1. Doding: Haleluya No. 343:1-3
Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon,
na doyuk kahou magou au, hape maluah do.
Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin,
salosei hape utangkin, ibaen layakNi in.
Bai lombang hamagouan in, tarsangkut au ijin,
ai idop ni uhur-Ni in, manogu au hunjin.
2. Tonggo
3. Ayat harian: Psalmen 6:2
“Ham Jahowa, ulang uhum Ham ahu ibagas ringis-Mu, ulang bogbog Ham ahu ibagas gila-Mu.”
“Ya Tuhan, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.”
4. Renungan
Jemaat yang terkasih dalam nama Tuhan,
melalui pengalaman iman dari pemazmur dalam teks ini, yaitu Daud, diberitakan bagi kita tentang doa permohonan supaya tidak dihukum di dalam murka Tuhan. Dalam doanya tersebut Daud juga mengungkapkan tentang pengenalan akan Tuhan yang benar, yaitu mengenal Dia sebagai Allah yang penuh kasih dan juga sebagai Allah yang murka. Tuhan itu dapat juga murka, termasuk kepada orang-orang pilihan-Nya. Tentu ungkapan iman yang sedemikian adalah ungkapan iman yang jujur dan pengenalan Tuhan yang baik. Sebagai orang beriman kita juga harus bisa menerima Allah yang murka, sekaligus juga Allah yang memberi kehidupan, Allah yang penuh anugerah.
Dalam keseluruhan Mazmur pasal 6 ini diungkapkan tentang pergumulan pemazmur. Pemazmur sedang mengalami kehidupan yang merana (ayat 3) dan bahkan mengalami sakit penyakit (ayat 3) yang mengakibatkan tulang-tulang gemetar, jiwanya terkejut (ayat 4). Bahkan ia menyebut keadaannya adalah suatu keadaan yang menuju kematian. Tetapi dalam semua pergumulan, penderitaan dan sakit penyakit tersebut melalui doa dan ungkapannya, pemazmur selalu menghubungkannya dengan Tuhan. Ungkapan iman ini menunjukkan kerendahan hati dan pengharapan yang besar kepada Tuhan. Secara jasmani dan kerohanian, bisa saja pemazmur ini menderita. Ia juga tidak mempersoalkan sumber penderitaan dan sakit penyakit tersebut dari mana. Bahkan jika itu pun merupakan bagian dari cara Tuhan untuk menegur atau mengingatkan dia, keadaan itu tidak menghalanginya untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan. Itulah yang menjadi inti doanya. Pemazmur tidak terlena kepada kemampuan berpikir untuk membahas dari masa asal mula dari penderitaan dan penyakit yang dideritanya. Tetapi dalam keadaan yang lemah sekalipun, ada yang tidak dapat dilupakannya, yaitu berdoa dan berserah kepada Tuhan.
Melalui doa dari Daud ini juga diperlihatkan tentang hal yang paling ditakutinya yang adalah murka Allah dan kemarahan Allah. Daud mengungkapkan bahwa penderitaan badannya masih tertahankan asalkan ia mendapat penghiburan dalam jiwanya. Meskipun sakit penyakit membuat tulang-tulangnya gemetar, yang penting janganlah sampai murka Allah dan amarah Allah terjadi dalam hidupnya. Ungkapan yang sama juga pernah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Di tengah penderitaan-Nya di kayu salib, Yesus tidak pernah mengeluhkan amarah musuh-musuh-Nya, “Mengapa mereka menyalibkan Aku?” atau tentang sikap tidak baik teman-teman-Nya, “Mengapa mereka meninggalkan Aku?” Sebaliknya, Ia berseru dengan suara nyaring, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Oleh karena itu, biarlah kita berusaha menjauhi murka Allah lebih daripada kesusahan lahiriah dalam bentuk apa pun dan senantiasa berjaga-jaga agar tidak mengumpulkan murka-Nya pada masa kesusahan.
Kiranya pengalaman iman yang serupa juga menjadi penguatan bagi kita. Iman yang kuat dan berpengharapan kepada Tuhan adalah iman yang senantiasa fokus kepada kasih sayang dan anugerah Tuhan. Walaupun begitu dahsyat penderitaan dan pergumulan hidup sedang melanda kita, biarlah kita tetap terhubung kepada Tuhan. Tetaplah berseru kepada Tuhan dalam segala hal, termasuk dalam keadaan yang sangat susah, karena pertolongan Tuhan sungguh nyata dan terbaik pada waktunya. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 453:1
Pitah Ham Tuhan, hatundalan na toguh.
Humbai ganup paruntolon na i tanoh on.
Bani haganup pardalanan, pitah Ham panjaga na gogoh.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS