1. Doding: Haleluya No. 6:1+14
Ham do ipuji uhurhon, Jahowa Tuhankin.
Huambilankon do tongtong, ganup binaen-Mu in.

Seng ongga salah Naibata, bai ginomgom-Ni in;
Ibahen barang aha da, dear do ujungniin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Psalmen 130:6
“Siholan do tonduyhu bani Tuhan, lobih humbani sihol ni parjaga bani siang ni ari, bani siang ni ari tongon.”

“Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.”

 

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
menarik untuk melihat Mazmur 130 ini sebagai sebuah mazmur pertobatan yang secara keseluruhan mengungkapkan pertobatan sang pemazmur di hadapan Allah. Meskipun siapa penulis mazmur ini tidak dituliskan secara jelas, tetapi melihat dan membaca ungkapan dan kesaksian imannya terhadap Tuhan, dapat disimpulkan bahwa pemazmur memiliki pengalaman dan pengenalan yang dalam dengan Tuhan. Pemazmur adalah seseorang yang telah menikmati hidup yang bergantung pada Tuhan, bahkan dalam setiap sisi kehidupannya. Sisi hati yang merindukan Tuhan dekat padanya adalah merupakan suatu gambaran keyakinan bahwa hanya dekat dengan Tuhan saja, maka pemazmur merasakan pengharapan akan keselamatan, karena Allah adalah pemurah dan berbelas kasih. Marthin Luther dan John Wesly memuji mazmur ini sebagai mazmur pertobatan, karena isinya sesuai dengan pesan Injil. Allah di dalam Yesus Kristus menyelamatkan dan mengampuni. Pada Allah saja ada pengampunan dan penyelamatan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dengan pesan yang penuh pengharapan yang disampaikan oleh pemazmur, sembari pemazmur menantikan kedatangan Tuhan, ia menggambarkan kedatangan Tuhan membawa sebuah situasi yang mengubah hidupnya, sesuatu yang sebelumnya dijalani dengan penuh ketakutan, kegelapan, bahkan tidak mampu berjalan dengan arah yang pasti, namun melalui kehadiran Tuhan Allah dalam kehidupannya, maka yang sebelumnya pemazmur merasakan ketakutan, sekarang menjadi ada keberanian. Jika sebelumnya merasakan gelap, maka ia akan merasakan sinar yang membawa terang dalam kehidupannya. Jika sebelumnya berjalan tanpa arah, maka kedatangan Allah yang dirindukannya membuat pemazmur menemukan arah saat melangkah dalam kehidupannya. Hal ini digambarkan layaknya seorang pengawal mengharapkan pagi, bahkan lebih dari itu. Seorang pengawal yang mengharapkan pagi adalah seseorang yang ingin cepat-cepat agar malam, gelap, sepi, atau kesendirian yang dialaminya menjadi segera berlalu. Pagi adalah gambaran adanya terang, tidak mengalami kesepian, mengenal sekitar karena sudah ada terang, dan menuju arah yang tepat. Gambaran seperti itu yang dirasakan oleh pemazmur, sehingga jiwanya merindukan dan mengharapkan kehadiran Allah dalam hidupnya.

Jemaat Tuhan,
apakah kita pernah merasakan bahwa kita mendapati hidup kita yang sudah cemar, karena kita melakukan kejahatan yang menimbulkan dosa? Kalau kita pernah merasakan hal yang seperti itu, maka kita juga akan sampai kepada saat merasa takut, khawatir, sendiri, dan tidak melihat arah yang akan kita jalani. Seolah-olah hidup kita berada pada satu titik ketidakpastian. Sama seperti yang dialami oleh pemazmur, yang juga pernah merasakan sendiri, takut, cemas, gelap, karena dosa yang telah dilakukannya. Hanya hal yang baik yang dapat kita lihat adalah bahwa akhirnya pemazmur sampai ke arah sebuah kerinduaan dalam pengharapan untuk menantikan kehadiran Allah. Pemazmur meyakini bahwa kehadiran Allah dalam hidupnya, bukan hanya untuk mengampuninya, tetapi juga membawa hidup yang baru, situasi yang baru, harapan yang baru, karena sejatinya adalah bahwa Allah tidak pernah membiarkan umat yang datang dan mengharapkan-Nya tetap hidup dalam kegelapan, tetapi Allah akan membawa umat-Nya menuju kepada suatu hidup yang baru, dan menjalani hidup yang sesungguhnya. Maka nantikanlah Allah, dan rasakanlah hidup yang seutuhnya. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 451:1
Sihol do uhurhu, patimbulhon Ham Jahowa, na pagoluhkon au pardousa.
Sanggah na hudilo, Goran-Mu lao mangurupi, sirsir do Ham roh mambalosi.
Itogu Ham do, au humbai lombang bagas, in ma ianan hagolapan.
Sai boban Ham ma, au hu nagori atas, ase tongtong marhasonangan.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS