1. Doding: Haleluya No. 25:1-3
Pasu-pasu Ham ma, ale Tuhannami.
Sai sondangkon bohiMu, bai na humpul on ganup.
Bere Ham bannami damei ari-ari.
Sai pasaor ma TonduyMu bai na humpul on ganup.
Amen hatanami ale Tuhannami,
Siparholong atei in sangap ma bai GoranMu.
2. Tonggo
3. Ayat harian: Heber 11:1
“Ia haporsayaon, ai ma tenger ni uhur bani siarapkononkon, ampa na mambahen torang pasal na so nididah.”
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
seberapa penting iman dalam kehidupan kita? Suatu hari, sebuah kampung mengalami kesulitan yang besar. Sudah tiga bulan hujan tidak turun di kampung itu. Kesulitannya adalah karena tidak ada lagi air yang dapat membasahi tanaman warga kampung. Jika tanaman mereka menjadi kering, itu artinya tidak akan ada panen di musim panen berikut. Jika tidak ada panen, itu artinya kerugian besar melanda warga kampung. Jika terjadi kerugian besar, maka logistik dan kelangsungan hidup di kampung itu pun menjadi terancam. Oleh karena itu, sejumlah besar warga kampung berinistiatif mendatangi rumah ketua Majelis Jemaat. Kedatangan mereka adalah untuk mendesar agar ketua Majelis Jemaat segera mengundang Pendeta dan mengadakan KKR di kampung itu. Tujuannya sudah jelas, yaitu untuk berdoa kepada Tuhan agar hujan segera turun di kampung itu. Akhirnya, ketua Majelis Jemaat menanyakan perihal tersebut kepada seluruh warga kampung. Hasilnya, tidak ada satu orang pun yang menolak. Maka, Pendeta pun diundang dan KKR segera dilaksanakan.
Tibalah pada hari yang ditentukan. Seluruh petugas ibadah telah bersiap sedia untuk melayani KKR tersebut. Ibadah diawali dengan menyanyikan lagu-lagu pujian yang diiringi dengan doa-doa. Seluruh warga kampung yang menghadiri KKR tersebut sangat antusias bernyanyi dan berdoa kepada Tuhan. Tidak sedikit dari mereka yang menangis, bahkan sampai terisak. Ini dapat dimaklumi, mengingat betapa pentingnya hujan turun di kampung mereka, untuk membuat tanaman bertumbuh, berkembang, dan berbuah lebat. Tanpa menunda waktu, pemimpin ibadah mengundang Pendeta untuk memulai khotbahnya, sebelum nantinya akan diakhiri dengan doa syafaat dan berkat oleh Pendeta. Saat naik ke panggung yang telah disediakan, Pendeta mengawali khotbahnya dengan menyapa seluruh warga kampung yang hadir dalam KKR tersebut. Setelah itu, ia pun mulai bertanya, “Bapak dan ibu yang hadir, apakah bapak dan ibu percaya bahwa setelah kita selesai berdoa nanti, maka Tuhan akan mendatangkan hujan ke kampung kita?” Seluruh warga kampung menjawabnya, “Percaya!”
Lalu, Pendeta bertanya untuk kedua kalinya, “Bapak dan ibu yang dikasihi Tuhan, apakah saudara percaya bahwa Tuhan akan mendatangkan hujan di kampung kita ini setelah kita selesai berdoa bersama-sama?” Lagi-lagi, warga kampung serentak menjawab, “Kami percaya!” Lalu untuk ketiga kalinya, Pendeta semakin bersemangat bertanya, “Saudara-saudari sekalian, apakah kalian semua percaya bahwa Tuhan kita akan mendatangkan hujan di kampung kita ini setelah kita berdoa kepadaNya?” Kali ini jawaban warga kampung semakin menjadi-jadi, “Percayaaa!!” “Kalau begitu,” kata Pendeta, “Siapa dari bapak dan ibu yang membawa payung, jas hujan, atau mantel? Silahkan angkat tangannya!” Perlahan-lahan, situasi menjadi sepi. Tidak ada satu orang pun yang mengangkat tangannya. Namun, Pendeta sekali lagi bertanya kepada semua warga kampung yang hadir, “Adakah dari bapak dan ibu yang sekarang membawa payung atau jas hujan?” Ternyata, situasi tetap sunyi. Tidak ada satu jawaban pun dari warga kampung yang hadir. Lalu, Pendeta pun menutup khotbahnya dengan mengatakan, “Kalau begitu, mari kita pulang saja. KKR ini tidak ada artinya. Tuhan tidak membutuhkan iman yang setengah-setengah.”
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
jika kita tidak pernah berharap dan hanya percaya kepada segala sesuatu yang telah kita lihat, maka iman tidak ada di situ. Amin.
5. Doding: Haleluya No. 217:1-2
Haganupan na sauhur, mangindahi damei in.
Dompak Jesus na pabulus holongni uhurta in.
Ai Tuhanta do ulunta, hita pagoriNi in,
Tuhan Jesus do gurunta, hita susianNi in.
Tonggor idop ni uhurNi, na bagas, na gijang in;
Sai tandai ma holongNi, seng tarsibar ganup in.
Iparorot Naibatanta, Bapa na tarsulur in.
Pakon Jesus pe, Tuhanta, hita na porsaya in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS