1. Doding: Haleluya No. 205:1+3
Hata ni Jahowa, Sipadamei jolma hagoluhan in.
In malas ni uhur, na mangapoh uhur na marhoru in.
Gogoh ni Naibatangkin, paluahkon na porsaya humbai ganup dousa.
Domma ipasirsir idopni uhur-Ni, ‘ge layak-Ni rup.
Domma matei Kristus, domma dob itobus hita haganup;
Sangap ma bai Naibata na porsaya bai Hata-Ni in pagoluhon-Ni.
2. Tonggo
3. Ayat harian: Hosea 8:12
“Marlaksa-laksa pe titah-Ku Husuratkon bani, ihira sidea do ai songon podah na ganjil.”
“Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pernahkah anda bertemu atau berbicara dengan orang bebal? Atau, pernahkah anda bertemu dan berbicara dengan orang yang sulit dinasihati, dan tidak mau mendengar nasihat, serta sulit diberi penjelasan? Tentu, sulit rasanya berurusan dengan orang seperti ini. Kadang kita merasa sedih ketika mendengar ada orang atau sahabat yang mengulangi kesalahan yang sama, lagi dan lagi. Dalam Alkitab, istilah “bebal” sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang keras kepala dan sulit menerima nasihat atau kebenaran. Orang semacam ini dalam Alkitab biasanya digambarkan sebagai mereka yang menolak hikmat dan pengertian, serta terus berjalan dalam jalan yang salah.
Situasi yang sama pernah terjadi dalam kehidupan Israel pada zaman nabi Hosea. Tuhan telah memberikan pengajaran (Torah) sebagai penuntun bagi orang Israel. Torah menjelaskan identitas dan alasan mereka dipilih dari antara segala bangsa. Torah memberikan batas-batas dalam kehidupan agama, sosial masyarakat, dan politik bangsa Israel serta Torah menetapkan cara hidup bangsa Israel. Tetapi sampai kepada zaman nabi Hosea, mereka menyimpang dari jalan yang sudah diberikan Tuhan. Ketika para imam tidak lagi mengajarkan Torah, bangsa Israel tidak lagi mengenal Allah. Dalam Hosea pasal 8 ini dituliskan tentang keruntuhan yang akan dialami oleh bangsa Israel sebagai akibat dari kedurhakaannya. Bagaikan sepasang kekasih, Israel mengeluarkan kata-kata, “Aku mengasihi Engkau.” Akan tetapi, pada saat yang sama Israel berselingkuh dengan ilah lain (Hosea 8:4) dan melakukan berbagai tindak kejahatan (Hosea 8:3). Israel mengabaikan pengajaran dan perintah Tuhan (Hosea 8:1, 12) dengan cara berbuat semau mereka sendiri (Hosea 8:4-6). Mereka juga menodai hubungan dengan Tuhan secara memalukan dan menjijikkan. Itu sebabnya, Tuhan menolak dan merendahkan ibadah mereka (Hosea 8:11a, 13). Ibadah lahiriah itu hanya menambah panjang daftar dosa mereka (Hosea 8:11b) sebab tidak disertai ketaatan (Hosea 8:12).
Dengan demikian, menurut Tuhan, karena Israel sedang menabur dosa maka mereka akan menuai kehancuran dan penghukuman-Nya (Hosea 8:7). Kehancuran Israel akan menjadi kenyataan ketika Raja Asyur menghancurkan mereka tahun 722-723 sM (2 Raj. 17:7-23). Asyur dan Mesir adalah dua negara adikuasa yang silih berganti menjadi andalan Israel. Namun, yang terjadi, justru Israellah yang dihancurkan oleh Asyur. Hukuman itu akan segera terjadi menimpa Israel. Api yang menghanguskan melambangkan murka Allah yang akan datang melalui peperangan yang akan menghanguskan dan memusnahkan setiap kota hingga istana raja. Upaya politik dan ritual keagamaan sekalipun tidak akan menghindarkan mereka dari kehancuran. Mereka menjadi bangsa yang terbuang di antara bangsa-bangsa. Seruan dan kurban persembahan mereka pun akan ditolak oleh Allah, sehingga apa pun yang mereka lakukan akan menjadi percuma.
Kiranya pengalaman umat Israel di zaman nabi Hosea menjadi peringatan bagi kita. Firman-Nya bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan, dan mendidik orang dalam kebenaran. Melawan firman itu berarti membawa diri sendiri ke dalam kesusahan dan penghukuman yang sangat berat. Hidup kita akan menjadi berkat ketika kita terus-menerus menghidupi Firman Tuhan dan berjalan pada jalan keselamatan yang disediakan Tuhan. Biarlah semua Firman dan Taurat Tuhan menjadi kesukaan bagi kita, seperti tertulis dalam Yeremia 15:16, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.” Amin.
5. Doding: Haleluya No. 341:2-3
Sai huondoskon ma nuan, ‘ge diringkon Bamu Tuhan.
Pandilo-Mu hubangku on, sai hubalosi do tongtong.
Tuahkin ari in sanggah isasap dousangkin.
Ai ipatalar dalankin janah iungkap uhurhin.
Tuahkin ari in sanggah isasap dousangkin.
Sai sonang do pangahapkin, anggo hujolom Hata-Niin.
Sai na totap do uhurhin, ai huhaposi Tuhankin.
Tuahkin ari in sanggah isasap dousangkin.
Ai ipatalar dalankin janah iungkap uhurhin.
Tuahkin ari in sanggah isasap dousangkin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS