Renungan Mingguan/PA Namaposo GKPS, 30 Juni 2024 (5 Set. Trinitatis)
Nas : Pengkhotbah 11:9-10
Usul Doding : Haleluya No. 241:1-3
Tema : Bersukaria dalam Tuhan
Tujuan : Agar Namaposo mengetahui arti dan cara bersukaria dalam Tuhan
Jangan Sia-siakan Masa Mudamu
Tim Penulis
Shalom Namaposo, apa kabar hingga hari ini?
Kita yakin bahwa pastinya kita semua dalam kesehatan dan lindungan Tuhan. Saudara yang terkasih, Masa muda adalah masa yang sangat berharga. Ini adalah masa di mana kita memiliki energi, semangat, dan kesempatan untuk belajar, berkembang, dan meraih cita-cita. Sayangnya, banyak orang yang menyia-nyiakan masa mudanya. Mereka menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti berfoya-foya, bermalas-malasan, dan melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Masa muda adalah saat orang merasakan berbagai potensinya bertumbuh sangat pesat dan kuat. Potensi dan kesukaan masa muda itu hanya akan bermakna dan bertumbuh benar bila masa itu mengalami pembentukan tangan Tuhan. Itulah inti nasihat pengkhotbah kepada kaum muda dalam bagian ini. Ingat Penciptamu, jangan lewati masa muda dengan hal-hal yang tidak hakiki. Justru masa muda, bukan masa tua, saat untuk mengutamakan Tuhan. Hanya dengan Dia orang muda sungguh mampu bersuka dalam keceriaan kemudaannya.
Saudara yang terkasih inilah yang disampaikan oleh Pengkhotbah atau pun Salomo kepada kita Namaposo GKPS bahwa Allah menghendaki umat-Nya bersukacita dan kaum muda menikmati masa muda mereka. Tetapi semua sukacita itu harus dikendalikan dengan kesadaran bahwa Allah meminta pertanggungjawaban atas semua perbuatan dosa kita. Jikalau kita mengizinkan hidup kita merosot menjadi kesembronoan dangkal dan menikmati hal-hal yang berdosa, akhirnya akan timbul kesulitan dan penderitaan di dalam hidup ini dan hukuman di akhirat. Pemuda yang beriman harus menyadari bahwa hidup ini adalah kasih karunia Allah semata. Ia telah menciptakan dan memelihara, Ia telah memberi Yesus Kristus, agar di dalam-Nya kita beroleh pengampunan dan jaminan hidup kekal. Jelasnya setiap orang beriman berhutang nyawa kepada Allah. Tak satu pun yang dimiliki manusia (kesehatan, harta, kesempatan, dan kerohanian) yang berasal dari kemampuannya sendiri. Karena itu wajarlah bila pemuda yang beriman menunjukkan sikap hidup bersyukur kepada Allah dan bermurah hati kepada sesamanya.
Saudara yang terkasih, tahukah kita bagaimana menikmati hidup dalam Tuhan? Hidup ini bisa dijalani dalam dua macam sikap. Pertama, sikap berpusatkan manusia, yang akan menghasilkan sikap pesimis atau sikap keras dalam melihat hidup yang penuh berbagai masalah. Kedua, sikap yang berpusatkan Allah, yang menghasilkan sikap optimis dan penuh syukur, yang memandang bahwa anugerah Allah membuat hidup penuh dengan hal indah. Akibatnya, seperti halnya tiap pagi kita menyongsong fajar baru dengan penuh semangat, demikianlah orang beriman menyongsong kejutan-kejutan anugerah Allah setiap hari. Pergunakanlah sebaik-baiknya masa muda, sepanjang kesenangan hidup masih dapat dinikmati, jangan menunggu sampai usia tua ketika daya hidup lenyap. Sekalipun begitu, yang menjadi tuntunan untuk bersenang-senang haruslah jalan Allah, bukan pesta pora.
Ada salah satu contoh kampus di Harvard University, uniknya dalam kampus tersebut kita dapat mengambil kelas yang membahas kebahagiaan. Kelas populer ini menolong siswa untuk mengetahui, seperti kata sang dosen, “Bagaimana caranya agar Anda merasa bahagia?” Pembahasan dalam kuliah ini bukanlah hal yang konyol tetapi sesungguhnya dalam beberapa kesempatan Alkitab bahkan menyarankan pentingnya merasakan kebahagiaan atau sukacita. Salomo mengatakan bahwa kita punya hak istimewa untuk merasakan kebahagiaan yang diberikan Allah (Pkh. 3:12; 7:14; 11:9). Meskipun begitu, terkadang kita terlalu berlebihan mencari kebahagiaan duniawi. Kita menganggapnya sebagai hal utama yang harus diraih, bahkan yakin bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama Allah bagi kita. Lalu kita pun merasa bingung. Firman Allah menyatakan bahwa kebahagiaan sejati dapat terwujud jika kita taat pada taurat Allah. Allah menuntut kekudusan dan memanggil kita untuk menjalani hidup yang kudus, yang mencerminkan karakter moral Allah karena Firman Allah berkata “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” ( bdk. 1 Ptr. 1:15,16). Pada saat kita harus membuat keputusan mengenai bagaimana kita harus bertindak atau bagaimana kita harus menjalani hidup, maka kita harus ingat bahwa perintah Allah bukan “Bersenang-senanglah”, melainkan “Jadilah kudus”. Sukacita sejati berasal dari hidup yang kudus dan menghormati Allah.
Masa muda adalah masa mencari jati diri, masa membuktikan eksistensi, masa mencari segala sesuatu yang ingin diraih dengan penuh semangat dan gairah, akan tetapi dibalik semangat itu perlu kontrol serta pembinaan agar tidak berlebihan dan tidak terjerumus kedalam hal-hal yang justru membawa keterpurukkan bahkan mendatangkan masalah yang besar sehingga masa muda yang seharusnya menyenangkan menjadi masa yang suram. Pada saat masa muda ini manusia memiliki banyak sekali keunggulan dalam segala hal selain usia yang masih brilian, semangat membara, kekuatan fisik yang mendukung/tenaga yang kuat, pikiran yang masih fresh, dan tekad yang kuat, akan tetapi masa muda ini akan dipertanggung jawabkan pada masa tua nanti karena masa mudalah yang akan menentukan kebahagiaan dimasa tua. Inilah alasan mengapa Salomo menasehati para pemuda untuk hidup dengan sukacita dan bertanggung jawab ketika berada pada puncak energi mereka yang harus berinvestasi dengan bijak dan memanfaatkan setiap kesempatan sebaik-baiknya, mengetahui bahwa Tuhan akan mengevaluasi setiap aspek kehidupan. Orang muda dapat bergembira ketika ia mengamankan alasan dan keputusannya di atas landasan iman yang kokoh, memandang Tuhan sebagai Tuhan yang adil yang akan menghakimi segala sesuatu , dan juga sebagai Tuhan yang pengasih yang ingin kita menikmati hidup. Masa muda adalah masa yang menyenangkan. Jadi, jangan heran kalau manusia pada umumnya ingin menikmati hidup selagi muda. Memang, tidak masalah jika manusia menikmati hidup pada masa muda. Namun, masalah muncul ketika kita tidak berhikmat, bahkan melupakan Tuhan.
Pengkhotbah mengingatkan bahwa apa yang kita lakukan pada masa muda akan berdampak pada masa depan, baik pada hari tua maupun kekekalan. Tindakan dan keputusan masa muda (entah baik atau buruk) merupakan investasi hidup yang hasilnya akan kita tuai pada masa mendatang. Semuda dan sekuat apa pun hari ini, kita harus menerima kenyataan bahwa hari tua pasti tiba. Sebab itu, Pengkhotbah menasihati supaya kita bisa menikmati masa muda. Asalkan, jangan melakukan hal-hal yang jahat secara fisik, moral, dan rohani yang akan merugikan kita pada masa tua. Untuk mencegah malapetaka pada hari tua, Pengkhotbah menyerukan supaya kita mengingat Tuhan selagi kita muda. Pasalnya, hidup di luar Tuhan akan menghasilkan kepahitan, penderitaan, kesepian, dan keputusasaan. Sebaliknya, kehidupan pada masa muda yang berpusatkan kepada Tuhan akan mengubah masa-masa susah pada hari tua menjadi kepuasan, sebab ada pengharapan terhadap hidup yang kekal.
Saudara yang terkasih, selaku anak muda, dalam menghadapi sebuah pilihan kita sering mengambil keputusan menurut emosi dan perasaan kita saja tanpa menggunakan akal sehat dan berpikir panjang apa akibatnya, sehingga kita sering salah untuk mengambil keputusan dalam hidup kita. Kita lebih mementingkan sesuatu yang terjadi sekarang dibandingkan dengan akibat yang akan terjadi kedepannya jika kita mengambil sebuah keputusan yang hanya menggunakan emosi dan perasaan saja. Untuk itu kita perlu hikmat dan melibatkan Tuhan saat mengambil keputusan-keputusan dalam kehidupan kita. Renungan ini mengajak melalui bacaan kita untuk bersukaria dalam kemudaan kita karena ada masanya kita sudah tidak lagi menikmati masa muda kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam hidup kita selalu diperhadapkan dengan berbagai pilihan. Dalam menentukan pilihan tentunya kita perlu memikirkan dengan matang dan siap mengambil resiko dari apa yang sudah diputuskan. Biasanya, jika sesuatu terjadi di luar ekspektasi kita, maka kita akan menyesal dengan apa yang kita putuskan karena telah menyia-nyiakan masa muda kita. Karena dalam ayat selanjutnya digambarkan kepada kita masa di mana sudah tidak bisa lagi menikmati masa muda. Tetapi kesenangan yang dianjurkan oleh pengkhotbah adalah kesenangan yang cerdas artinya semua kesenangan dan sukacita harus dikendalikan dengan kesadaran bahwa Tuhan akan meminta pertanggungjawaban atas semua perbuatan kita. Jika dalam kehidupan masa muda, kita tidak mempergunakan dengan melakukan hal-hal yang baik maka percayalah kita akan menyesal di kemudian hari. Ada begitu banyak contoh di sekeliling kita, sebuah penyesalan ketika mereka tidak mempergunakan masa muda mereka dengan baik. Sebagai anak muda kristen, kita dianjurkan untuk mempergunakan hidup kita dengan bijak untuk kemuliaan nama Tuhan. Selagi kita kuat, bawalah hidup kita untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Tuhan. Terkadang ini menjadi pilihan yang sulit untuk kita lakukan karena kehidupan masa muda adalah masa di mana kita ingin mencoba banyak hal.
Masa muda adalah periode hidup yang penuh dengan potensi dan kesempatan. Ini adalah waktu di mana kita memiliki energi, semangat, dan kemampuan untuk menjalani pengalaman-pengalaman baru. Melalui khotbah ini, dapat diungkapkan betapa berharganya waktu ini dalam membentuk masa depan dan jangan sia-siakan kesempatan ini. Makna Pilihan dan Keputusan, bagaimana pilihan dan keputusan yang diambil pada masa muda akan mempengaruhi arah hidup di kemudian hari. Setiap tindakan dan pilihan memiliki dampak, dan penting untuk menyadari bahwa masa muda adalah waktu berharga untuk membuat keputusan yang bijak. Jangan sia-siakan bakat. Masa muda seringkali merupakan waktu di mana bakat alami dapat diidentifikasi dan dikembangkan. Bakat dapat menekankan bahwa setiap individu memiliki potensi unik, dan mengejar dan mengembangkan bakat tersebut adalah bentuk penghargaan terhadap anugerah yang diberikan Tuhan.
Saudara yang terkasih marilah kita senantiasa membuka hati kita dekat dengan Tuhan melalui mendengarkan khotbah yang bisa membuka ruang untuk mengatasi kesalahan yang mungkin terjadi pada masa muda dan belajar dari pengalaman tersebut. Ini juga bisa menjadi panggilan untuk menghindari mengulangi kesalahan yang sama dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Kita lebih sering mengikuti keinginan hati bukan keinginan Tuhan. Karena sepertinya keinginan Tuhan bertentangan dengan keinginan kita. Tetapi jika dalam masa muda, kita mengizinkan Tuhan untuk membimbing sehingga bisa memilih dan hidup dengan baik seturut dengan kehendak-Nya, maka di masa-masa mendatang kita akan menikmati sebuah kebahagiaan. Memang tidak bisa di pungkiri, bahwa menjalani masa muda menurut kehendak Tuhan tidaklah mudah, akan ada tantangan dan godaan bahkan begitu banyak hal yang akan kita korbankan, mungkin waktu, tenaga, pikiran, perasaan, harta dan lain sebagainya. Tetapi jika kita bisa memilih untuk tetap hidup menurut kehendak-Nya percayalah akan ada masa di mana kita akan menikmati dampak dari semua yang sudah dilakukan. Mintalah hikmat yang dari Tuhan agar memampukan kita untuk bisa menentukan pilihan terbaik dalam hidup dimasa muda kita. Tuhan Yesus memberkati semua. Amin