1. Doding: Haleluya No. 129:1+3
Ai jumpah au na holong atei, au na tarbuang in hinan.
Jesus Tuhan parholong atei, hubangku, na kahou hinan.
Nuan hutanda Tuhankin, parholong atei banggal in, parholong atei banggal in.
Ai holong ni atei do hansa sipangunsagahonkon in.
Sipujionku do Jahowa dob roh na papangkeihon in.
Tongtong malas do uhurhin, mamuji holong atei in, mamuji holong atei in.
2. Tonggo
3. Ayat harian:1 Musa 31:42
“Ambit lang ihasomani Naibata ni bapa, Naibata ni si Abraham anjaha na hinabiaran ni si Isak ahu, ra sonin tumang do palahoonmu ahu; tapi itatap Naibata do hasombuhonku ampa hangaluton ni tanganku, gabe ipaingat ham nabodari.”
“Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
setiap orang pasti merindukan menjadi pihak yang menerima keadilan. Namun tanpa disadari, banyak juga orang yang menjadi pelaku ketidakadilan. Perasaan tidak senang menjadi korban ketidakadilan adalah wajar, karena posisi itu adalah posisi yang tidak diharapkan, yang tidak nyaman, dan tentu merasa dirugikan. Maka sangat wajar bila banyak orang yang menyuarakan tentang penegakan keadilan di setiap lini kehidupan. Ketidakadilan pun dapat kita lihat dalam kisah Yakub yang telah bekerja selama bertahun-tahun di bawah Laban, pamannya, yang sering memperlakukan dia dengan tidak adil. Lalu, apa yang terjadi dengan Yakub?
Jemaat Tuhan,
Yakub adalah seorang yang setia di hadapan mertuanya Laban. Pembawaannya yang halus dan polos merupakan anugerah yang membuatnya lebih baik meskipun kebaikannya sering menjadi bulan-bulanan mertuanya. Seperti misalnya saat Laban berkali-kali mengubah upah Yakub dan berusaha menipunya. Akhirnya, Yakub memutuskan untuk kembali ke tanah ayahnya secara diam-diam bersama keluarganya. Namun dalam prosesnya amarah Yakub terpancing karena Laban menuduhnya mencuri dan menggeledah seluruh bawaan Yakub (ay. 36-37). Lalu Yakub meresponsnya dengan membela dirinya dan mempersilahkan mertuanya menggeledah tendanya sebagai bukti bahwa Yakub tidak mencuri. Bagi orang jujur seperti Yakub, tuduhan mencuri adalah penghinaan yang hebat.
Jemaat Tuhan,
lalu apa reaksi Yakub terhadap situasi yang dihadapinya? Yakub adalah keturunan Abraham yang selalu bisa berlindung di bawah nama leluhurnya. Yakub menyebutkan dengan jelas gelar Allah yang disembah, yaitu dengan menambahkan nama leluhurnya. Abraham dan generasinya adalah orang yang diperhitungkan oleh Allah. Meskipun tidak disebutkan, niat Laban yang mengejar Yakub sampai ke pegunungan Gilead ternyata diketahui oleh Allah, sehingga dalam mimpi Laban Allah hadir sebagai pembebas bagi Yakub. Dengan kekuasaannya, Laban bisa saja menghukum dan menggagalkan kepulangan Yakub ke tanah ayahnya, tetapi Allah sudah terlebih dahulu membela dan membuka jalan bagi Yakub, sehingga Laban tidak bisa berkutik atas mereka. Demikianlah Allah membela hidup setiap orang yang berkenan di hadapan-Nya. Yakub mengakui bahwa Tuhan telah melihat kesusahannya dan jerih payahnya. Yakub mengenal jelas Allah yang membelanya adalah Allah yang disembah oleh leluhurnya. Leluhur yang takut akan Tuhan akan melahirkan generasi yang takut akan Tuhan juga jika pengenalan akan Tuhan benar-benar melekat dalam hidup kita.
Jemaat Tuhan,
ini adalah pengingat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang peduli. Ia melihat segala kesulitan dan perjuangan kita. Tidak ada yang tersembunyi dari mata-Nya. Meskipun kita mungkin merasa sendirian atau diabaikan oleh orang lain, Tuhan selalu memperhatikan kita. Tuhan menjadi pembela kita, ketika kita diperlakukan dengan tidak adil, Dia tidak akan membiarkan ketidakadilan berlangsung terus-menerus tanpa tanggapan. Bahkan ketika kita merasa tidak berdaya, Tuhan adalah kekuatan dan pembela kita. Kisah Yakub menjadi pembuktian bahwa dalam segala kesulitan dan ketidakadilan yang kita alami, ingatlah bahwa Tuhan melihat dan peduli. Ia adalah pembela dan pelindung kita. Maka bergantung pada-Nya, karena tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena Dia adalah sumber segala berkat dan perlindungan kita. Tanpa Tuhan, segala usaha kita akan sia-sia. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 132:1+2
Ai ambit lang do Ham, parholong atei Ham huja ma au?
Halani holong-Mu ampakon layak-Mu, hu surga au.
Tarima kasih ma Bamu, o Naibata parlayak Ham!
Sibahen dalan in marhitei Jesus in hu surga in.
6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS