1. Doding: Haleluya No. 453:1-2
Pitah Ham Tuhan, hatundalan na toguh.
Humbai ganup paruntolon na i tanoh on.
Bani haganup pardalanan, pitah Ham panjaga na gogoh.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuen, ‘se torsa sadokah goluh on.
Tonduy Na Pansing, bere Ham bannami on.
Sai useihon Ham bai uhurnami ‘se sintong.
Ase dong pargogoh manlawan, kuasa ni dunia na bajan.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.
2. Tonggo
3. Ayat harian: Johannes 16:20
“Na sintong tumang do na Huhatahon on bannima, na laho tangis ma hanima anjaha mandoruhi, tapi malas ma uhur ni dunia on. Pusok do anggo uhurnima, tapi marubah ma pusok ni uhurnima gabe malas ni uhur.”
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
melihat keseluruhan dari perikop atas ayat harian kita hari ini, maka ayat ini berbicara tentang respons yang terjadi di tengah-tengah para murid saat Yesus mengatakan mengenai kepergianNya. Para murid belum memahami maksud perkataan Tuhan Yesus bahwa mereka tidak akan melihatNya lagi. Belum juga selesai dengan kebingungan atas perkataan Yesus tersebut, para murid dikejutkan lagi dengan kalimat yang diucapkan oleh Yesus, bahwa, “kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.” Inilah yang kemudian kita ketahui terjadi di tengah-tengah para murid saat mereka betul-betul kehilangan Dia dalam peristiwa kematianNya di kayu salib. Bahkan, pada saat kematian Yesus, menurut Injil Yohanes, justru dua orang yang selama ini bukan dari kelompok murid Yesus yang mengambil dan mengubur mayat Yesus, yaitu Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus (Yoh. 19:38-42). Kemanakah kesebelas murid Yesus yang lainnya? Apakah mereka larut dalam dukacita yang mendalam, sehingga mereka menjauhkan dirinya dari jenazah Yesus dan bersembunyi di tempat yang tersembunyi? Jika ya, maka apa yang dikatakan Yesus sebelum kematianNya, bahwa para murid akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira, menjadi benar adanya.
Namun, ayat harian kita di hari ini tidak hanya menuliskan tentang tangisan dan ratapan saja, melainkan juga tentang sukacita yang datang setelah dukacita. Inilah yang kemudian terjadi saat Tuhan Yesus bangkit pada hari ketiga dan menampakkan diriNya kepada para murid. Mereka semua bersukacita atas kebangkitan Tuhan Yesus. Mereka harus mengalami dukacita terlebih dahulu untuk bisa merasakan sukacita yang sesungguhnya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kalimat bijak mengatakan bahwa kita baru merasakan bahwa sesuatu itu berharga setelah kita kehilangan atasnya. Apa saja yang telah kita sedihkan dan tangisi karena kehilangan atasnya? Namun, apa yang terjadi setelah itu? Kita kemudian memiliki ketegaran hati lagi dan mendapatkan sukacita kita kembali ke dalam diri kita. Kita ternyata mampu melewatinya, walau tidak mudah. Tetapi kedua hal itu, yaitu dukacita dan sukacita, memang harus silih berganti menghiasi hari-hari kehidupan kita. Di situlah kita akan menemukan bahwa sukacita abadi hanya kita dapatkan dalam Tuhan Yesus Kristus, yang telah mengaruniakan segala berkatNya bagi kita, hingga kita bisa melewati semua kisah dalam hidup kita. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 148:1-2
Layak do Ham mambere au, o Jesus Tuhankin;
Ihutkon Ham daoh pe au, mambuat uhurhin.
Pardousa na banggal do au, pansing do anggo Ham;
Sai bai na dorsa laho au bai na jahat naman.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS