1. Doding: Haleluya No. 1:1-2
Jahowa sihol pujionku, ai Ham do Naibata Sitompa au.
Sai suruh Tonduy-Mu hu bangku, mangajar au mamuji goran-Mu.
Marhitei-hitei Jesus Anak-Mu, ase dear dodingku hu Bamu.

Bai Anak-Mu bobahon ahu, ase Bamu iboban au homa.
Sorapkon Tonduy-Mu hu bangku, manogu au bai dalan na torsa.
Ase tongtong gok damei uhurhin, janah mesek mamuji goran-Mu.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat harian: Jesaya 38:19
“Halak na manggoluh, do mamuji Ham songon na hubahen sadari on. Bapa hubani anakni patugahkon hasintongan-Mu.”

“Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.”

 

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
Yesaya 38:19 merupakan bagian dari rangkaian Yesaya 38:16-20, yang secara garis besar menuliskan tentang nyanyian syukur Hizkia, karena merasakan pertolongan Allah yang telah membebaskannya. Hizkia merasakan kesempatan selamat (yang sementara) dari kematian karena penyakit barah. Selain itu, Hizkia juga mengalami pergumulan berat, ketika ia sebagai raja Yehuda yang pada saat itu harus menghadapi serangan Asyur, lalu dalam kondisi seperti itu Hizkia berseru kepada Tuhan agar penderitaan digantikan menjadi keselamatan. Hizkia menaruh harapannya pada Allah ketika diperhadapkan kepada kematian, dan Allah mendengarkan doa permohonannya serta memberi kesembuhan dan pertambahan umur baginya. Beranjak dari pengalam hidup yang seperti itu, maka Hizkia mengisi hidupnya dengan ucapan syukur kepada Allah. Hizkia memahami dan mengimani bahwa setiap orang yang masih merasakan kehidupan adalah orang yang selalu hidup dalam ucapan syukur, karena ucapan syukur adalah salah satu kekuatan terbesar dalam hidup orang percaya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
tentu pengalaman hidup yang dilalui oleh Hizkia menjadi sebuah dorongan bagi kita untuk tetap erat dalam relasi kita dengan Tuhan Allah. Bahwa kita pernah mengalami hal yang mungkin tidak kita harapkan, atau bahkan kita berhadapan dengan orang-orang di sekitar kita yang membuat kita menderita, itu adalah sesuatu yang memungkinkan untuk dihadapi oleh setiap orang yang hidup. Pengalaman Hizkia merupakan sebuah bukti bagi kita, bahwa saat ia berseru kepada Tuhan dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, maka Tuhan bertindak baginya dan semua menjadi baik-baik saja. Tidak hanya terlepas dari ancaman Asyur, tetapi Tuhan memberi kesempatan bagi Hizkia menikmati hidup yang lebih panjang lagi. Lalu kesempatan itu dipergunakan oleh Hizkia untuk hidup dalam ucapan syukur, karena Hizkia telah menerima kasih setia Allah baginya.

Jemaat Tuhan,
bila Hizkia mampu mengucap syukur sepanjang hidupnya, maka sikap yang sama semestinya juga diperlihatkan oleh umat percaya pada saat ini. Mengucap syukur selama kita hidup, karena ucapan syukur hanya dapat dilakukan oleh orang yang masih hidup. Berterima kasih untuk Allah yang selalu setia kepada umat-Nya, berterima kasih dan mengucap syukur kepada Allah yang selalu memberikan keselamatan bagi umat-Nya. Lalu kapan kita mengucap syukur? Sepanjang dan selama kita hidup. Bahwa itu adalah kesempatan, bukan hanya untuk menerima anugerah dan kasih setia Tuhan, tetapi hidup juga adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk selalu memperlihatkan respons kita atas anugerah dan kasih setia Allah kepada kita, sehingga eksistensi hidup orang yang percaya tercermin dari kemampuannya untuk bersyukur di sepanjang hidupnya. Mengucap syukur juga merupakan sikap yang dapat kita wariskan kepada anak dan cucu kita. Lalu bagaimana agar kita mampu mengucap syukur? Melihat segala apapun yang kita alami dari kacamata iman kita, melihat dan menerima apapun dalam kehidupan kita dengan pemahaman iman, bahwa Allah mengetahuinya, dan Allah akan memberikan apapun yang kita butuhkan di waktu yang tepat. Menghindari sifat yang selalu bersungut-sungut, dan itu dapat dikendalikan oleh hati kita, maka salah satu cara untuk dapat tetap mengucap syukur adalah dengan menjaga hati tetap terarah kepada Allah, sehingga akhirnya kita akan mengalami hidup yang baik-baik saja. Selamat menata hati untuk tetap bersyukur sebagai wujud ucapan terima kasih kita kepada Allah yang setia kepada kita. Amin.

 

5. Doding: Haleluya No. 401:1+4
Hupuji hupasangap Ham, Bapa pardear layak.
Ganupan ijadihon Ham, sonai age na masa.
Itompa Ham ganup hape, dagingku pakon tonduy pe.
Na puji ma Goran-Mu.

Tongtong pasangaponku Ham, sadokah au manggoluh.
Paratah-ratahonku ma, baritani Goran-Mu.
Angkula tonduy pe homa, ningon mamuji sangap-Mu.
Na puji ma goran-Mu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS