nya, yang tetap kokoh dan stabil. Kita tidak perlu takut akan goncangan dunia ini karena kita memiliki batu yang kokoh di dalam Tuhan.
Dalam konteks pemuda, di saat kita menghadapi tekanan akademis, tantangan di tempat kerja, atau pergolakan batin, mari kita ingat bahwa Tuhan adalah kubu pertahanan kita dan batu yang kokoh. Mencari Dia bukanlah tanda kelemahan, melainkan kebijaksanaan dan kekuatan yang sesungguhnya. Ketika kita membangun fondasi kita pada-Nya, kita dapat menghadapi segala tantangan dengan keyakinan dan ketenangan hati. Selanjutnya, kita menemukan Daud menyatakan, “Penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat perlindungku.” Kata “penyelamat” membawa makna pembebasan dari bahaya dan ancaman. Tuhan adalah penyelamat yang setia, siap membawa kita keluar dari setiap situasi yang mematikan. Dalam ayat ini, Daud mengakui bahwa Tuhan bukan hanya memberikan pertolongan, tetapi Dia adalah sumber keselamatan sejati.
Tuhan juga digambarkan sebagai “gunung batu.” Gunung sering kali dianggap sebagai tempat yang tinggi dan kuat. Di dalam Tuhan, kita dapat mencari tempat perlindungan yang tinggi dan dekat dengan-Nya. Dia adalah tempat yang memberikan perspektif yang luas terhadap setiap situasi. Sebagaimana gunung yang tinggi memberikan pandangan yang jelas, demikian juga Tuhan memberikan pengertian dan kebijaksanaan yang mendalam dalam hidup kita.
Dalam konteks pemuda yang mungkin dihadapkan pada tekanan untuk mencapai kesempurnaan dan ekspektasi yang tinggi, mari kita mengingat bahwa Tuhan adalah penyelamat sejati kita. Kita tidak harus membawa beban hidup ini sendirian; kita dapat mencari keselamatan dan arahan-Nya. Sebagai gunung batu, Tuhan adalah tempat tinggi di mana kita dapat melihat kehidupan dengan perspektif yang benar dan mendalam. Keselamatan kita bukan berasal dari pencapaian atau pengakuan manusia, melainkan dari hubungan yang kokoh dengan Tuhan.
Kemudian, kita sampai pada konsep Tuhan sebagai perisai yang menyelamatkan. Dalam Mazmur 18:2, Daud menyatakan, “Perisai yang menyelamatkan aku, tempat perlindunganku, dan aku diselamatkan daripadanya.” Perisai digunakan untuk melindungi dari serangan musuh selama pertempuran. Dengan menggambarkan Tuhan sebagai perisai, Daud mengilustrasikan betapa Tuhan melindungi dan menyelamatkan kita dari ancaman musuh, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Sebagai perisai, Tuhan tidak hanya melindungi kita dari bahaya, tetapi Dia juga menyelamatkan kita dari dampak yang merugikan. Saat kita menghadapi godaan, godaan atau serangan musuh, Tuhan adalah perisai yang dapat kita andalkan. Dia tidak hanya menyelamatkan tubuh kita, tetapi juga jiwa dan pikiran kita. Melalui kehadiran-Nya, kita dapat hidup dengan penuh keberanian dan kepercayaan, mengetahui bahwa kita dilindungi dan diselamatkan oleh Tuhan yang setia.
Dalam kehidupan pemuda yang mungkin dihadapkan pada berbagai tekanan dari lingkungan, teman, atau bahkan diri sendiri, marilah kita meletakkan iman dan kepercayaan kita pada Tuhan sebagai perisai penyelamat. Dia adalah pelindung sejati yang tidak hanya melibatkan perlindungan fisik, tetapi juga perlindungan rohaniah dan mental. Dengan menyadari bahwa kita memiliki perisai yang kokoh di dalam Tuhan, kita dapat menghadapi setiap tantangan dengan keyakinan dan keberanian.
Ayat 6 membawa kita kepada pemahaman akan pentingnya berseru kepada Tuhan dalam setiap situasi. Daud menyatakan, “Dalam kesesakan aku memanggil kepada TUHAN dan berseru kepada Allahku. Ia mendengar dari bait-Nya suara aku, dan seruku sampai kepada telinga-Nya.” Ketika kita berada dalam kesulitan atau bermasalah, panggilan untuk berseru kepada Tuhan adalah panggilan untuk membuka hati kita kepada-Nya. panggilan berseru kepada Tuhan menyadarkan kita akan keterbatan kita dan kelemahan kita yang membutuhkan dan memerlukan Tuhan dalam hidup ini, karena tanpa Tuhan kita bukan siapa-siapa , tanpa Tuhan kita tak tahu apa-apa. Kita perlu Tuhan dalam hidup ini, untuk itu tetaplah berseru kepada Tuhan.
Tuhan tidak hanya menjadi kubu pertahanan, batu yang kokoh, penyelamat, dan perisai kita, tetapi Dia juga adalah Allah yang mendengar doa dan seruan kita. Berseru kepada Tuhan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kebijaksanaan dan keyakinan bahwa Dia adalah sumber pertolongan sejati. Saat kita berseru kepada-Nya, kita membangun hubungan yang erat dan mendalam dengan Sang Pencipta. Dalam kehidupan pemuda, panggilan untuk berseru kepada Tuhan adalah panggilan untuk membangun fondasi hidup yang kokoh dan memandang ke masa depan dengan penuh harapan, karena kita tahu bahwa Tuhan adalah sumber segala kekuatan dan petunjuk. Berserulah dengan tulus, dan biarkan hubunganmu dengan Tuhan menjadi inti dari setiap langkah hidupmu.Dalam kehidupan pemuda yang mungkin penuh dengan tantangan, pergolakan batin, atau kekhawatiran akan masa depan, fakta bahwa Tuhan mendengar seruan kita memberikan harapan dan kepastian. Dia tidak hanya berada di surga yang jauh dan tak terjangkau, melainkan dekat dengan hati kita yang tulus. Ini adalah panggilan untuk meyakini bahwa seruan kita, sekecil apapun, tidak pernah terabaikan oleh Tuhan Dan apa yang luar biasa adalah Tuhan mendengarkan seruan kita; Ia tidak hanya mendengar, tetapi juga peduli dan siap memberikan jawaban-Nya yang sempurna. Walaupun dalam kita berseru kepada Tuhan bukan serta merta masalah kita akan hilang dengan sekejap mata ,tetapi dalam berseru kepada Tuhan kita akan menemukan semangat dan kekuatan yang baru, sehingga kita mampu untuk melewati setiap permasalahan satu persatu. Sebab di dalam Tuhan kita mampu, di dalam Tuhan kita bisa.
Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus, sebagai pemuda Kristen marilah kita tetap setia untuk membuat Tuhan sebagai kubu pertahanan kita, batu yang kokoh, penyelamat, gunung perlindungan, dan perisai yang menyelamatkan kita. Dalam setiap fase kehidupan kita sebagai pemuda, kita dapat menemukan kepastian dan keamanan dalam Dia. Mencari Tuhan dan membangun hidup kita di atas fondasi-Nya adalah suatu kebijaksanaan yang mendalam dan tindakan yang penuh keberanian. Sebagai pemuda, marilah kita meresapi kebenaran Firman Tuhan ini dan merespons panggilan-Nya untuk bersandar sepenuhnya pada-Nya. Melalui hubungan yang mendalam dengan Tuhan, kita dapat mengatasi segala tantangan, mendapatkan kedamaian di tengah-tengah keterbatasan, dan hidup dalam keberanian yang berasal dari keyakinan bahwa Tuhan adalah kubu pertahanan kita, batu yang kokoh, penyelamat, gunung perlindungan, dan perisai yang menyelamatkan kita. Dalam pelayanan dan pengabdian kita sebagai pemuda Kristiani, marilah kita terus mencari Tuhan dalam segala hal, menyadari bahwa kekuatan dan keselamatan sejati datang dari-Nya. Di tengah-tengah kehidupan yang serba dinamis ini, marilah kita menjadikan Tuhan sebagai pusat segala sesuatu, dan bersukacita dalam pengalaman hidup yang diberikan-Nya.Biarlah kuasa Tuhan melalui Roh Kudus kita dikuatkan dan dimampukan untuk menghidupi FirmanNya dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus selalu Memberkati. Amin.