Renungan Mingguan/PA Namaposo GKPS, Minggu 2 Juni 2024 (1 Set.Trinitatis)
Nas : Amsal 16:1-6
Usul Lagu : Selidiki Aku
Tema : Takut Akan Tuhan, Menjauhi Kejahatan
Tujuan :Agar Namaposo mampu membuat perencanaan dan tujuan seturut Kehendak Tuhan
Jauhi Kejahatan
Salam kasih dalam Kristus, saudara-saudara Namaposo GKPS yang dicintai Tuhan!
Hari ini, dengan penuh sukacita dan harapan, kita berkumpul sebagai Namaposo GKPS yang diberkati di hadapan kehadiran-Nya. Minggu ini, kita akan menyelami kebijaksanaan dan petunjuk yang terkandung dalam kitab Amsal 16:1-6. Tetapi sebelum kita melangkah lebih dalam ke dalam firman Tuhan, ijinkanlah saya membawa kita ke suatu pemikiran yang menarik dan membangkitkan semangat.
Sebuah pertanyaan muncul: Sebagai Namaposo GKPS, apa yang menjadi kompas hidup kita di tengah gemerlapnya dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan? (boleh dibuat dalam bentuk diskusi kecil). Saat ini, dunia memang seringkali mengajak kita untuk terbuai oleh impian-impian duniawi yang bersinar seperti kilat, tetapi kita, sebagai pemuda Kristen, dipanggil untuk hidup di atas panggilan yang lebih tinggi.
Hari ini, mari kita membahas sebuah tema yang relevan dan mendalam: “Takut Akan Tuhan, Menjauhi Kejahatan.” Tema ini bukanlah semata-mata himbauan, tetapi merupakan panggilan luar biasa bagi kita, Namaposo GKPS, untuk menemukan makna hidup yang sesungguhnya dan merencanakan langkah-langkah kita dalam kehendak Tuhan.
Sungguh, hidup sebagai pemuda Kristen tidaklah hanya tentang melewati hari-hari dengan sejumlah kegiatan keagamaan atau sekadar mengikuti norma-norma moral. Ini adalah panggilan untuk menjalani hidup yang penuh makna, bermartabat, dan memberikan dampak positif dalam dunia ini. Sejenak, mari kita bayangkan bersama: bagaimana jika setiap langkah kita dipandu oleh kebijaksanaan-Nya? Bagaimana jika rencana dan impian kita diarahkan oleh-Nya? Bagaimana jika takut akan Tuhan menjadi kekuatan yang membimbing kita melewati setiap badai kehidupan?
Hari ini, mari kita merenung bersama-sama mengenai arti sejati dari takut akan Tuhan dan bagaimana sikap ini dapat membentuk karakter, mengarahkan rencana hidup, dan menjadikan kita sebagai Namaposo yang menjadi terang dalam kegelapan dunia. Dengan hati yang terbuka, mari kita masuki perjalanan rohaniah ini bersama-sama, menyelami kebijaksanaan Firman Tuhan yang memberikan hidup bagi jiwa kita. Mari siapkan hati dan pikiran, karena Tuhan memiliki pesan khusus untuk kita hari ini. Mari kita sambut dengan antusias dan kebersamaan, karena bersama Tuhan, setiap langkah kita memiliki makna yang mendalam.
Saudara-saudara Namaposo GKPS yang dicintai Tuhan! Dalam teks ini, kita dapat merasakan kebijaksanaan dan pandangan ilahi yang mengarahkan langkah-langkah hidup kita. Perhatikan ayat 3, “Serahkanlah segala perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.” Pesan ini menjadi panggilan bagi kita, terutama generasi muda, untuk menyadari bahwa rencana hidup kita seharusnya tidak terlepas dari rencana Allah.
Tema kotbah hari ini, “Takut Akan Tuhan, Menjauhi Kejahatan,” merangkum esensi ajaran ini. Takut akan Tuhan bukanlah ketakutan yang merendahkan atau membuat kita terbelenggu, tetapi suatu sikap hormat, kepatuhan, dan ketaatan yang memandu langkah-langkah kita. Saat kita menjalani hidup dalam takut akan Tuhan, kita secara otomatis menjauhi kejahatan.
Takut akan Tuhan menjadi pondasi yang kokoh, memandu kita dalam membuat perencanaan hidup dan menetapkan tujuan yang sejalan dengan kehendak-Nya. Ini tidak hanya tentang pencapaian material atau kesuksesan duniawi semata, melainkan tentang mencari dan menaati kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Untuk memahami lebih dalam mengenai makna takut akan Tuhan, mari kita menjelajahi konsep ini melalui beberapa prisma, membangun landasan yang kuat untuk perenungan kita hari ini. Saudara-saudara Namaposo GKPS yang dicintai Tuhan, perlu kita ketahui bahwa “Takut Akan Tuhan adalah sebagai Dasar Etika dan Moral”. Takut akan Tuhan membawa kita ke dalam pemahaman akan standar moral dan etika yang ditetapkan oleh-Nya. Saat kita menghormati dan takut akan Tuhan, kita lebih cenderung menjauhi tindakan-tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip-Nya. Hal ini menciptakan dasar yang kokoh bagi karakter dan moralitas kita. Kehidupan etis dan moral yang tercermin dalam perbuatan kita akan menjadi saksi yang kuat bagi nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia yang seringkali dipenuhi dengan godaan dan kejahatan. Sebagai Namaposo GKPS yang takut akan Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi terang dan garam dalam dunia ini, memancarkan cahaya kasih dan kebenaran yang berasal dari Tuhan. Setelah itu yang harus kita ketahui adalah “Takut Akan Tuhan dan Pengelolaan Waktu” Pada ayat 9 Amsal 16, disebutkan, “Hati manusia memikirkan jalannya, tetapi TUHAN lah yang menentukan arah langkahnya.” Ini menggarisbawahi pentingnya takut akan Tuhan dalam pengelolaan waktu dan perencanaan hidup. Ketika kita memasukkan Tuhan dalam setiap aspek perencanaan kita, kita membuka diri untuk menerima hikmat dan panduan-Nya.
Saudara-saudara Namaposo GKPS yang dicintai Tuhan! Pengelolaan waktu yang bijak mencakup pemberian prioritas pada hal-hal yang memiliki nilai kekekalan dan kebenaran. Dengan takut akan Tuhan, kita memahami bahwa waktu adalah anugerah yang berharga, dan kita dipanggil untuk menggunakannya dengan bijaksana, mencari terlebih dahulu Kerajaan Allah (Matius 6:33). Ada penekanan yang perlu ditekankan dalam Firman Tuhan kali ini ialah “Takut Akan Tuhan dan Hubungan dengan Sesama”. Takut akan Tuhan juga mencerminkan dalam bagaimana kita berinteraksi dan bersikap terhadap sesama. Ayat 6 mengatakan, “Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni; karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan.” Jadi Teman-Teman Namaposo, dalam takut akan Tuhan, kita ditekankan untuk hidup dalam kasih setia dan memaafkan. Kasih yang setia mencerminkan karakter Allah sendiri, dan ketika kita meneladani-Nya, kita dapat menjauhi kejahatan dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama. Keberanian untuk memberikan kasih dan memaafkan muncul dari kesadaran bahwa kita, sebagai manusia, telah menerima kasih dan pengampunan-Nya. Jikalau pada hari ini kita yang ibadah disini masih belum bisa memaafkan atau ada yang tidak saling bicara satu sama lain, mari setelah mendengarkan firman Tuhan ini, jabat tangannya, dan katakan “Kita Berteman lagi ya”. Maka jikalau itu kamu lakukan, Maka Tuhan akan perhitungkan kerendahan hati kita yang kita lakukan itu.
Saya berharap dan kita semua pasti mengharap, melalui pemahaman yang lebih dalam tentang takut akan Tuhan, kita dapat merenungkan betapa pentingnya membangun fondasi kehidupan yang kokoh dan sesuai dengan kehendak-Nya. Namun, kita juga perlu mengakui realitas bahwa dalam dunia yang penuh dengan godaan dan tantangan, menjauhi kejahatan tidak selalu mudah, sulit sekali, godaanya selalu menggoda dan menawarkan yang membuat kita menjadi candu. Oleh karena itu, mari kita menjelajahi beberapa langkah praktis yang dapat kita ambil sebagai Namaposo yang berusaha hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dengan cara apa kita melakukannya? Yaitu dengan “Mengenal Firman Tuhan”. Salah satu cara paling efektif untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan adalah melalui penelitian dan pemahaman firman-Nya. Firman Tuhan adalah pedoman hidup yang memberikan panduan dan hikmat. Ketika kita mengenal firman-Nya, kita dapat membuat keputusan yang bijak dan menghindari jalan-jalan yang keliru.
Nah yang kedua adalah melalui “Doa dan Ketaatan”. Doa adalah wadah komunikasi antara kita dan Tuhan. Dalam doa, kita dapat mencari petunjuk dan kekuatan dari-Nya. Ketaatan dalam doa bukan hanya tentang meminta, tetapi juga mendengarkan dan menerima jawaban-Nya. Sebagai Namaposo GKPS yang takut akan Tuhan, mari kita membangun disiplin doa yang kuat.
Yang ketiga ialah “Berperspektif Abadi”. Dalam perencanaan hidup, penting bagi kita untuk memiliki perspektif yang abadi. Apakah rencana kita membawa dampak positif tidak hanya untuk hidup kita di dunia ini, tetapi juga untuk kehidupan kekal di hadapan Tuhan? Sebagai Namaposo GKPS yang takut akan Tuhan, kita diingatkan untuk hidup dengan kesadaran akan realitas kekekalan dan keabadian.
Yang keempat adalah “Bergaul dengan Sesama yang Mempengaruhi Positif”. Lingkungan dan pergaulan memainkan peran besar dalam membentuk karakter dan nilai-nilai kita. Sebagai Namaposo GKPS yang takut akan Tuhan, kita perlu berhati-hati dalam memilih teman-teman dan bergaul dengan mereka yang dapat memotivasi dan membimbing kita ke arah yang benar.
Dan yang terakhir adalah “Mengakui dan Memperbaiki Kesalahan”. Seiring perjalanan hidup, kita mungkin melakukan kesalahan. Takut akan Tuhan bukanlah tentang tidak pernah berbuat salah, tetapi bagaimana kita merespon dan memperbaiki kesalahan kita. Kesediaan untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan adalah tanda ketaatan kita kepada Tuhan.
Dalam menjalani kehidupan sebagai Namaposo GKPS yang takut akan Tuhan, kita juga tidak terlepas dari panggilan untuk memiliki hati yang rendah hati dan penuh rasa syukur. Hati yang rendah hati memungkinkan kita untuk menerima hikmat dan petunjuk dari Tuhan, sementara rasa syukur membuka mata kita terhadap berkat-berkat-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Takut akan Tuhan juga melibatkan keberanian untuk hidup berbeda dari dunia ini. Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, dia menulis, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2). Sebagai Namaposo yang takut akan Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam transformasi yang terus-menerus, memperbarui pikiran dan perilaku kita sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mungkin kita bertanya, mengapa begitu penting untuk menjauhi kejahatan? Kejahatan, dalam konteks ini, bukan hanya merujuk pada tindakan kriminal atau amoral secara umum. Kejahatan juga mencakup segala sesuatu yang bertentangan dengan karakter dan kehendak Tuhan. Dalam hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya, kita menemukan kedamaian sejati, kebahagiaan yang mendalam, dan pengaruh positif yang dapat kita berikan kepada dunia ini. Sebagai Namaposo GKPS yang hidup di tengah dunia yang seringkali terdistorsi nilai-nilainya, kita dihadapkan pada tantangan untuk tidak terpengaruh oleh arus budaya yang mungkin menyimpang dari kehendak Tuhan. Oleh karena itu, mari kita bersatu sebagai generasi muda yang takut akan Tuhan, siap untuk memancarkan cahaya-Nya di tengah kegelapan dunia ini.
Sebagai penutup, marilah kita kembali kepada firman Tuhan dalam Amsal 16:3, “Serahkanlah segala perbuatanmu kepada Tuhan, maka akan terlaksana segala rencanamu.” Ini adalah panggilan yang bersifat universal, mengajak setiap generasi, termasuk kita para Namaposo, untuk meletakkan setiap rencana, impian, dan tujuan hidup di hadapan Tuhan.
Sebagai Namaposo GKPS yang takut akan Tuhan, kita berkomitmen untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya, menjauhi segala bentuk kejahatan, dan merencanakan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Melalui langkah-langkah praktis dan disiplin rohani yang kita ambil, kita dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Amin.