PEMATANG SIANTAR. GKPS.OR.ID. “Beras itu kecil tapi lebih kecil lagi biji sesawi. Walaupun pun kecil, bila ke dua bibit itu ditanam akan menjadi besar. Demikian juga orang percaya yang tak lepas dari kerja-kerja diakonia. Kita ini kecil, kita ini instrumen lemah, namun hal yang perlu kita ingat, Tuhan yang memakai kita berkuasa dan besar,” demikianlah pesan singkat yang disampaikan Kepala Departemen Pelayanan Pdt. Dr. Jenny R. C. Purba dalam ibadah penutupan Pelatihan, Seminar dan Lokakarya Manajemen Kebencanaan yang diadakan Departemen Pelayanan bekerjasama dengan ELCA.
Kepala Departemen Pelayanan GKPS ini pun berharap sekembalinya ke jemaat masing-masing, para peserta terus melatih diri, melakukan hal-hal kecil dalam kerja-kerja diakonia, khususnya kala bencana terjadi di sekitar mereka.
Pelatihan ini sendiri diadakan di kompleks Kantor Sinode GKPS, Jl. Pdt. J. Wismar Saragih 23 Pematang Siantar, selama tiga hari, dari tanggal 23 hingga 25 Mei 2024, dan dibuka resmi oleh Pimpinan Sinode GKPS (Ephorus) Pdt. Dr. Deddy Fajar Purba.
Untuk membekali para peserta yang datang dari berbagai wilayah pelayanan GKPS dan juga dari gereja tetangga seperti HKI, Departemen Pelayanan menghadirkan Roni Pasia, Damkar Kabupaten Simalungun, BPBD Kabupaten Simalungun dan Pdt. Benny Kaban dari Komisi Penanggulanan Bencana (KPB) GBKP.
Di hari pertama, materi “Diakonia dan Gereja Tanggap Bencana” dibawakan Pdt. Dr. Jenny Purba, dan dimoderatori Pdt. Sarmen Girsang; materi “Teori Dasar: Mengapa Gereja Perlu Menjadi Gereja Tanggap Bencana?” dibawakan bapak Roni Pasia dan dimoderatori Pdt. Eddhy Surya Purba. Pada hari kedua peserta dibekali materi “Manajemen Pemadaman Api” dan simulasi yang dibawakan personel Damkar Simalungun dan Pdt. Gunawan Purba bertindak sebagai moderator; “Manajemen Tanggap Bencana Banjir dan Tanah Longsor” disampaikan pihak BPBD Simalungun dan dimoderatori Pdt. Paul Sinaga. Sementara itu “Manajemen Gawat Darurat Bencana” dibawakan Pdt. Benny Kaban dan dimoderatori Pdt. Jenny Purba. Di hari ketiga, kembali BPBD Simalungun menyampaikan materi Manajemen P3K dan Evakuasi yang dimoderatori Pdt. Paul Sinaga. Seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ini pun direkam Pdt. Beriyanti dan tim yang bertindak sebagai notulis
Untuk meningkatkan skill dalam penanganan bencana, para peserta selanjutnya melakukan simulasi menggunakan alat pemadam api ringan (apar), memadamkan api dengan goni basah, cara memakai fire house (selang pemadam kebakaran), dan teknik evakuasi korban bencana, yang dipandu porsenil Damkar dan BPBD Simalungun.
Pdt. Benny Kaban mengapresiasi kegiatan pelatihan ini. “Kami sangat mengparesiasi kegiatan ini sebab kami (GBKP) rindu sinode gereja GKPS dan sinode lainnya memiliki tim tanggap bencana,” ucap Ketua KPB GBKP ini.
Hal senada juga disampaikan pihak Damkar Simalungun dan BPBD Simalungun. Kedua lembaga pemerintah ini pun siap untuk terus bekerjasama dan berkolaborasi dengan GKPS khususnya dalam bidang mitigasi bencana.
Di akhir sesi pelatihan, para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok untuk menyusun rencana tindak lanjut (RTL) yang akan dilakukan peserta di jemaatnya masing-masing serta bentuk kerja sama apa yang bisa dikerjasamakan dengan kantor sinode GKPS.
Ketiga kelompok juga menyampaikan usul-usul kepada Pimpinan Sinode GKPS diantaranya: agar Pimpinan Sinode GKPS mengimbau seluruh gereja GKPS menganggarkan pengadaan apar di masing-masing gereja, menyurati seluruh jemaat untuk meminimalisir limbah rumah tangga, memasukkan program tanggap bencana dalam renstra GKPS 2026-2030, dan membuat pelatihan daur ulang sampah. (bgs/hks)
Pewarta: Pdt. Bima Gustav Saragih