Foto bersama dengan Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt. Krismas Barus. (Foto: Dep. Pelayanan)

PEMATANG SIANTAR. GKPS.OR.ID. Pembukaan Tata Gereja GKPS alinea ketiga menyebutkan, “bahwa dalam kerangka misi Allah, gereja melaksanakan misinya dengan membangun persekutuan yang hidup dengan Allah, membangun persekutuan diantara orang-orang percaya, serta melaksanakan kesaksian dan pelayanannya bagi dunia. Misi gereja itu dilaksanakan oleh seluruh warga gereja dalam konteks masyarakat, bangsa, dan negara di mana gereja berada”. Kemudian pada alinea kedelapan disebutkan, “bahwa dalam rangka mengaktualisasikan dirinya, GKPS terus menerus memperbaharui diri dan membangun kesetiakawanan, menumbuhkan kepeduliaan sosial, membangun ekonomi berbasis Injil, meningkatkan semangat gotong royong, menumbuh kembangkan cinta kasih kepada sesama, menegakkan keadilan, serta memperjuangkan perdamaian dan keutuhan ciptaan”.

Merujuk pada dua hal di atas, maka dapat dikatakan tugas panggilan diakonia GKPS sesungguhnya adalah tugas yang mulia, yakni memberdayakan warga jemaatnya untuk mampu berdaya juang dan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi warganya.

Departemen Pelayanan pun mencoba menerjemahkan pemberdayaan yang dimaksud lewat budidaya pertanian kopi dan peternakan lebah di hutan Sigiring-giring. Mengapa harus Sigiring-giring? Sebab hutan di Sigiring-giring merupakan tempat yang tepat dan sangat kontekstual dijadikan sebagai pilot project pusat ekowisata berbasis pengembangan ekonomi kerakyatan dalam perspektif GKPS. Konsep ekowisata ini diharapkan berbasis ekologis religius, dengan artian tidak mengabaikan kondisi asli hutan sebagai hutan pinus. Hutan pinus tetaplah dijadikan sebagai landscape ekowisata berbasis religius GKPS, dan puncak perjalanan ekowisata ini nantinya akan berlanjut dengan membangun wisata ziarah penginjilan GKPS dan pendirian menara Salib Sigiring-giring.

Untuk mewujudkan rencana tersebut GKPS harus menggandeng berbagai pihak yang telah sukses mengembangkan program ekowisata berbasis pengembangan ekonomi kerakyatan.

 

 

Kali ini GKPS melalui Departemen Pelayanan GKPS membuka komunikasi dengan Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Puji Tuhan, Ketua Umum Moderamen GBKP Pdt. Krismas Barus menyambut dengan terbuka program GKPS ini.

Rabu (15/5/2024) pagi, Pdt.  Krismas, Pdt. Nando Sembiring dan Paskal Barus bersama dengan Departemen Pelayanan GKPS, Praeses GKPS Distrik III, Tim Diakonia Distrik III, Pendeta Resort Haranggaol, PMJ GKPS Purba Saribu turun ke lapangan untuk meninjau lokasi Hutan Sigiring-Giring sekaligus menguji kelayakan Sigiring-giring sebagai pusat budidaya kopi. Kehadiran Moderamen GBKP ini tentunya sangat membawa semangat baru bagi GKPS dalam mewujudkan hutan Sigiring-giring sebagai pusat ekowisata berbasis pengembangan ekonomi kerakyatan.

Dari pemeriksaan kondisi tanah hutan Sigiring-Giring ini dapat disimpulkan bahwa lapisan atas tanah hutan Sigiring-giring memiliki tanah humus yang bagus, demikian juga dengan lapisan tengah tanah. Data ini menegaskan bahwa hutan Sigiring-giring sangat cocok untuk membudidayakan tanaman kopi.

“Lapisan atas dan lapisan tengah tanah di hutan Sigiring-giring sangat cocok ditanami kopi. Faktor lainnya posisi ketinggian hutan Sigiring-giring yang berada pada 360 m diatas permukaan luat (dpl). Tentunya lahan ini sangat-sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi,” terang Pdt. Nando Sembiring.

Setelah mengadakan pemeriksaan lahan Sigiring-giring tim bertolak ke GKPS Purba Saribu untuk makan siang dan mengadakan dialog interaktif dengan warga GKPS dan masyarakat sekitar. Ketua Umum Moderamen GBKP dan Pdt. Nando Sembiring turut serta memberikan dukungan moril kepada warga dan Departemen Pelayanan GKPS agar bersatu hati mengupayakan hutan Sigiring-giring sebagai pilot project bagi masyarakat dalam membudidayakan tanaman kopi dan ternak lebah, serta mewujudkan hutan Sigiring-giring sebagai pusat ekowisata berbasis ekologi religus, sehingga nantinya dapat dinikmati oleh warga GKPS khususnya, dan warga masyarakat pada umumnya. (bgs/hks)

 

Pewarta: Pdt. Gunawan Purba (Departemen Pelayanan)